Stroke identik dengan lansia (lanjut usia). Lalu, silent killer ini menyerang usia 40-an. Kini, banyak orang berusia < 40 tahun yang rentan stroke. Ini adalah usia produkti. Bayangkan akibatnya pada keluarga jika seorang suami mengalami stroke di usia produktif.
Menurut dr. Ardian J Saputra, SpJP dari Rumah Sakit Gading Pluit, Jakarta, penyebab utama stroke adalah hipertensi (tekanan darah tinggi) yang dipicu tingginya konsumsi garam. Makanan modern seperti burger dan fastfood lainnya, tanpa disadari kadar garamnya sangat tinggi.
Center for Disease Control and Prevention (CDC) dalam Annals of Neurology, edisi September 2011 menulis, di Amerika Serikat remaja dan dewasa muda yang terserang stroke bukan lagi hal yang aneh. Data di Negara itu menunjukkan, jumlah penderita usia 15-44 tahun yang menjalani perawatan di rumah sakit khusus stroke melonjak lebih dari sepertiga, antara tahun 1995 dan 2008.
Penelitian menunjukkan, jumlah pasien stroke iskemik (karena penyempitan pembuluh darah oleh plak atau gumpalan darah) meningkat 31% pada usai 5 -14 tahun. Meningkat 30% pada usia 15 – 34, dan peningkatan terbesar, 37%, terjadi di usia 35-44 tahun.
Stroke tidak serta merta terjadi. Ibarat menikmati makanan, stroke adalah after taste-nya. Stroke sering didahului penyakit lain. Selain dipicu hipertensi, juga karena obesitas dan diabetes tipe 2. Diperburuk dengan kebiasaan merokok sejak remaja.
Kegemukan menyebabkan pembuluh darah menyempit karena timbunan plak/ kolesterol. Diabetes meningkatkan radikal bebas dalam darah. Ini berisiko terjadinya pengerasan pembuluh darah di otak yang akan menghambat bahkan menyumbat aliran darah. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Rokok membuat pembuluh darah tidak elastis hingga plak lebih gampang menempel.
“Ada anggapan, bila teranan darah hanya sedikit di atas normal, tak perlu ditakuti dan diobati. Keliru. Makin dini tekanan darah dikendalikan, akan mencegah komplikasi di otak, ginjal dan jantung.Tekanan darah harus rutin diukur, karena walau pun tinggi kadang tidak terasa,” ujar dr. Adrian.
Penelitian pada usia menengah dan dewasa menunjukkan, mereka yang rajin mengonsumsi buah, sayur dan produk susu yang tinggi potasium berisiko lebih rendah menderita stroke. Menaikkan 1.000 mg potasium/hari, dapat menurunkan resiko stroke 11% dalam 5-14 tahun ke depan.
Makanan tinggi potasium antara lain kacang-kacangan, buah (pisang, alpukat, jeruk, dll), sayuran hijau dan susu rendah lemak. Dan jangan lupa: olahraga. (jie)