Saat hamil, terjadi perubahan hormonal yang memunculkan keluhan mual muntah, yang membuat ibu hamil (bumil) jadi malas merawat kesehatan/kebersihan gigi dan mulut. Sementara itu, perubahan kadar hormon estrogen dan progesteron membuat gusi lebih sensitif. Tumpukan plak di gusi mudah menyebabkan gusi meradang. “Lupa gosok gigi sekali saja besoknya gusi bisa radang,” ujar drg. Mira Madjid, MPH, Sp.Perio dari RS Bunda Jakarta. Pada ibu yang sebelum hamil sudah mengalami gingivitis, “Biasanya akan tambah parah.”
Radang gusi yang tidak ditanggulangi bisa membesar, menonjol, bahkan berbentuk seperti tumor. Ini sebenarnya radang gusi yang teriritasi; plak makin banyak, sehingga membesar jadi tumor jinak. Sekitar 30 - 40 % ibu hamil mengalaminya. “Tumor bisa mengecil saat infeksi teratasi dan kebersihan gigi/mulut terjaga,” tambah drg. Mira.
Gusi berdarah pada bumil menimbulkan berbagai risiko terhadap kesehatan: gigi goyang atau tanggal, hingga infeksi pada janin. Bakteri dari gusi bisa ikut aliran darah masuk ke dalam rahim, menyebabkan peningkatan prostaglandin, hormon yang mengatur kontraksi otot halus. Akhirnya terjadi kelahiran prematur, dengan bayi berat lahir rendah (BBLR). “Bayi lahir belum cukup bulan risikonya besar. Imunitasnya belum terbentuk, fungsi paru-parunya belum sempurna dan lainnya,” ujar drg. Mira.
Upaya pencegahannya sederhana:
- Jangan pernah absen menyikat gigi. Gunakan sikat gigi berkepala kecil agar dapat menjangkau geraham belakang. Pilih sikat gigi berbulu halus agar tidak melukai gusi.
- Gunakan benang gigi (dental floss) atau alat penyikat sela-sela rongga gigi (interdental brush).
- Pada saat menyikat gigi dan berdarah, dianjurkan berkumur menggunakan air garam hangat atau air daun sirih hangat sebagai bahan antiseptik alami. Jika lebih senang menggunakan obat kumur, pilih yang non alkohol.
- Jika radang gusi tidak juga sembuh, segera ke dokter gigi untuk mendapatkan perawatan yang sesuai.
- Perbanyak makanan tinggi vitamin C dan B12 untuk meningkatkan kesehatan gusi. (jie)