uji klinis terapi sel punca untuk covid-19 di indonesia

Sudah Sejauh Apa Uji Klinis Terapi Sel Punca Untuk COVID-19 di Indonesia, Bagaimana Cara Kerjanya?

Hingga kini belum ada pengobatan stadar yang ditemukan untuk mengatasi pandemi COVID-19. Peneliti berharap dengan mencegah sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) dari COVID-19, sebagai fase paling berbahaya penyakit ini, dapat membantu pengobatan dan mengurangi kematian. Dalam hal ini pengobatan imunomodulasi berbasis sel punca memiliki peluang. Uji klinisnya terapi sel punca telah dimulai di Indonesia bekerjasama dengan Daewoong Pharmaceutical dari Korea.

Saat ini uji klinis terapi sel punca mesenchymal (mesenchymal stem cell / MSC) untuk COVID-19 yang dikembangkan Daewoong Pharmaceutical sudah memasuki fase I. Uji klinis ini dimulai pada Agustus 2020 lalu di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar.   

Baca : RS Rujukan di Makassar Percepat Uji Klinis Fase I Terapi Stem Cell Untuk COVID-19

Uji klinis tersebut melanjutkan fase pra klinis di mana ‘DWP710’ (nama sel punca milik Daewoong Pharmaceutical) telah terkonfirmasi memiliki efek anti-inflamasi pada hewan yang mengalami dyspnea (kesulitan bernapas). Juga meningkatkan kelangsungan hidup lebih dari 30%, di mana jaringan paru-paru yang rusak karena inflamasi (peradangan) kembali pulih ke tingkat mendekati normal.

Jika semuanya lancar, uji klinis fase II rencananya akan dilakukan pada kuartal I dan II tahun 2021. Setelah menyelesaikan uji klinis Daewoong Pharmaceutical akan persetujuan Izin Penggunaan Darurat (EUA) dan mulai disediakan untuk Indonesia.

Bagaimana cara kerja sel punca?

Sel punca mesenchymal memiliki sifat membantu memodulasi proliferasi sel, suatu proses siklus pengulangan sel tanpa hambatan. Diketahui juga membantu aktivasi dan fungsi berbagai sel kekebalan.

Sengho Jeon CEO Daewoong Pharmaceutical mengatakan sel punca akan melepaskan faktor anti-inflamasi untuk mengontrol respons peradangan.

“Pada terapi COVID-19 diharapkan sel punca bisa menekan badai sitokin yang disebabkan oleh respons imun yang terlalu reaktif, yang menyebabkan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS) akibat kerusakan paru-paru,” katanya dalam konferensi pers virtual Daewoong Media Day, Selasa (29/9/2020).

“Bahkan, berdasarkan sejumlah tesis yang baru-baru ini diterbitkan, sel punca mesenchymal dapat mengurangi jumlah virus (SARS-CoV-2) dalam penelitian pada musang.”

Sengho Jeon menambahkan, sel punca mesenchymal berfungsi untuk meregenerasi sel-sel baru dan menggantikan sel-sel tua yang sudah rusak. Sel punca dari Daewoong telah terbukti dapat mendorong proses pembentukan dan pelepasan sel di organ tubuh yang mengalami peradangan (inflamasi).

Riset sebelumnya yang dimuat di jurnal Nature Public Health Emergency Collection (2020) dijelaskan setelah tranplantasi sel punca mesenchymal terlihat populasi sel yang signifikan terakumulasi di paru-paru.

Bersamaan dengan efek imunomodulatornya (mengatur sistem imun), MSC dapat melindungi sel epitel alveolar (sel di area alveolus atau bagian ujung paru-paru tempat pertukaran udara dengan darah), merebut kembali lingkungan mikro paru, mencegah fibrosis (jaringan parut) paru dan mengembalikan fungsi paru.

Proses tersebut yang diharapkan akan mengontrol inflamasi berlebihan, dan meningkatkan kelangsungan hidup pasien yang terinfeksi. Terapi sel punca ditujukan untuk pasien COVID-19 yang berat.  (jie)