Sinovac Rilis Data Hasil Uji Klinis Vaksin CoronaVac pada Lansia

Sinovac Rilis Data Hasil Uji Klinis Vaksin CoronaVac pada Lansia : Efektif Memicu Antibodi

Vaksin COVID-19 produksi Sinovac (CoronaVac) terbukti bisa ditoleransi dengan baik dan memicu antibodi pada lansia, demikian hasil uji klinis fase I dan II yang baru dirilis.

Data uji klinis fase I dan II vaksin Sinovac ini telah dipublikasikan di jurnal The Lancet, Rabu (3/2/2021) lalu. Sinovac mengatakan itu adalah laporan pertama dari vaksin CoronaVac yang diujikan pada lansia atau berusia >60 tahun.

Kemanjuran vaksin biasanya berkurang pada lansia akibat penurunan respons imun alamiah, tetapi data menunjukkan vaksin Sinovac bisa ditoleransi baik dan mampu memicu kekebalan humoral pada orang dewasa sehat berusia 60 tahun ke atas, dan antibodi penawar virus corona tidak berkurang pada populasi ini.  

Antara 22 Mei - 1 Juni 2020 Sinovac melakukan uji klinis fase 1 pada 72 partisipan (rata-rata berusia 65,8 tahun). Kemudian di 12 – 15 Juni 2020, uji klinis fase 2 dilaksanakan pada 350 lansia; rerata usia 66,6 tahun.

Efek samping yang tercatat dalam 28 hari setelah vaksinasi di setiap fase bersifat ringan – sedang. Dan sebagian besar subyek melaporkan nyeri di lokasi suntikan dan demam.  Sebagian besar efek samping terjadi dalam tujuh hari pascavaksinasi dan pulih dalam waktu 48 jam.

Pada fase I munculnya antibodi setelah suntikan dosis kedua tercatat di seluruh partisipan yang diberi vaksin dosis 3 μg, dan 95,7% pada vaksin dosis 6 μg.

Pada uji klinis fase 2, antibodi tercatat pada 90,7% di kelompok yang mendapat vaksin dosis 1,5 μg, 98,0% pada dosis 3 μg dan 99,0% di dosis vaksin 6 μg.

Riset yang dilakukan oleh Zhiwei Wu, dkk., tersebut menilai vaksin Sinovac (CoronaVac) aman dan dapat ditoleransi dengan baik pada orang dewasa yang lebih tua (lansia). Titer antibodi penetral yang dipicu oleh dosis 3 μg mirip dengan dosis 6 μg, dan lebih tinggi dari dosis 1,5 μg.

“Mendukung penggunaan CoronaVac dosis 3 μg dalam uji coba fase 3 untuk menilai perlindungan  terhadap COVID-19,” tulis laporan tersebut dalam The Lancet. Analisa lanjutan selama enam bulan (hingga 20 Januari 2021) tidak mencatat adanya kejadian merugikan yang serius terkait vaksin CoronaVac.

Ilmuwan mempercayai data ini bisa mendorong China - dan negara-negara yang menggunakan vaksin Sinovac – untuk melakukan vaksinasi pada lansia.

Presiden Asosiasi Industri Vaksin China, Feng Duojia, menjelaskan data uji coba fase 3 dan persetujuan dari otoritas kesehatan tetap dibutuhkan sebelum vaksin CoronaVac benar-benar bisa digunakan pada lansia.

Ia menambahkan data uji coba fase 3 pada lansia dan anak-anak tampaknya baru akan dirilis setelah Tahun Baru China. (jie)