Tidur merupakan kebutuhan, bukan sekedar istirahat. Sayangnya orang kerap menganggap remeh manfaat tidur.
Manusia membutuhkan tidur untuk pembentukan sel-sel baru, perbaikan sel tubuh yang rusak, mengistirahatkan organ maupun menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh.
Sebagai kebutuhan yang teratur, tidur akan memulihkan energi, khususnya di otak dan sistem saraf. Pada waktu tidur, kita menutup mata, pupil mengecil, otot melemas, denyut jantung melemah, tekanan darah turun dan metabolisme melambat.
Perlu diketahui, semua makhluk hidup mempunyai ‘irama’ kehidupan yang sesuai dengan beredarnya waktu dalam siklus 24 jam. Dikenal dengan irama sirkadian. Manusia memakai sepertiga waktunya untuk tidur. Pada bayi baru lahir total waktu tidur 16 -20 jam / hari, di masa anak-anak menjadi 10 -12 jam, menurun 9 – 10 jam/hari saat usia > 10 tahun. Dan sekitar 7 – 8 jam / hari pada orang dewasa.
Kondisi tidur normal sayangnya tidak selamanya dirasakan oleh seseorang yang akan tidur. Gangguan / kesulitan tidur kerap muncul, baik saat di awal/ menjelang tidur, atau ketika tidur berlangsung. Akibatnya, tidur dengan ‘tenang’ pun sulit dicapai.
“Sebetulnya kita tidak perlu tidur yang panjang, tetapi tidur yang berkualitas. Yaitu tidur lelap tanpa mimpi,” ujar dr. Rimawati Tedjasukmana, Sp.S, RPSGT, dari RS Medistra, Setiabudi, Jakarta Selatan.
Tahapan tidur
- Pada permulaan tidur, denyut jantung melambat dan menjadi stabil, napas pendek dan teratur. Tahap ini berlangsung dari 10 detik hingga 10 menit. Kadang disertai sensasi seperti jatuh; menyebabkan kita tersentak bangun. Keadaan ini dinamakan tidur tahap pertama (gelombang alfa).
- Tahapan kedua ditandai adanya gelombang otak theta, yakni tidur dengan mimpi. Pada tahap ini gerakkan dan ketegangan otot semakin turun, berlangsung sekitar 10 -20 menit menandai permulaan tidur yang sebenarnya. Seseorang biasanya tidak dapat merespon rangsang dari luar. Rata-rata bila terbangun pada tahap ini akan merasa betul-betul telah tertidur.
- Setelah 20 -30 menit, kita memasuki tahap ketiga, yakni kombinasi theta dan delta.
- Segera setelah itu memasuki tahap keempat, di mana gelombang theta hilang sama sekali. Hanya ada gelombang delta. Disebut juga tidur lelap tanpa mimpi. Relaksasi otot terjadi sepenuhnya, tensi turun, denyut nadi dan pernapasan melambat. Pasokan darah ke otak berada pada batas maksimal. (puj)
Baca juga: