Masyarakat Indonesia masih berduka atas kepergian Ashraf Sinclair, yang mengalami serangan jantung pagi hari. Seperti diketahui, Ashraf mengembuskan napas terakhirnya pukul 04.51 di RS MMC, Jakarta. Kita sering mendengar seseorang terkena stroke atau serangan jantung pagi hari, saat di kamar mandi atau begitu turun dari tempat tidur. Ada apa sebenarnya dengan pagi?
“Pada pagi hari terjadi catecholamine surge, atau peningkatan hormon yang memacu kerja jantung,” terang Ketua Terpilih PERKI dr. Radityo Prakoso, Sp.Jp(K), FIHA. Catecholamine adalah sekelompok neurohormon yang berperan dalam aktivitas jantung dan pembuluh darah. Kenaikan catecholamine (epinefrin dan norepinefrin) meningkatkan tekanan darah dan detak jantung, dan ini mencapai puncaknya di pagi hari, saat kita bangun.
Pada dasarnya, serangan jantung di pagi hari berhubungan dengan ritme sirkadian tubuh. “Catecholamine dan hormon-hormon lain mempersiapkan kita untuk lebih terjaga. Jadi momen itu sering berbarengan dengan cardiovascular accident,” terang dr. Radityo, yang juga Ketua Komisi Kegawatdaruratan Kardiovaskular PP-PERKI.
Semua proses ini menyebabkan peningkatan konsumsi oksigen, khususnya pada jantung, sebagai organ vital yang bertugas memompa darah ke seluruh tubuh. Namun di sisi lain, kortisol, catecholamine dan hormon-hormon lain yang merangsang “pemanasan” tubuh, memicu kontraksi (penyempitan) pembuluh darah.
Selain itu di pagi hari, platelet yang bertugas membentuk gumpalan darah (trombus), cenderung melekat pada pembuluh darah. Tubuh kita memiliki sistem yang disebut fibrinolysis, untuk melarutkan trombus. Namun di pagi hari, aktivitas sistem fibrinolitik berkurang sehingga thrombus cenderung lebih banyak, dan bisa menyumbat pembuluh darah coroner.
Jadi di saat bersamaan terjadi peningkatan kebutuhan oksigen, namun pembuluh darah menyempit, sehingga aliran darah ke pembuluh koroner jantung menurun. Pada orang yang memiliki masalah pada jantung dan pembuluh darah, bisa terjadi serangan jantung.
Serangan jantung di pagi hari juga berhubungan dengan morning hypertension atau tekanan darah tinggi di pagi hari. Utamanya yang tipe morning-surge hypertension. Ditengarai, 80% tensi pada kasus hipertensi (kasi link), akan meningkat setelah pukul 4 pagi. Tak ayal, serangan jantung dan stroke sering terjadi di waktu ini.
Serangan jantung pagi hari lebih berat
Serangan jantung pagi hari biasanya juga lebih berat dibandingkan serangan yang terjadi di waktu lain. Menurut penelitian, mereka yang mengalami serangan jantung pada pukul 6 – 12 siang menderita kerusakan otot jantung hingga 5x lipat dibandingkan yang mengalami serangan jantung di siang hari.
Studi oleh Aida Suarez-Barrentios, dkk (Heart, 2011) menganalisis 811 pasien serangan jantung yang disebut STEMI (ST segment elevation myocardial infarction). STEMI adalah serangan jantung yang paling sering terjadi, dan paling serius. Pada STEMI, terjadi penyumbatan total arteri coroner sehingga jantung tidak mendapat suplai darah, dan akhirnya rusak. Penelitian ini dilakukan di Madrid, Spanyol, sepanjang 2003-2009, dan bertujuan melihat kemungkinan hubungan antara waktu serangan dan kadar enzim creatine kinase (CK) dan troponin I (TnI) dalam darah. Enzim-enzim tersebut merupakan penanda kerusakan jaringan jantung. Makin tinggi kadarnya, makin luas area jantung yang rusak.
Berdasarkan hasil studi, tampak bahwa infark (penyumbatan aliran darah ke jantung) pada pasien STEMI paling banyak terjadi pada periode transisi, yaitu pukul 6 pagi hingga 12 siang. Ini diiringi dengan terjadinya peningkatan CK (18,3%) dan TNI (24,6%), dibandingkan dengan STEMI yang terjadi pada periode pukul 18.00 hingga tengah malam. (nid)
____________________________________________