Rumah sakit adalah tempat menyembuhkan penyakit, namun di sana juga sumber infeksi. Pasien terancam terkena infeksi tambahan yang disebut infeksi nosokomial.
Infeksi nosokomial atau yang disebut sebagai Health Care-Associated Infections (infeksi yang berhubungan dengan fasilitas kesehatan) merupakan infeksi yang menjangkit pasien saat berada di rumah sakit. Celakanya, dapat berkembang menjadi infeksi yang parah.
Tercatat ada 4 infeksi utama yang disebabkannya, yakni pneumonia, infeksi aliran darah primer, infeksi saluran kemih akibat pemasangan kateter dan infeksi pada luka operasi. Penderita berisiko mengalami infeksi saat dipasang alat, mulai dari ventilator, infus, sampai kateter.
“Ada pasien yang awalnya tidak pneumonia tapi karena lama dipasang ventilator menjadi kena. Atau setelah pasang infus, kuman masuk kemudian beredar lewat pembuluh darah,” ujar dr. Ronald Irwanto, Sp.PD – KPTI, dari Perhimpunan Pengendalian Infeksi Indonesia (PERDALIN).
Semua jenis infeksi nosokomial menimbulkan berdampak pada meningkatkan biaya medis, berisiko terjadi sepsis (kegagalan fungsi multi organ), bahkan kematian.
Di negara berkembang, termasuk Indonesia, kasus penularan infeksi nosokomial meningkat hingga 40%. Bahkan, bayi baru lahir yang terjangkit infeksi nosokomial memiliki risiko meninggal 12 – 52%. Secara global (dunia), sekitar 16 juta orang per tahun meninggal akibat infeksi ini.
Cuci tangan
Pencegahannya sangat sederhana; cuci tangan menggunakan cairan antiseptik (beralkohol) atau cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir. Lewat cara ini jumlah kuman di tangan berkurang 40-50%.
“Apalagi cuci tangan dilakukan dengan metode yang benar, tidak asal cuci tangan, kuman di tangan berkurang sampai di bawah 10 %,” tambah dr. Ronald, dalam acara Mencegah Infeksi Melalui Praktek Hand Hygiene Yang Tepat, Mei 2017. (Baca: Cuci Tangan Cegah Infeksi Nosokomial)
Studi oleh Prof. Ignaz Semmelweis dari John Hopkins School of Public Health di awal abad 19 melihat hubungan antara kebersihan tangan dengan kematian pasien. Ia membandingkan dua bangsal di rumah sakit; bangsal pertama dirawat oleh dokter yang rajin cuci tangan dan bangsal kedua oleh dokter yang tidak selalu cuci tangan. Hasilnya, kematian pasien lebih banyak pada bangsal yang dokternya tidak selalu cuci tangan.
“Cuci tangan dengan cara tepat mampu menyelamatkan 5-8 juta orang /tahun di seluruh dunia,” terang Prof. Didier Pittet, MD, MS, CBE, Director of Infection Control Programme & WHO Collaborating Center on Patien Safety.
Ia menambahkan, cuci tangan wajib dilakukan oleh semua orang yang berada di rumah sakit, mulai dari perawat, dokter, keluarga pasien, bahkan pengunjung rumah sakit. Terutama saat sebelum dan sesudah bersentuhan dengan pasien. (jie)
Baca juga: Cuci Tangan Cegah Infeksi Nosokomial