Ganggang merah tidak hanya bisa dikonsumsi atau produk kosmetik, bukti penelitian ilmiah menyatakan ia memiliki senyawa yang bisa mencehah virus corona menempel di mukosa hidung. Ini bisa memberikan perlindungan tambahan selama pandemi COVID-19.
Sebelumnya, tahukah Anda bila human coronavirus termasuk salah satu virus yang kerap menyebabkan selesma (pilek, bersin, hidung tersumbat)? Eccles R, di jurnal Lacet (2005) menjelaskan selesma dan flu sebagian besar oleh rhinovirus (30-50%), human coronavirus (10-15%), dan virus influenza (5-15%).
Data juga menyatakan orang dewasa mengalami flu, batuk atau pilek 4-6 kali per tahun (absen bekerja 40%), sementara anak-anak yang daya tahan tubuhnya belum sebaik orang dewasa 6-8 kali per tahun (absen sekolah 30%).
“Penyakit yang disebabkan oleh virus pada dasarnya adalah self-limiting disease, alias bisa sembuh sendiri karena tubuh mempunyai imunitas yang akan melawannya. Pengobatan adalah dengan mengatasi gejala,” kata dr. Rini Cendika Medical Affairs Manager Mundipharma Indonesia.
Pada pandemi COVID-19, “Reservoir dan jalan masuk COVID-19 adalah nasofaring dan orofaring (bagian tenggorok di belakang hidung dan mulut). Literatur menyebutkan semprot hidung bisa membantu mencegah penularan virus corona,” katanya.
Ganggang merah, tambah dr. Rini, mengandung zat Iota-Carrageenan (IC), yang adalah polisakarida alamiah dengan berat molekul tinggi. Ganggang merah telah dipakai lebih dari 1600 tahun untuk mengobati selesma dan batuk di Irlandia.
IC merupakan salah satu carrageenan yang memiliki efek antivirus terhadap beberapa virus berselubung, seperti rhinovirus. FDA (Food and Drug Administration) menyatakan iota-carrageenan dari ganggang merah aman digunakan.
Cara kerjanya adalah ketika cairan IC disemprotkan ke hidung, akan membentuk lapisan kental mucoadhesive di rongga hidung. “Lapisan kental tersebut membuat partikel virus terperangkap dan mencegah virus menempel pada sel mukosa hidung,” tutur dr. Rini. “Ini bisa dilakukan sebagai perlindungan tambahan selama pandemi.”
Riset Leibbrandt A, et al (diterbitkan di jurnal PloS one 2010) membuktikan bila aktivitas antivirus IC efektif pada human rhinoviruses, human coronavirus, respiratory syncytial virus, virus influenza (H1N1, H5N1, dll). Konsentrasi iota-carrageenan 1,2 mg/mL aman dan efektif pada manusia.
Analisa dari berbagai studi fase III menyatakan rata-rata terjadi penurunan durasi sakit flu dan selesma hingga 2 hari pada 126 pasien yang diberikan IC 3 kali sehari, selama 7 hari. Terjadi pengurangan lebih dari 99% jumlah virus (rhinovirus, coronavirus dan virus influenza A) dari sekresi hidung.
Saat ini sedang berlangsung penelitian di Vienna General Hospital / Medical University of Vienna, Italia, tentang penggunaan ekstrak ganggang merah tersebut pada virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi COVID-19.
“Berdasarkan cara kerjanya, iota-carrageenan sebagai semprot hidung dapat menjadi alternatif perlindungan tambahan untuk rongga hidung selama wabah. Karena salah satu cara kerjanya yang menurunkan jumlah virus di rongga hidung secara non-sistemik (tidak terserap dan diedarkan ke seluruh tubuh),” tutup dr. Rini. (jie)