Prokes Diabaikan, COVID-19 di Amerika Naik 1000 Persen

Prokes Diabaikan, COVID-19 di Amerika Naik 1000 Persen

Negara adidaya Amerika Serikat (AS) ternyata tidak berdaya menghadapi COVID-19. Di negeri ini, jumlah orang yang sudah disuntik vaksin cukup tinggi. Namun COVID-19 di Amerika naik lagi. Hari-hari ini terjadi lonjakan kasus sampai di atas 1000 persen. Akhir Juni 2021, jumlah kasus sekitar 11.000. Saat ini tercatat lebih 141 ribu kasus baru/hari.

Para analis kesehatan berpendapat, kenaikan yang sangat tinggi ini terjadi karena pelonggaran-pelonggaran yang diberikan, sehubungan dengan libur panjang musim panas. Merasa sebagian besar sudah divaksin, khalayak agak abai menerapkan protokol kesehatan. Ternyata, virus corona tidak pernah beranjak jauh dari kerumunan.

"Di pertengahan musim panas, banyak orang berkumpul dalam kelompok yang besar. Vaksin membuat masyarakat merasa sudah aman, dan lengah menerapkan protokol kesehatan," ujar Dr. Perkin Halkitis, Dekan Rutgers School of Public Health. Belum lagi diselenggarakannya festival musik Lollapalooza pada 29 Juli hingga 1 Agustus lalu di Chicago, yang dihadiri oleh >385.000 orang. Tak ayal, COVID-19 di Amerika naik berkali lipat.

Kenaikan kasus positif COVID-19, terjadi terutama di 5 negara bagian:  Florida, Louisiana, Mississippi, Oregon dan Hawaii. Meningkatnya jumlah pasien, dirasa membebani fasilitas kesehatan di negara-negara bagian itu. Di negara bagian kepulauan Pasifik, Hawaii, petugas kesehatan khawatir tidak akan mampu menangani pasien.

"Kami seolah 'terbakar'. Ketika rumah sakit merasa kuatir tidak dapat merawat semua pasien, itu adalah krisis," papar Direktur Kesehatan Hawaii, Dr. Elizabeth Char kepada pers minggu lalu. "Pertambahan pasien yang terinfeksi COVID-19, setiap harinya terjadi secara eksponensial. Dengan 2.000 pasien dalam tiga hari terakhir, itu adalah krisis. Itu bencana."

AS merupakan negara dengan jumlah vaksinasi tercepat di dunia. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit negeri itu menyatakan, Selasa 17 Agustus 2021 sekitar 198,9 juta orang telah menerima vaksis dosis pertama, dan sekitar 168,9 juta orang telah menerima vaksin dosis kedua. Dalam sepekan terakhir, WHO melaporkan ada 977.947 kasus COVID-19 dan 7.394 kematian di AS. Ini kondisi terburuk di dunia. Dan secara total, di negerti ini tercatat sudah 37,1 juta yang terinfeksi COVID-19, dan 623.237 kematian (meninggal dunia).

 

COVID-19 di Amerika Naik, Warga AS Dibatasi ke Eropa

Perkembangan kasus COVID-19 di AS, membuat Eropa memberlakukan pembatasan kunjungan wisatawan dari AS. Dewan Uni Eropa (UE) Senin 30 Agustus 2021, merekomendasikan negara-negara anggota Uni Eropa untuk melakukan pembatasan, mengingat adanya kasus COVID-19 di Amerika naik lagi, bahkan melonjak tajam.

Rekomendasi disebutkan tidak bersifat mengikat. Namun wisatawan dari AS dan sejumlah negara lain yang kasus COVID-19-nya masih tinggi, akan mendapat pengawasan ketat selama melakukan perjalanan ke UE; termasuk wajib menjalani karantina.

 

Australia Catat Rekor Kasus Harian

Dibanding negara maju yang lain, dalam kasus COVID-19 Australia termasuk “aman”. Di Negeri Kanguru itu hanya ada 50.100 kasus dan 999 kematian, sejak terjadi pandemi. Namun hari Minggu 29 Agustus 2021, secara mengejutkan di sana terjadi 1.323 kasus COVID-19. Ini rekor kasus harian tertinggi. Lonjakan kasus terjadi di tengah ramainya perdebatan, apakah masyarakat harus mulai hidup dengan virus, setelah awalnya berhasil menekan jumlah yang terinfeksi.

Di New South Wales, negara bagian terpadat di Australia, tercatat ada 1.218 kasus karena varian Delta. Menteri NSW Gladys Berejiklian sempat menyatakan akan membuka kembali negara bagian itu, ketika 70% masyarakat yang berusia 16 tahun ke atas sudah divaksinasi. Saat ini, NSW telah mencapai titik tengah dari pencapaian target tersebut. Belum diketahui, apakah rencana akan tetap diwujudkan, mengingat secara tak terduga terjadi lonjakan kasus.

Belajar dari yang terjadi di AS dan Australia, betapa pun situasi sudah terasa aman dan terkendali, jangan pernah lupa COVID-19 belum beranjak jauh dari sekitar kita. Lengah sedikit, virus dengan varian yang makin beraneka itu akan menyerang.

 Nasihat bijak Bendahara Australia Josh Frydenberg, yang termuat di surat kabar The Age patut direnungkan. Katanya, “Hidup dengan virus adalah satu-satunya harapan. Menunda dan menyangkal fakta ini, tidak hanya salah, tetapi juga sangat tidak realistis." (sur)

____________________________________________

Ilustrasi: People photo created by rawpixel.com - www.freepik.com