tidur siang turunkan risiko serangan jantung

Tidur Siang Turunkan Risiko Serangan Jantung Hingga 48%

Secara umum tidur siang, apalagi di jam kerja dianggap sebagai tanda kemalasan, tetapi tidak di Jepang dan beberapa negara lain. Ternyata sesekali tidur siang mampu turunkan risiko serangan jantung hingga 48%, menurut jurnal Heart (2019).

Bagi orang Spanyol dan sebagian Amerika Latin, tidur siang mungkin merupakan salah satu tradisi yang paling tua. Demikian pula dengan tradisi riposo di Italia, yakni kebiasaan tidur 2-4 jam setelah makan siang.  

Sementara di Jepang, gaya hidup yang ‘super’ sibuk menyebabkan tuntutan penggunaan ‘inemuri’ atau ‘tidur sambil hadir’ dilakukan dalam skala luas. Berkat inemuri pekerja Jepang dapat tidur siang di transportasi umum, di meja kerja atau bahkan selama rapat – dan itu biasanya dilihat sebagai tanda kerja keras.

Dari sisi kesehatan, tidur siang sangat bermanfaat untuk menurunkan risiko serangan jantung. Sebuah studi di University Hospital Lausanne, Swiss, menemukan bahwa sesekali tidur siang akan menurunkan resiko serangan jantung.

Namun anehnya berdasarkan riset tersebut, dr. Andreas Prasadja, RPSGT, dari Snoring & Sleep Disorder Clinic, Jakarta, menyebutkan, orang yang selalu tidur siang memiliki risiko serangan jantung dan penyakit pembuluh darah hingga 67%.

Tim peneliti mengamati pola tidur siang 3.500 orang di Swiss dan mencatat kesehatan jantungnya selama lima tahun.

Mereka yang tidur siang sebanyak 1-2 kali seminggu memiliki risiko serangan jantung dan stroke lebih rendah 48%, dibanding orang yang tidak tidur siang sama sekali. Sementara orang-orang yang selalu tidur siang, risikonya meningkat 67%.

Tidur siang dianggap bermanfaat karena menurunkan stres, dan meningkatkan energi di siang hari. Ini yang menyebabkan turunnya risiko serangan jantung.

Para peneliti mengungkapkan bahwa subyek yang selalu tidur siang, kebanyakan memiliki kebiasaan merokok, bertubuh gemuk dan mendengkur.

“Selalu tidur siang, bisa menjadi tanda dari kurangnya tidur di malam hari atau hipersomnia (kantuk berlebih),” imbuh dr. Andreas. “Hipersomnia dan dengkuran merupakan tanda utama dari sleep apnea atau henti napas saat tidur.”

Sebagai informasi, gangguan tidur sleep apnea adalah salah satu penyebab hipertensi, serangan jantung, stroke dan impotensi.

Baca: Bagaimana Sleep Apnea Bisa Memperburuk Infeksi COVID-19

Tidur siang dan emosi di tempat kerja

Manfaat lain dari tidur siang yang diteliti adalah hubungannya dengan kestabilan emosi / mood di tempat kerja. Penelitian dari National Sleep Foundation (NSF) menunjukkan bahwa kurang tidur dapat berdampak negatif pada emosi.

Menurut Leon Lack, profesor psikologis dari Flinders University, Australia, tidur siang walau singkat tidak hanya mengurangi kantuk, tetapi juga meningkatkan fungsi kognitif dan kemampuan psikomotor (otak memerintahkan tubuh untuk bergerak).

Beberapa menit menutup mata juga dianggap meningkatkan ingatan jangka pendek dan mood. Manfaat tidur siang (seperti meningkatnya konsentrasi dan kewaspadaan) sekitar 20 menit bisa dirasakan instan – setelah tidur – dan bertahan hingga tiga jam. (jie)

Baca juga : Tidur Siang Lindungi Jantung