Diabetes dan hipertensi sering menimbulkan gangguan pada ginjal. Salah satu tanda awal gangguan ginjal, adalah terjadi mikroalbuminuria. Yaitu, albumin di urin (air seni) lebih tinggi dari batas normal.
Disebut mikroalbuminuria jika albumin mencapai 20-199μg/menit bila menggunakan sampel urin sewaktu, atau 30-299 mg/24 jam bila menggunakan sampel urin 24 jam. Karenanya, penting bagi penderita diabetes dan hipertensi untuk melakukan uji saring mikroalbuminuria menggunakan mikroalbumin urin (MAU) secara rutin.
Nefropati diabetik merupakan komplikasi pada ginjal akibat diabetes. Penderita diabetes melitus (DM) dengan mikroalbuminuria berisiko mengalami kerusakan ginjal serius - 50% pasien cuci darah adalah penderita DM. Diagnosis nefropati diabetik ditegakkan jika dalam jangka waktu 3-6 bulan ditemukan albumin dalam urin 24 jam >30 mg pada 2 dari 3 pemeriksaan, tanpa ada penyebab albuminuria yang lain. Jika pemeriksaan pertama positif, lakukan kembali pemeriksaan 1-2 bulan kemudian.
Bagi penderita DM 1, periksa MAU pada masa puber atau setelah 5 tahun didiagnosis DM 1. “Lalu lakukan secara berkala setahun sekali untuk pemantauan,” ujar Trilis Yulianti, S.Si, M.Kes., Product Specialist Laboratorium Klinik Prodia, Jakarta.
Untuk penderita DM 2, lakukan ketika didiagnosa menderita DM 2, dan setahun sekali sebagai bagian dari pengelolaan diabetes. Sedangkan penderita hipertensi, sebaiknya 1-2 kali setahun atau sesuai anjuran dokter.
Untuk memastikan diagnosis mikroalbumionuria, perlu sampel urin yang dikumpulkan selama 24 jam. Dapat digunakan urin 4 jam (urin yang dikumpulkan dalam waktu 4 jam), atau urin sewaktu.
“Pasien tidak harus berada di lab selama 4 jam. Cukup datang dan menyerahkan urin yang dikumpulkan selama 4 jam,” tutur Trilis. Segera bawa urin ke lab, karena harus diolah dalam 2 jam.
Urin sewaktu adalah urin yang dikeluarkan kapan saja; sebaiknya urin pagi hari, dan dilakukan di lab. Ini metode yang paling praktis. “Biasanya digunakan untuk skrining,” ujar Trilis. Perlu pemeriksaan tambahan yakni kreatinin, untuk koreksi.
Tampung urin dengan benar agar hasilnya maksimal. Buang sedikit urin yang pertama keluar dan sesaat sebelum selesai buang air kecil, hingga hanya tertampung urin di antaranya. Untuk menampung urin di rumah, gunakan wadah kering yang telah dicuci bersih dan dibilas dengan banyak air agar tidak ada sisa sabun.
Sebelum pemeriksaan, sebaiknya jangan olahraga berat, dan tidak sedang mengalami infeksi saluran kemih, demam dan dehidrasi. Tidak perlu puasa. Hasil tes bisa didapatkan besoknya. (nid)