Vitamin D terkenal untuk menjaga kesehatan tulang dan imunitas, namun tahukah Anda jika kecukupan kadar vitamin D berhubungan pula dengan kesuburan? Anda yang sedang program hamil perlu memerhatikan asupan vitamin D harian.
Reseptor vitamin D ada di banyak bagian tubuh, ini membuatnya bermanfaat untuk hampir di semua fungsi tubuh, mulai mempengaruhi keseimbangan kalsium di tulang, sekresi hormon, imunitas, metabolisme seluler di hampir semua sel tubuh, homeostatis energi, bahkan mempengaruhi otak.
Faktanya rata-rata kadar vitamin D orang Indonesia <20 ng/mL, alias mengalami defesiensi vitamin D. Riset Yosephin dkk, mencatat 63% wanita usia subur (18-40 tahun) kekurangan vitamin D. Dan, Hidayat et al, menyimpulkan 78,2% lansia di Pulau Jawa dan Sumatra defisiensi vitamin D.
Dr. dr. Indra Wijaya, MKes, Sp.PD-KEMD, FINASIM, FACP, menjelaskan vitamin D juga penting untuk kesuburan, baik pria atau wanita, juga kehamilan. “Penelitian pada 186 pria normal dan 127 infertil menunjukkan kadar vitamin D berhubungan signifikan dengan kuantitas (jumlah) dan kualitas sperma,” katanya dalam webinar Pentingnya Vitamin D Bagi Semua Usia, Sabtu (5/10/2024).
Studi tahun 2017 menjelaskan kadar vitamin D yang rendah pada pria dikaitkan dengan kualitas sperma yang lebih buruk, terutama dalam hal motilitasnya. Motilitas sperma adalah seberapa baik sperma dapat bergerak dan berenang melalui saluran reproduksi wanita.
Vitamin D yang adekuat juga penting untuk menjaga kadar testosteron (hormon pria) di level optimal. Meskipun testosteron rendah tidak selalu berarti kesuburan terganggu, kondisi ini mempengaruhi libido dan kemampuan ereksi, serta mengganggu produksi sperma.
Pada kaum hawa, penelitian tahun 2017 di jurnal Fertility dan Sterility menjelaskan kadar vitamin D yang rendah dikaitkan dengan lebih banyak wanita yang sulit hamil.
Risikonya lebih tinggi jika Anda melakukan terapi kesuburan, seperti program bayi tabung (in vitro fertilization). Studi Justin Chu, et al, juga menyatakan wanita yang menjalani teknologi reproduksi bantuan dengan kadar vitamin D memadai lebih mudah hamil dan tingkat kelahiran hidup yang lebih tinggi, dibandingkan wanita dengan kadar vitamin D rendah.
Rekomendasi vitamin D untuk yang sedang program hamil
Sebagai informasi, kadar vitamin D dianggap cukup jika >30 ng/mL, dengan nilai optimal >50 ng/mL. Potensi toksik jika kadar vitamin D di tubuh >100 ng/mL.
Lantas berapa dosis harian yang direkomendasikan untuk pria / wanita yang sedang program hamil? “Saya akan minta mereka cek darah (cek kadar vitamin D) untuk monitoring. Rata-rata mereka angkanya di 20 ng/mL, bahkan ada yang diangka belasan, ini rendah banget. Rata-rata starting-nya di 5000 IU (international unit) per hari. Dan nanti selama kehamilan antara 2000-5000 IU per hari, sudah ada rekomendasinya dari dokter obgyn,” terang dr. Indra.
Menurut American Association of Clinical Endocrinologist (AACE) rekomendasi dosis suplemen vitamin D pada kelompok usia >18 tahun yang berisiko defisiensi adalah 1500-2000 IU per hari, dengan batas atas aman 10.000 IU per hari.
AACE juga menjelaskan dosis 6000 IU/hari atau 50.000 IU/minggu vitamin D2 atau D3 selama 8 minggu untuk mencapai serum 25(OH)D – kadar vitamin D dalam darah – di atas 30 ng/mL. Kemudian dilakukan terapi maintenance dengan dosis 1500-2000 IU/hari.
Dr. Indra menekankan terkait kekhawatiran toksisitas vitamin D, “Suplementasi Vitamin D mulai dari 5.000 IU–10.000 IU/hari tidak menyebabkan hiperkalsemia, gagal ginjal, pembentukan kristal kalsium, nefrolitiasis, atau hiperkalsiuria setelah penggunaan Vitamin D oral harian yang berkepanjangan.”
Sebagai catatan, berbagai varian dosis vitamin D3 (1000, 2000, 4000 dan 5000 IU) dapat menjadi alternatif untuk kondisi defisiensi Vitamin D yang disesuaikan berdasarkan kondisi, termasuk jika Anda sedang melakukan program kehamilan. (jie)
Baca juga: Batasan Aman Suplemen Vitamin D Untuk Risiko Tinggi Defisiensi Vitamin D