Waspadai Lagoftalmus, Gangguan Mata pada Penderita Lepra

Waspadai Lagoftalmus Paralisis, Gangguan Mata pada Penderita Lepra

Jangan kira penyakit lepra sudah punah. Ternyata, Indonesia adalah negara dengan penderita lepra terbanyak di dunia, setelah India dan Brasil. Menurut World Data Atlas, jumlah kasus lepra di negara kita mencapai 17.439 kasus pada 2019, dan angka ini meningkat 2,48% dibandingkan 2018. Ternyata, lepra tidak hanya menimbulkan gangguan kulit. Bisa pula terjadi gangguan mata pada penderita lepra. “Penderita lepra tak hanya mengalami disabilitas pada tangan dan kaki, tapi juga bisa pada mata, yaitu kebutaan,” ungkap spesialis mata Dr. dr. Yunia Irawati, Sp.M(K).

Penyakit lepra atau kusta disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium leprae, yang masih satu genus dengan kuman penyebab TB. Seperti TB, lepra pun termasuk penyakit infeksi kronis. Bedanya, TB utamanya menyerang paru, sedangkan lepra utamanya menyerang kulit. Namun lepra juga menyerang saraf tepi, mukosa saluran pernapasan atas, dan mata.

Lagoftalmus, Gangguan Mata pada Penderita Lepra

Salah satu gangguan mata pada penderita lepra yakni lagoftalmus paralisis, yang bisa berujung pada kebutaan. “Lagoftalmus adalah kelainan di mana kelopak mata tidak bisa menutup dengan sempurna, karena terjadi kerusakan saraf nomor 7, yang mempersarafi kelopak mata untuk menutup,” terang Dr. dr. Yunia, Head of Trauma Center sub Spesialis Divisi Plastik dan Rekonstruksi Mata JEC Eye Hospitals and Clinics, sekaligus staf pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RSCM.

Akibat mata yang tidak bisa menutup dengan rapat, lama kelamaan kornea mata rusak. Diawali dengan mata terasa kering, berpasir, dan merah, khas sindrom mata kering. Selanjutnya bisa terjadi infeksi pada kornea. “Infeksi ini bisa menimbulkan kecacatan permanen pada kornea, sehingga berujung pada kebutaan,” lanjutnya, dalam diskusi virtual bersama JEC, Senin (9/8/2021), usai beliau menyampaikan disertasi pada Ujian Terbuka Doktor, Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Gangguan Mata Lainnya

Ancaman gangguan mata pada penderita lepra bukan hanya lagoftalmus paralisis. Masih banyak lagi yang lainnya. Antara lain kerontokan bulu mata dan alis hingga botak. Bisa juga kelopak mata berputar keluar karena kelemahan saraf.

“Atau karena peradangan dalam waktu lama, kelopak mata jadi berputar ke dalam. Bila masih ada bulu mata, akan menggores mata,” papar Dr. dr. Yunia. Berputarnya kelopak mata ke dalam bisa menimbulkan berbagai gangguan lain. Misalnya mengurangi fungsi pompa dalam sekresi air mata, sehingga tidak optimal menyedot air mata. Dampaknya, mata jadi berair.

Di sisi lain, produksi air mata pun bisa terganggu, membuat mata menjadi kering. Akhirnya terjadi peradangan pada bola mata. Obat steroid yang harus dikonsumsi saat fase lepra akut juga bisa menimbulkan masalah. “Bisa timbul katarak, atau glaukoma akibat meningkatnya tekanan pada bola mata,” ujar Dr. dr. Yunia.

Mencegah Gangguan Mata pada Penderita Lepra

Pasien lepra perlu melakukan kontrol mata secara rutin, sekalipun belum ada gangguan mata sama sekali. Pasien perlu kontrol selama menjalani pengobatan, maupun setelah pengobatan selesai. “Lakukanlah kontrol mata rutin seperti orang pada umumnya, yaitu 6 bulan sekali,” tegas Dr. dr. Yunia.

Bagaimana bila rumah jauh dari fasilitas kesehatan, sehingga agak sulit untuk kontrol mata secara rutin? “Minimal, kenali gejala pada mata. Kalau mata terasa tidak nyaman, kering, tampak merah, dan pandangan buram, segeralah periksa ke dokter mata. Jangan sampai telanjur berat,” pungkasnya. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: People photo created by kroshka__nastya - www.freepik.com