Sejak pertama kali diketahui bila terapi plasma darah konvalesen bisa membantu untuk pasien COVID-19 berat, ia dianggap sebagai ‘peluru ajaib’ sembari menunggu hadirnya vaksin atau obat khusus COVID-19. Hasil riset terbaru mengatakan manfaat terapi plasma konvalesen minimal, namun begitu tetapi tetap dibutuhkan.
Dilansir dari India Times, beberapa hari lalu Indian Council of Medical Research (ICMR) mempublikasikan hasil penelitian yang melibatkan 39 rumah sakit untuk mengetahui benarkah terapi plasma konvalesen bisa mengurangi fatalitas COVID-19 atau memperlambat progresi penyakitnya. Hasilnya, riset tidak bisa menjawab kedua skenario mana pun.
Satu bulan lalu, All India Institute of Medical Science (AIIMS) juga melakukan uji coba plasma konvalesen. Mereka mengungkapkan bila terapi plasma darah ini tidak menunjukkan manfaat klinis dalam mengurangi risiko fatalitas yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 (nama resmi virus COVID-19).
Penelitian selanjutnya pun membuktikan bila efikasi terapi plasma konvalesen minimal pada pasien COVID-19 sedang hingga berat. Tetapi para dokter tetap mempercayai bila terapi ini tetap dibutuhkan dan bermanfaat.
Dr. Pankaj Solanki, yang mengelola rumah sakit Dharamveer Solanki (rumah sakit rujukan COVID-19 di New Delhi) percaya bila plasma darah konvalesen tidak boleh dilihat sebagai alternatif vaksin.
Ia mengatakan khasiatnya sudah terbukti untuk merawat pasien penyakit infeksi, seperti ebola. “Konsep plasma konvalesen itu sederhana. Pasien yang sembuh dari infeksi sering menghasilkan antibodi yang dapat melindungi dari infeksi virus yang sama di kemudian hari.”
“Kekebalan ini dapat ditransfer dengan memberikan serum (plasma darah) kepada mereka yang berisiko terinfeksi. Ini telah digunakan untuk infeksi virus ebola, MERS, SARS, Flu Spanyol dan campak dengan beberapa keberhasilan,” terangnya.
Pada kasus infeksi virus di atas, terapi ini dapat ditoleransi tubuh dengan baik, mengurangi waktu perawatan di rumah sakit. “Sampai kita memiliki pengobatan atau vaksin COVID-19 yang pasti, saya tetap merekomendasikan penggunaan terapi ini,” tambah Dr. Solanki.
Hal yang sama diungkapkan Dr. Gyan Bharti, ahli paru di Columbia Asia Hospital, di Ghaziabad, India. Menurutnya plasma konvalesen merupakan terapi pendukung terbaik untuk melawan virus jika tidak ada vaksin.
“Ada sekelompok pasien yang mendapatkan manfaat dari terapi plasma darah. Ini adalah salah satu terapi suportif terbaik untuk melawan COVID-19 karena menghasilkan antibodi melawan virus.”
“Hingga vaksin tersedia, terapi plasma kovalesen tetap menjadi media terbaik untuk memasukkan antibodi ke dalam tubuh mereka yang terinfeksi,” katanya.
Sementara itu Dr. Aashish Chaudhry, Managing Director dari Aakash Healthcare Super-speciality Hospital, di New Delhi, mengatakan terapi plasma darah terbukti memiliki kemampuan potensial sebagai terapi COVID-19. Namun, ia juga menegaskan dibutuhkan lebih banyak riset untuk sampai pada kesimpulan yang jelas.
“COVID-19 adalah penyakit baru, dan semua usaha serta perawatan dilakukan untuk perbaikan pasien, terapi plasma adalah salah satu terapi potensial, tetapi membutuhkan lebih banyak bukti ilmiah dan uji coba multisenter sebelum kita bisa mengungkap secara lengkap manfaatnya untuk perawatan COVID-19,” tegasnya. (jie)