Ada masakan barat bernama ratatouille. Ini masakan khas Nice, Perancis. Kata ratatouille berasal dari tauiller yang berarti “melempar makanan”. Hidangan lezat di restoran-restoran internasional ini sejatinya masakan petani miskin, yang dimasak dengan sayuran pada musim panas.
Ada zukini, paprika hijau, paprika kuning, tomat, dan bahan baku utamanya adalah terong ungu. Ratatouille selain enak juga sehat. Masakan ini memenuhi empat spektrum warna yang ada pada tumbuhan, yakni ungu (biru), hijau, merah dan kuning.
Kelompok tanaman warna biru-ungu dalam tes ORAC (oxygen radical absorbance capacity ; tes mengukur kandungan antioksidan pada tumbuhan) di Tufts University di Boston, Amerika Serikat, dapat “memadamkan “ lebih banyak radikal bebas dibanding warna lain. Warna biru secara psikologis memiliki efek mengurangi stres. Dalam ranah kesehatan, warna biru-ungu pada tanaman mengurangi efek stres oksidasi, lebih baik dibanding warna lain.
Terong ungu
Berdasarkan tes ORAC, dalam warna ungu terong terkandung antosianin. Zat kimia tumbuhan (fitokimia) lainnya adalah asam caffeic, asam chlorogenic, tannin dan saponin. Gabungan senyawa kimia ini merupakan antioksidan dengan skor ORAC 390.
Memang tidak sehebat buah-buahan berry yang dikenal sebagai superfood, yang memiliki skor ORAC sampai ribuan. Namun terong ungu bisa mengungguli buah lain yang dikenal baik untuk jantung. Sebagai contoh, pisang dengan skor antioksidan 221, tomat 189 dan apel 218.
Keunggulan lain terong (Solanum melongena) kadar kaliumnya tinggi, 217 mg/100 g, dan kadar natrium rendah, 3 mg/100 g. Kadar kalium yang tinggi dan natrium yang rendah baik bagi kesehatan, khususnya dalam mencegah hipertensi.
Terong terbukti berperan dalam menjaga kesehatan darah dan jantung, berkat kandungan fenol bernama asam klorogenat. Sebagai antioksidan, komponen asam ini juga memiliki aktivitas antikanker, antimikroba dan antivirus.
Menurut James A. Joseph, Ph.D., penulis buku The Color Code : A Revolutionary Eating Plan for Optimum Health, saponin pada tumbuhan polong (termasuk terong) memiliki aktivitas antihistaminik, antioksidan dan antiperadangan.
Terong juga mengandung senyawa terpen, yang mampu menurunkan kadar kolseterol ‘jahat’ (low-density lipoprotein / LDL). Caranya dengan mengikatkan diri pada LDL kolesterol dan asam empedu, kemudian membawanya ke luar tubuh. Mencegah pengerasan/ penumpukan plak pembuluh darah. Suatu penelitian dengan kelinci menunjukkan, pemberian jus terong menurunkan kadar kolesterol dan memperbaiki sirkulasi darah.
Kulit terong mengandung banyak flavonoid dan antioksidan lain, yang membantu menurunkan risiko penyakit jantung dan stroke. Komponen flavonoid seperti nasunin, merupakan antioksidan poten. Nasunin juga sebagai pengikat zat besi, jika terjadi kelebihan zat besi dalam tubuh, sehingga menurunkan risiko penyakit jantung dan kanker. (jie)