Liburan Natal dan Tahun Baru sudah di depan mata. Godaan untuk liburan sangat besar. Namun kita harus sadar, saat ini menghindari kerumunan adalah pilihan paling bijak. Presiden Joko Widodo mewanti-wanti agar masyarakat tidak berbondong-bondong pergi berlibur, karena memang dapat menyebabkan lonjakan kasus COVID-19. “Presiden tak ingin kasus COVID-19 kembali meningkat,” ujar Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.
Menghindari kerumunan, mengapa harus dilakukan? Tak lain karena kerumunan massa di suatu lokasi tertentu, dapat menyebabkan jumlah pasien COVID-19 meningkat. Saat libur panjang akhir Oktober 2020 yang lalu (Kamis 26 Oktober, peringatan hari Maulid Nabi Muhammad SAW), khalayak berbondong-bondong menyerbu tempat/obyek wisata. Ada yang mudik, atau menemui kaum kerabat yang sejak masa pandemi beberapa bulan lalu, tidak bisa bertemu tatap muka.
Lonjakan angka setelah libur panjang akhir Oktober lalu, terlihat dari data yang dilansir Satgas COVID-19. Pada 26 November 2020, di Indonesia tercatat ada 4.917 kasus baru. Jakarta mencatat jumlah penambahan kasus tertinggi (1.064), disusul Jawa Barat (976), Jawa Tengah (559) dan Jawa Timur (390).
Kita tidak tahu orang-orang yang berada di kerumunan itu sehat atau tidak. Sangat mungkin, beberapa di antaranya adalah OTG (orang tanpa gejala), yang dapat menularkan COVID-19 yang sudah diidapnya tanpa disadari. Semakin banyak jumlah orang yang berkerumun, tentu semakin besar risiko tertular COVID-19, yang di Indonesia vaksinnya sudah memasuki uji klinis tahap 3. Itu sebabnya, menghindari kerumunan adalah hal yang krusial untuk melindungi diri, dan mencegah penyebaran virus.
Tidak liburan di akhir tahun demi menghindari kerumunan memang tidak enak, tapi jauh lebih tidak enak bila kita atau keluarga sampai terkena COVID-19. Tidak hanya itu, kita juga perlu menahan diri untuk tidak menyelenggarakan atau menghadiri acara pernikahan, perayaan hari ulang tahun atau peringatan hari besar keagamaan, yang jumlah massanya bisa ratusan bahkan ribuan orang.
Kalau terjebak dalam kerumunan, apa yang harus dilakukan?
Tak bisa dipungkiri, ada saja kejadian tak terduga. Maksud hati hanya keluar sebentar, ternyata malah terjebak dalam kerumunan, yang makin lama jumlah orangnya makin banyak hingga kita tidak bisa lagi menjaga jarak yang aman. Dalam situasi begini, apa yang harus dilakukan?
Jangan pernah melepas masker! Upayakan untuk segera menjauh atau keluar dari kerumunan. Bila tadi sempat berdekatan dengan orang yang bersin-bersin, batuk-batuk, atau menunjukkan gejala kurang sehat, segera cuci tangan dengan hand sanitizer yang dibawa. Ganti masker saat sudah berhasil keluar dari kerumunan (sebaiknya bawalah masker cadangan ke mana pun). Setibanya di rumah, segeralah mandi, dan cuci masker beserta semua pakaian yang dikenakan.
Tahun ini memang penuh kejutan. Hingga vaksin tersedia di pasaran, hal terbaik yang bisa kita lakukan adalah memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Semoga kita selalu sehat, dan pandemi COVID-19 segera berakhir.
Surasono
Pemimpin Redaksi OTC Digest
____________________________________________
Ilustrasi: People photo created by freepik - www.freepik.com