Setiap orang mungkin pernah mengalami gusi berdarah. Walau bukan penyakit yang berbahaya, gusi berdarah merupakan tanda awal terjadi peradangan di jaringan penyangga gigi. Bisa juga menandakan masalah lain.
Gusi berdarah akan menyebabkan ketidaknyamanan di rongga mulut dan meningkatkan risiko kerusakan gigi, tetapi juga ada risiko lain. Menurut Mayo Clinic, radang gusi terkait dengan risiko lebih tinggi untuk masalah kesehatan yang serius, seperti penyakit pernapasan, diabetes, penyakit jantung, stroke dan rheumatoid arthritis.
Tetapi apa sebenarnya penyebab gusi berdarah? Matt Asaro, DDS, dokter gigi aesthetic di Los Angeles, AS, menjelaskan bila kebersihan gigi yang buruk adalah penyebab umum gusi berdarah.
Tetapi ada alasan lain penyebab gusi berdarah, ditambah faktor-faktor lain yang mungkin dapat menyebabkan perdarahan.
1. Penyakit gusi
Radang gusi atau gingivitis menimbulkan ritasi dan gusi bengkak. Ini bisa menyebabkan gusi menjadi lebih sensitif dan lebih rentan untuk berdarah saat Anda menggosok gigi, Dr. Asaro menambahkan.
Gingivitis umumnya disebabkan oleh kebersihan rongga mulut yang buruk, misalnya akibat tidak menggosok gigi dengan benar atau malas menggosok gigi. Memudahkan terjadinya penumpukan plak.
Plak merupakan lapisan bio film yang berisi koloni bakteri. Begitu mereka berkoloni akan menghasilkan toksik dan bisa menyebabkan radang gusi.
Gusi berdarah saat menyikat gigi merupakan tanda awal radang gusi. Dan bila dibiarkan, ini akan menyebabkan infeksi gusi serius, bahkan bisa menyebabkan gigi tanggal.
2. Menyikat gigi terlalu keras
Menyikat gigi terlalu agresif atau menggunakan sikat gigi berbulu kasar berisiko mengiritasi gusi, membuatnya lebih mudah berdarah, kata Dr. Asaro.
“Masalah lebih mungkin terjadi jika gusi Anda radang akibat gingivitis, karena gusi yang radang lebih rentan terhadap perdarahan,” lanjutnya.
3. Perubahan hormon selama kehamilan
Perubahan hormon selama kehamilan dapat menyebabkan efek yang tidak terduga pada tubuh. Salah satu yang paling umum adalah gusi berdarah, yang mempengaruhi sekitar 75% ibu hamil, menurut Cleveland Clinic.
Baca: Cegah Tumor Gusi pada Ibu Hamil
Perubahan hormon tersebut mempengaruhi kemampuan tubuh melawan bakteri mulut, yang bisa memicu peradangan sementara, gingivitis dan gusi berdarah.
4. Anda menggunakan obat pengencer darah
Obat pengencer darah seperti heparin, warfarin atau aspirin dapat meningkatkan risiko gusi berdarah.
Perdarahan biasanya akan segera berhenti. Tetapi jika tidak, konsultasikan dengan dokter Anda. Mungkin perlu membuat perubahan pengobatan atau mencari alternatif untuk menjaga kesehatan mulut Anda.
5. Kekurangan vitamin
Kekurangan vitamin C atau vitamin K bisa membuat Anda lebih berisiko mengalami gusi berdarah.
Biasanya hanya dengan mencukupi asupan kedua vitamin tersebut, masalah gusi berdarah bisa teratasi. Disarankan konsumsi vitamin C antara 75 – 90 mg per hari, bisa melalui sayur dan bauah, atau suplemen.
Sedangkan untuk vitamin K, angka kebutuhan gizi yang direkomendasikan adalah 90 – 120 mikrogram per hari. Bisa didapatkan dari sayuran hijau, brokoli, kacang kedelai atau buah labu.
6. Baru mulai menggunakan benang gigi
American Dental Association (ADA) menyebutkan gusi mungkin sedikit berdarah jika Anda baru menggunakan benang gigi, karena mereka tidak terbiasa dengan tekanan dari benang gigi.
Perdarahan akan hilang dalam seminggu atau lebih jika gusi Anda mulai sehat. Jika tidak, itu bisa menjadi tanda radang gusi. (jie)
Baca juga: Bahaya di Balik Gusi Berdarah