Penonton berdecak kagum menyaksikan pembalap saling menyalip di tikungan sirkuit MotoGP Mandalika, dengan kecepatan sangat tinggi dan tubuh miring nyaris sejajar dengan aspal. Pada tikungan yang sangat tajam pun, salip menyalip tetap terjadi membuat jantung penonton seperti mau copot.
Menyalip di tikungan dengan kecepatan tinggi, para pembalap sebenarnya sedang menantang maut. Tak terbayangkan akibatnya, bila pembalap sampai bersenggolan dalam kecepatan 300 km/jam. Atau terjadi kecepakaan di tikungan, seperti dialami Marc Marquez pembalap Repsol Honda dalam sesi latihan. Meskin sedih karena tak dapat ikut berlaga, dia beruntung tidak cedera parah.
Marquez hanya mengalami gegar otak ringan, dan masih dapat melakukan aktivitas seperti biasa; kecuali membalap. Keselamatan sang pembalap, tak lain karena ia memakai “baju perang”. Seperti dikutip dari laman FB MotoGP dan sumber lain, yang dikenakan pembalap mulai ujung rambut sampai ujung kaki, terbuat dari bahan-bahan khusus, dilengkapi elemen-elemen pengaman /pelindung, dengan disain yang tetap enak dipakai.
Pakaian Perang Pembalap Motor
Mengenakan “pakaian perang” dengan berat sekitar 15 kg, para pembalap aman dan terlindung saat terjadi senggolan atau terlempar dari sirkuit. “Baju perang” menjadi standar saat berlaga; bahkan sejak sesi pemanasan.
1. Helm
Helm berbobot sekitar 1,5 kg, atau sekitar 10% dari berat total “baju perang” pembalap yang beratnya 15 kg. Helm merupakan alat pelindung kepala, dengan standar tersendiri. Helm full-face memiliki level proteksi tertinggi, tanpa meninggalkan unsur kenyamanan bagi pemakainya/pembalap.
2. Lempengan pengaman
Pakaian khusus yang dikenakan pembalap, dilengkapi banyak elemen pengaman. Sejumlah lempengan terpasang di seluruh baju pembalap, yang dimaksudkan untuk meredam getaran bila terjadi crash.
Desain “baju perang” pembalap didesain begitu rupa, agar bagian-bagian vital pembalap terlindungi. Di sisi lain, pembalap masih dapat bergerak leluasa ketika berjalan mau pun saat memacu sepeda motor dengan kecdepatan sangat tinggi.
3. Airbag
Sejak 2018, pihak MotoGTP menerapkan teknologi airbag yang dipasang dalam pakaian pembalap. Airbag ini merupakan teknologi paling mutakhir yang digunakan, demi keamanan para pembalap. Airbag dirancang untuk secara otomatis mengembang, hanya beberapa milidetik setelah pembalap terjatuh dari sepeda motor, untuk meredam dampak benturan.
Komponen airbag diletakkan di bagian dada dan lengan, dilengkapi sensor untuk membedakan benturan akibat terjatuh atau senggolan dengan pembalap lain.
4. Pelindung lutut dan siku
Pelindung lutut dan siku wajib dikenakan para pembalap. Perangkat pelindung ini dibuat menyatu dengan pakaian pembalap. Perangkat ini dapat melindungi pembalap dari benturan, sekaligus melindungi lutut dan siku dari suhu tinggi yang terjadi karena gesekan dengan aspal. Saat di tikungan, untuk menyalip atau agar sepeda motor tetap melaju kencang, para pembalap melakukan manuver dengan memiringkan tubuh beserta kendaraannya sedemikian rupa. Tak terhindarkan, siku dan terutama lutut pembalap yang bergesekan dengan aspal, perlu dilindungui secara optimal.
5. Sarung tangan, sepatu
Kedua tangan dan kaki akan dimanfaatkan secara optimal, untuk memacu dan mengendalikan sepeda motor saat balapan. Sarung tangan pembalap memiliki sejumlah elemen pelindung, dimaksudkan agar semua jari pembalap terlindungi secara maksimal. Sarung tangan dilengkapi sejenis material karbon, untuk melindungii tangan dan jari jemari pembalap saat terjadi crash.
Adapun sepatu balap (sepatu boot) memiliki daya tahan 3 kali lebih kuat dari sarung tangan (gloves). Terbuat dari bahan plastik kkhusus, biasanya sudah aus dalam sekali sesi latihan, kualifikasi dan balapan. Dilengkapi bahan aluminium di bagian yang cukup besar gesekannya, seperti bagian jari tengah sampai kelingking, kiri dan kanan.
Sarung tangan dan sepatu boot, didesain sedemikian rupa agar tetap nyaman dikenakan pembalap, serta tidak menghambat atau menghalangi gerakan-gerakan yang harus dilakukan selama berpacu di sirkuit.
6. Baju balap
Saat ini, berbagai teknologi telah diterapkan di pakaian pembalap. Pakaian terbuat dari bahan kulit khusus yang mampu menahan gesekan, yang kekuatannya 10 kali dibandi bahan jins. Dilengkapi pelindung yang dapat menyerap atau meminimalisir efek benturan di bagian pundak, siku tangan, lutut dan kaki bagian depan.
7. “Punuk unta”
Yang tampak aneh dari “baju perang” pembalap, tampak ada yang menonjol di bagian belakang (punggung), yang mirip punuk unta. Selain untuk melindungi bagian belakang tubuh pembalap, “punuk” dimaksud berisi air minum. Dimaksudkan agar pembalap tidak dehidrasi selama balapan.
Air minum di punuk buatan jumlahnya 300 ml, kira-kira setara minuman dalam kaleng, atau hampir 1,5 kali gelas plastik air mineral. (sur)