Memperkuat imunitas tampaknya menjadi salah satu misi utama bagi mayoritas orang di masa normal baru ini. Memang, salah satu cara menghindari penyakit adalah dengan meningkatkan imunitas. Terlebih penyakit infeksi yang belum ada vaksin maupun obat yang poten, seperti COVID-19. Ternyata, saluran cerna sehat berperan besar dalam memperkuat sistem imun.
“Lebih dari 70% sistem imun dipengaruhi oleh saluran cerna sehat,” tegas dr. Diana F. Suganda, M.Kes, Sp.GK dari RS Pondok Indah – Bintaro Jaya. Ya, pada usus kita terdapat GALT (gut-associated lymphoid tissue), organ imun terbesar di tubuh, yang terdiri dari berbagai jenis sel imun. Meski terletak di usus, GALT tidak hanya bekerja lokal di usus, melainkan secara sistemik. Artinya, ia melindungi seluruh tubuh dari berbagai serangan virus, kuman, maupun zat asing lain yang berbahaya.
Hubungan antara saluran cerna sehat dan imunitas
Imunitas tubuh sangat dipengaruhi oleh lingkungan usus yang sehat. “Intinya, kalau saluran cerna sehat, imunitas meningkat; dan sebaliknya,” tegas dr. Diana, dalam diskusi daring bersama RS Pondok Indah beberapa waktu lalu. Setidaknya, ada dua hal mendasar yang bisa kita lakukan untuk menyehatkan saluran cerna: memelihara bakteri baik, dan memperbaiki asupan nutrisi.
Pengaruh bakteri baik
Usus kita dihuni oleh triliunan bakteri. Ada bakteri yang bermanfaat, ada yang bersifat patogen, dan ada pula yang netral. “Bakteri baik sangat penting untuk menjaga keseimbangan flora normal dalam usus. Bila keseimbangan ini terganggu, terjadilah gangguan pada sistem imun,” terang dr. Diana.
Bakteri baik juga berperan penting dalam proses pencernaan makanan. Maka terciptalah lingkaran yang sehat: makanan yang dicerna dengan baik, nutrisinya akan diserap secara optimal oleh usus. Dengan demikian, seluruh organ tubuh, termasuk semua yang berperan dalam imunitas, mendapat asupan nutrisi yang baik sehingga bisa bekerja optimal.
Populasi bakteri baik di usus bisa ditingkatkan dan dipelihara dengan mengonsumsi probiotik, misalnya makanan yang difermentasi seperti yogurt. Biasanya, yang dipakai sebagai probiotik adalah bakteri asam laktat seperti Lactobacillus. Namun menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada syarat agar suatu makanan/minuman bisa disebut sebagai probiotik. Yakni mikroorganisme hidup yang ketika dikonsumsi dalam jumlah cukup, memberikan manfaat kesehatan bagi yang mengonsumsinya. Karenanya, jumlah bakteri baik yang ada dalam produk probiotik haruslah cukup, dan bisa mencapai usus dalam ekadaan hidup. Lebih bagus lagi bila didukung dengan penelitian ilmiah.
Jangan lupa, “Bakteri baik perlu makanan. Di sinilah peran prebiotik.” Pada dasarnya, prebiotik adalah makanan untuk bakteri baik di usus. Contoh prebiotik antara lain sayuran hijau, pisang, dan bawang putih.
Peranan nutrisi
Sejak pandemic COVID-19 melanda, kita lebih sadar mengenai pentingnya vitamin dan mineral, sehingga buah dan sayuran kerap ludes di pasar swalayan. “Ini bagus, tapi jangan sampai lupa esensi makan: harus lengkap sumber makronutrisi dan mikronutrisi,” tegas dr. Diana. Makronutrisi adalah zat gizi yang dibutuhkan dalam jumlah besar, yakni karbohidrat, protein, dan lemak. Adapun mikronutrisi (vitamin dan mineral) dibutuhkan dalam jumlah kecil, tapi bila sampai kekurangan, tubuh pun tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Untuk itu, makanan sehari-hari harus mencakup makronutrisi maupun mikronutrisi.
Kembali lagi harus menerapkan pola gizi seimbang. “Pada situasi pandemi seperti ini, asupan protein perlu diperbanyak. Tambahkan lauk di menu makanan, bukan cuma buah dan sayur saja. Kombinasikan antara protein hewani dan nabati,” papar dr. Diana.
Memang, ada nutrisi tertentu yang bisa membantu meningkatkan imunitas. Selain protein, juga beberapa vitamin dan mineral. Di antaranya vitamin A, B6, C, D dan E, serta mineral seperti zing (seng) dan selenium, ayng ebrperan sebagai antioksidan. Namun, bukan berarti hanya makanan yang kaya akan kandungan nutrisi tersebut yang perlu dikonsumsi. “Prinsipnya gizi seimbang, dengan komposisi yang sesuai dengan Tumpeng Gizi Seimbang,” ujar dr. Diana.
Ia menegaskan, tidak ada superfood yang akan menyehatkan tubuh dan meningkatkan imunitas hanya dengan mengonsumsi makanan itu saja. “Semua nutrisi harus dilengkapi dan dimakan secara seimbang,” tandasnya. Utamakan nutrisi dari bahan makanan sumber ketimbang suplementasi. Namun bila kadar nutrisi tertentu dalam tubuh kurang bahkan defisiensi, maka perlu bantuan suplemen.
Yuk, lebih memperhatikan pola makan dan asupan nutrisi. Agar saluran cerna sehat, dan imunitas kita bekerja optimal menghalau berbagai infeksi. (nid)
____________________________________________
Ilustrasi: Food photo created by senivpetro - www.freepik.com