Gangguan tidur? Hampir semua orang pernah mengalami yang satu ini. Diperkirakan, setiap tahun 20-40% orang dewasa mengalami sulit tidur, 17% di antaranya mengalami masalah serius.
Insomnia didefinisikan sebagai gangguan tidur dengan gejala-gejala: merasa letih dan lelah sepanjang hari dan terus-menerus mengalami kesulitan untuk tidur. Atau, selalu terbangun di tengah malam dan tidak dapat tidur kembali. Kerap kali, penderita terbangun lebih cepat dari yang diinginkan dan tidak dapat kembali tidur.
Sebagian pakar mengatakan, insomnia bukanlah suatu penyakit tapi hanya penanda bahwa penderita memiliki penyakit fisik atau masalah psikis. Menurut studi Nino Murcia, belum pernah ditemukan insomnia yang hanya disebabkan oleh satu faktor saja. Penyebabnya selalu oleh banyak hal. Setidaknya, ada 4 faktor penyebab insomnia. Yakni, (1) masalah psikologis; (2) penyakit fisik seperti asma, rematik dan penyakit lambung; penggunaan obat-obatan dan alkohol; (3) lingkungan yang mengganggu seperti bising, terlalu panas atau terlalu dingin; (4) kebiasaan buruk.
Data Internasional of Sleep Disorder menyatakan ada banyak hal yang menyebabkan gangguan tidur. Beberapa diantaranya seperti asma, depresi, gangguan pusat pernapasan, kram kaki malam hari, masalah psikologis atau sakit lambung dan pikun.
Dikatakan insomnia jangka pendek, jika keluhan sulit tidur terjadi dalam 1-4 minggu. Menurut Dr. Nurmiati Amir, Sp.KJ, insomnia jenis ini disebabkan stres yang terus menerus atau akibat penyakit akut. Bila mengalami sulit tidur selama lebih dari 4 minggu, bisa jadi insomnia kronis telah menyerang.
“Penyebabnya, karena terjadi perubahan pada struktur kimia otak dan hormon otak, serta terdapat gangguan psikiatrik," ujarnya.
Mengganggu aktivitas
Insomnia yang terjadi berkepanjangan akan berdampak negatif bagi tubuh. Mengakibatkan perubahan-perubahan pada siklus tidur biologik.
“Mudah tersinggung, depresi, kurang konsentrasi dan kelelahan. Akhirnya dapat mempengaruhi keselamatan diri sendiri atau orang lain,” jelas dr. Rimawati Tedjasukmana, Sp.S, RPSGT, dari RS Medistra, Setiabudi, Jakarta Selatan
Insomnia berpotensi besar mengurangi daya tahan tubuh, sehingga berpeluang terhadap munculnya sejumlah penyakit. Fisik dan mental seseorang akan sehat, jika ada keteraturan antara terjaga dan tidur.
Dengan tidur, produksi asam laktat (menimbulkan rasa lelah) akan berkurang. Maka, jika kita tidur normal, saat bangun badan akan terasa segar. Itu karena asam laktat telah terminimalisasi. Sebaliknya, jika seseorang kurang tidur maka asam laktat belum hilang secara sempurna.
Insomnia juga berpengaruh terhadap stabilitas emosi, sehingga mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Di lingkungan kerja, motivasi, konsentrasi, ketelitian, kreativitas dan produktivitas kerja penderita menurun. “Insomnia bisa membuat seseorang mudah stres,” pungkas dr. Rima. (puj)
Baca juga: