tanaman hebal efektif untuk pengobatan diabetes dan hipertensi

Banyak Diteliti, Tanaman Herbal Ini Efektif Pengobatan Diabetes dan Hipertensi

Sebagian orang merasa lebih aman dan nyaman minum obat berbahan herbal, karena dianggap minim efek samping dibandingkan obat kimia. Saat ini obat herbal telah dikembangkan lebih maju menjadi Obat Modern Asli Indonesia (OMAI). Bahkan dalam banyak penelitian tanaman hebal OMAI ini efektif dalam pengobatan diabetes dan hipertensi.

Teknologi memungkinkan tanaman herbal diolah menjadi OMAI. Apt. C. Mora Yudiatmoko, S.Farm, Medical Affairs PT Dexa Medica menjelaskan, OMAI diproduksi berdasarkan uji klinis, dan telah terbukti efektif serta aman untuk pasien.

“Bahkan obat-obatan fitofarmaka (‘kasta’ tertinggi OMAI) telah diusulkan masuk dalam program JKN,” kata Mora, dalam Seminar Kefarmasian, Kamis (7/10/2021).

Tanaman herbal dalam OMAI dibedakan menjadi tiga. Jamu merupakan tingkatan pertama (terendah). Khasiatnya berdasarkan empiris (pengalaman) turun temurun secara tradisional. Standarisasi kandungan kimianya belum disyaratkan.

Kedua adalah obat herbal terstandar (OHT). Ini merupakan obat berbahan herbal yang bahan bakunya telah distandarisasi, dan diproduksi di fasilitas modern sesuai kaidah CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik). Klaim khasiatnya telah dibuktikan secara ilmiah, melalui uji praklinis menggunakan hewan di lab.

Ketiga adalah fitofarmaka. Ini sudah dikategorikan sebagai obat, bukan jamu atau suplemen. “Khasiatnya berdasarkan uji farmakologis, uji toksisitas pada hewan dan uji klinis pada manusia,” tutur Mora.

Penggunaan fitofarmaka berbahan tanaman herbal asli Indonesia bisa turut mengurangi kebutuhan akan impor bahan baku obat.

Dalam ranah penyakit diabetes dan hipertensi, tanaman herbal ini telah banyak diteliti dan terbukti efektif dalam pengobatan diabetes dan hipertensi:

1. Bungur (Lagerstroemia speciosa)  

Tanaman yang disebut juga dengan banaba ini telah lama digunakan sebagai obat tradisional, salah satunya sebagai anti diabetes.

“Tanaman ini mengandung senyawa fitokimia seperti asam corosolic, lagerstroemin, flosin B dan reginin A. Largerstroemin yang merupakan senyawa elagitannin banyak diteliti karena diketahui berefek menurunkan kadar gula darah,” terang Mora.

Riset Toshihiro Miura, dkk, menulis semakin banyak bukti yang melibatkan penelitian pada hewan dan manusia menunjukkan bahwa ekstrak daun bungur memberikan efek antidiabetes dan antiobesitas.

“Ada bukti kuat yang menunjukkan bahwa asam corosolic serta ellagitanin bertanggung jawab atas efek ini. Asam terpen polisiklik lainnya seperti asam oleanolat dan asam valoneat juga dapat berkontribusi pada efek antihiperglikemik (penurunan gula darah),” tulis mereka dalam jurnal Evidence Based Complementary Alternative Medicine.

2. Kayu manis

Kayu manis (Cinnamomun burmanii) merupakan tanaman asli Asia, khususnya Indonesia. Telah dilakukan berbagai penelitian mengenai manfaat kayu manis bagi penyandang diabetes mellitus (DM) tipe 2.

Studi tahun 2003 oleh Khan A, dkk, di Pakistan menemukan bahwa konsumsi kayu manis sebanyak 1, 3, atau 6 gram per hari menurunkan gula darah, trigliserida (asam lemak dalam darah), LDL (kolesterol “jahat”) dan total kolesterol pada penyandang DM 2.

Peneliti menyimpulkan bahwa konsumsi kayu manis akan menurunkan gula darah dan risiko komplikasi kardiovaskular (serangan jantung dan stroke) yang berkaitan dengan diabetes.

Proanthocyanidin merupakan jenis polifenol kayu manis yang spesifik memiliki efek mirip insulin. Zat ini menyelinap ke dalam sel dan mengaktifkan reseptor insulin. Sensitivitas insulin akan meningkat dan level glukosa membaik, sel bisa menggunakan energi dari gula.

3. Daun zaitun

Kita telah lama mengenal tanaman zaitu punya banyak manfaat kesehatan, terutama dalam minyaknya. Daun zaitun (Olea europaea folium) dalam jurnal Annals of Nutrition and Metabolism disebutkan memiliki polifenol utama – disebut oleuropein – yang juga adalah antioksidan.

Oleuropein dalam beberapa penelitian memiliki efek farmalogi luas, bermanfaat sebagai anti-aritmia, spasmolitik, imunostimulan, pelindung jantung, penurun tekanan darah, hingga antiradang.

“Studi terbaru oleuropein terkait efek penurunan tekanan darah adalah dengan melindungi hipotalamus  dari stres oksidatif dengan meningkatkan fungsi mitokondria,” kata Mora.

Riset menunjukkan pemberian ekstrak daun zaitun (Tensifit) 500 mg 2x sehari efektif menurunkan tekanan darah sistolik (saat jantung memompa) dan tekanan darah diastolik (saat jantung istirahat) pada penderita hipertensi stage 1, dibandingkan dengan captopril (obat hipertensi).

“Sebagian besar pasien hipertensi akan membutuhkan dua atau lebih obat antihipertensi (obat kimia) untuk mencapai tekanan darah yang diinginkan. Sehingga akan meningkatkan efek samping obat dan biaya pengobatan. Oleh karena itu, pengembangan obat herbal yang potensial untuk penanganan hipertensi dapat menjadi alternatif solusi,” pungkas Mora. (jie)

________________________________________________________________________________

Ilustrasi: PublicDomainPictures from Pixabay