Banyak yang kecewa, Marc Marquez tak bisa ikut berlaga di MotoGP Mandalika 2022, Minggu 20 Maret kemarin. Pembalap Repsol Honda ini mengalami gegar otak ringan pada sesi pemanasan, karena jatuh terpental dari sepeda motornya. Marc Marquez mengalami high side, yang membuat tubuhnya terlempar ke udara dan mendarat lumayan keras.
Sesuai peraturan, atlet yang mengalami cedera traumatik tidak diizinkan melanjutkan lomba atau pertandingan. Para ahli umumnya memberi rekomendasi, atlet yang diduga mengalami gegar otak untuk tidak beraktivitas, karena berisiko kondis yang dialami dapat lebih parah. Terlebih, menurut catatan, kecelakaan di sirkuit Mandalika adalah kecelakaan keempat yang dialami Marc Marquez.
Seperti dilansir dari Mayo Clinic, gegar otak akan mempengaruhi fungsi otak seseorang. Menyebabkan sakit kepala, masalah konsentrasi, memori, keseimbangan dan koordinasi. Gegar otak juga dapat menyebabkan hilang kesadaran, bahkan meninggal dunia.
Gejala gegar otak
Benturan keras di kepala secara tiba-tiba, karena jatuh dan membentur benda keras seperti dialami Marc Marquez, kecelakaan lalu lintas dan lain-lain, dapat menyebabkan perdarahan di dalam atau sekitar otak. Benturan keras dapat menyebabkan otak bergerak ke dinding bagian dalam tengkorak.
Gegar otak bisa tidak menampakkan gejala, tergantung kejadian dan kondisi penderita. Gejala yang tidak tampak bisa berlangsung beberapa hari, beberapa minggu, atau lebih lama. Gejala yang dapat dirasakan antara lain:
- Sakit kepala
- Telinga mendengung
- Mual muntah
- Merasa lelah
- Pengelihatan buram
- Hilang kesadaran
- Bicara tidak jelas
- Tidak segera dapat menanggapi pertanyaan
- Bingung
- Berkali-kali melontarkan pertanyaan/ perkataan yang sama
Beberapa hari setelah mengalami gegar otak, penderita dapat mengalami gejala:
- Gangguan konsentrasi dan memori
- Emosi tinggi
- Peka pada cahaya dan suara bising
- Gangguan tidur
- Depresi
Komplikasi gegar otak
Gegar otak dapat menyebabkan komplikasi:
- Sakit kepala pasca benturan. Biasa terjadi sampai 7 hari setelah cedera.
- Vertigo post-traumatic, bisa terjadi selama berbulan-bulan.
- Sebanyak 15-20 persen penderita gegar otak, sulit berpikir, pusing, dan sakit kepala terus menerus sampai 3 minggu.
- Lebih dari 3 bulan, masuk kategori persistent post-concussive symptoms.
- Mengalami second impact syndrome (gegar otak kedua) saat gejala pertama belum pulih.
- Pembengkakkan otak.
Di Amerika Serikat 1,7 juta orang setahun mengalami cedera kepala; termasuk gegar otak. Sekitar 3 persen di antaranya meninggal. Dapat terjadi, gejala cedera kepala lebih sedikit terlihat daripada cedera di bagian tubuh lain.
Luka pada kepala dapat disebabkan bermacam hal: jatuh, tabrakan atau kecelakaan lalu lintas, kecelakaan di rumah atau di tempat kerja atau karena tindak kejahatan. Di Amerika Serikat, penyebab cedera kepala umumnya karena terjatuh dan kecelakaan lalu lintas.
Kegiatan olahraga juga dapat menjadi penyebab cedera kepala. Misalnya bersepeda, basket, baseball, softball atau sepak bola. Penyebab tersering cedera kepala adalah olahraga beladiri. Statistik juga menunjukkan, kendaraan untuk rekreasi seperti mini-bike, go-kart dan dune buggies, banyak menyebabkan kecelakaan yang mengakibatkan cedera kepala; ringan atau berat.
Terapi dan perawatan
Mengalami gegar otak atau cedera kepala lain, sebaiknya segera memeriksakan diri ke UGD rumah sakit terdekat. Di UGD selalu ada dokter dan paramedis, yang akan segera menangani pasien dengan cedera kepala.
Dari UGD biasanya pasien dirujuk ke dokter spesialis saraf, yang memang memiliki kompetensi dalam menangani masalah saraf dan otak. (sur)