Waspadai Keracunan Jengkol | OTC Digest

Waspadai Keracunan Jengkol

Jengkol, beberapa waktu lalu makanan khas Indonesia ini menjadi perbincangan di ranah media. Dilaporkan empat orang meninggal setelah menenggak miras yang dioplos dengan jengkol. Tapi apakah jengkol berbahaya bagi tubuh?

Jengkol atau jariang dalam bahasa Minangnya, banyak diolah menjadi berbagai jenis hidangan, baik dalam bentuk kerupuk, gulai, atau di goreng, disemur, bahkan ada juga yang mengosumsi mentah. Penyuka jengkol mengatakan rasanya mirip hati ayam.

“Tentang kematian 4 pemuda yang mengosumsi jengkol dengan minuman keras perlu otopsi apa penyebab sebenarnya kematiannya. Kalau tidak, kita hanya bisa menduga-duga penyebab kematian,” papar dr. Ari Fahrial Syam,PhD, FACP., Ketua Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI).

Jengkol sebenarnya mengandung berbagai sumber gizi seperti, karbohidrat, protein nabati, vitamin A, vitamin D, kalsium, besi dan posfor, termasuk serat yang ada pada jengkol. Tetapi selain unsur nutrisi jengkol juga mengandung   asam jengkolat sejenis asam amino yang mengandung sulfur.

Sulfur akan menimbulkan bau khas, sedang asam jengkolat dapat membentuk kristal di dalam ginjal kita. Asam jengkolat yang membentuk kristal  ini bisa menumpuk di ginjal dan menyebabkan sumbatan pada saluan kencing sehingga menimbulkan berbagai keluhan.

“Seseorang yang mengalami keracunan jengkol secara medis disebut mengalami Djenkolism. Keluhan yang muncul bisa berupa  nyeri perut, kembung begah, mual dan muntah. Pasien akan mengalami kolik ginjal dan kadang kala disertai dengan buang air kecil berdarah (hematuria),” terang dr. Ari.  

Mereka dalam kondisi akut djenkolism bisa tidak bisa buang air kecil sama sekali, dan terjadi gagal ginjal akut. Komplikasi gagal ginjal bisa saja berakhir pada kematian.

Lantas berapa banyak jengkol yang bisa menyebabkan komplikasi? Sejauh ini belum ada  penelitian yang melaporkan berapa banyak jengkol yang aman untuk dikonsumsi. “Tetapi ada satu laporan kasus  dari Kalimantan yang dipublikasi pada jurnal internasional melaporkan seorang laki-laki berumur 32 tahun mengalami keracunan setelah memakan 10 buah jengkol,” tambah dr. Ari.

Baik berbentuk buah atau dalam bentuk gram bisa menyebabkan keracunan jengkol. Yang penting tentu jangan berlebihan. Jika seseorang mengalami keracunan jengkol, segera bawa ke rumah sakit terdekat. Perlu penanganan cepat untuk melarutkan kristal jengkolat yang mengendap di ginjal. Selain itu juga perlu pemberian hidrasi yang cukup melalui infus dan pelancar buang air kecil untuk mengeluarkan kristal dari asam jengkolat tersebut. (jie)