Vaksin IndoVac resmi diluncurkan hari ini, Kamis (13/10/2022), di Bandung, Jawa Barat. “Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pagi ini saya luncurkan vaksin Indovac produksi PT Bio Farma, Bandung,” ujar Presiden Joko Widodo dalam siaran di kanal YouTube Sekretariat Presiden.
IndoVac adalah vaksin COVID-19 pertama kebanggaan Indonesia. Vaksin yang dikembangkan oleh PT Bio Farma bekerjasama dengan Baylor College of Medicine, Amerika Serikat ini telah mendapat izin penggunaan darurat (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada September 2022. IndoVac juga sudah mendapat fatwa dan ketetapan halal dari MUI, yang dijadikan dasar penerbitan sertifikat Halal oleh BPJPH (Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal).
Riset dan pengembangan vaksin IndoVac berlangsung selama 1,5 tahun. Adapun uji klinis dilakukan di empat pusat studi (FK Universitas Indonesia, FK Universitas Diponegoro, FK Universitas Andalas Padang, dan FK Universitas Hasanuddin Makassar), dengan total 4.050 relawan usia 18 tahun ke atas. Penelitian vaksin berlangsung sepanjang November 2021 hingga 24 September 2022.
Vaksin IndoVac Resmi Diluncurkan, Ini Teknologinya
Vaksin Indovac menggunakan teknologi subunit protein rekombinan atau protein receptor binding domain (RBD). Vaksin jenis menggunakan pecahan (fragmen) protein dari SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 untuk memicu pembentukan imunitas terhadap virus tersebut. Dalam hal ini, yang digunakan adalah protein RBD, yang telah diketahui berikatan kuat pada tubuh manusia ketika SARS-CoV-2 masuk ke tubuh.
Protein RBD ini kemudian digabungkan (direkombinasi) dengan fragmen mikoorganisme lainnya, untuk menciptakan subunit protein rekombinan pada vaksin. Vaksin dengan teknologi seperti ini sudah ada sejak beberapa dekade lalu. Vaksin rekombinan pertama yang disetujui penggunaannya yaitu vaksin hepatitis B, pada 1986.
Teknologi subunit rekombinan untuk vaksin telah terbukti aman dan efektif. Selain vaksin hepatitis B, masih ada beberapa vaksin lain yang dibuat dengan teknologi yang sama. Misalnya vaksin pneumokokus sakarida dan polisakarida meningokokus, serta vaksin konjugasi pneumokokus dan konjugasi meningokokus.
Ada beberapa keunggulan vaksin subunit rekombinan. Antara lain aman untuk mereka dengan sistem imun lemah karena vaksin tidak mengandung mikroorganisme hidup; hanya fragmennya saja. Vaksin juga related stabil, dan tidak membutuhkan suhu yang terlampau rendah, sehingga pendistribusian dan penyimpanannya lebih mudah.
Dalam peluncuran vaksin IndoVac hari ini, juga dilakukan penyuntikan perdana oleh tenaga kesehatan. Nantinya, IndoVac akan digunakan sebagai vaksin primer, yaitu vaksinasi dosis I dan II untuk dewasa (usia 18 tahun ke atas). Berdasarkan uji klinis, IndoVac menunjukkan keamanan, dengan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) relatif umum dan ringan, misalnya nyeri pada area suntikan. Efektivitas IndoVac dalam meningkatkan titer (konsetrasi larutan) antibodi pun sangat baik.
Adapun melalui uji imuno-bridging dengan vaksin pembanding yang memiliki efikasi >80%, ditemukan bahwa vaksin IndoVac terbukti non-inferior. Artinya, efikasi vaksin IndoVac tidak lebih jelek dibandingkan vaksin pembanding.
Kemandirian Indonesia dalam Vaksin COVID-19
Kepala BPOM Penny Lukito pada kesempatan berbeda mengungkapkan IndoVac diproduksi sepenuhnya di dalam negeri, dari proses hulu ke hilir. “Ini adalah vaksin yang merupakan pengembangan dalam negeri,” ujarnya. Memang, di awal penelitian PT Bio Farma bekerjasama dengan institusi peneliti dari Baylor College. “Tapi kemudian dikembangkan tahapan-tahapannya mulai dari pra klinis, uji klinis fase I, II, dan III di Indonesia yaitu di Bio Farma,” imbuhnya.
Ancaman COVID-19 belum berakhir, meski kasusnya sudah jauh berkurang, dan tidak seberat dulu. Vaksinasi tetap diperlukan, dan alangkah baiknya bila kita memiliki vaksin dalam negeri yang berkualitas. Dengan begini, kita pun bisa mencapai kemandirian dalam vaksinasi COVID-19.
Kapasitas produksi vaksin IndoVac mencapai sekira 20 juta dosis tahun ini. “Tadi Pak Dirut (Bio Farma) menyampaikan, tahun depan bisa 40 juta. Dan kalau memang pasar masih memerlukan, bisa sampai ke 120 juta dosis vaksin,” ujar Presiden Jokowi.
Beliau juga mengapresiasi semua pihak yang telah mendukung pengembangan vaksin COVID-19 dalam negeri. “Dari hulu sampai hilir, ini memakan waktu IndoVac dari awal sampai sekarang 1,5 tahun. Juga diam, nggak pernah bersuara. Tahu-tahu jadi IndoVac,” ucap Presiden. Pastinya kita sangat bangga, vaksin karya anak Bangsa vaksin IndoVac resmi diluncurkan. Semoga vaksin ini bermanfaat bagi masyarakat luas, dan pandemi COVID-19 cepat usai. (nid)