Ibu bisa mengalami diabetes saat hamil, meski sebelumnya tidak memiliki diabetes ataupun kelainan gula darah. Kondisi ini disebut diabetes mellitus gestasional (DGM) atau diabetes pada kehamilan. “Kira-kira, satu dari tujuh kelahiran dipengaruhi oleh diabetes gestasional,” ungkap dokter spesialis gizi klinik Dr. dr. Luciana S., MS, Sp.GK.
Resistensi insulin selama kehamilan bisa dipicu oleh beberapa patofisiologi. Ini meliputi disfungsi jaringan adiposa (lemak), disbiosis atau ketidakseimbangan mikrobiota pada saluran cerna, serta disfungsi liver, otot skelet dan plasenta. “Semua ini bisa berkontribusi terhadap hiperglikemi atau tingginya kadar gula darah saat hamil,” jelas Dr. dr. Luciana, dalam Webinar Kebidanan yang diselenggarakan Yakult dan OTC Digest, Sabtu (25/11/2023).
Perempuan dengan faktor risiko tertentu lebih berisiko mengalami DMG. Misalnya kelebihan berat badan (BB) sebelum hamil (IMT >23), ada riwayat diabetes di keluarga, pernah mengalami DMG sebelumnya, pernah keguguran, pernah melahirkan bayi >4,5 kg, memiliki sindrom ovarium polikistik (PCOS), dan mager alias malas bergerak.
Link Sertifikat Webinar tanggal 25 November 2023
DMG berdampak terhadap kesehatan ibu maupun janin/bayi. “Bayi bisa lahir prematur, memiliki bobot terlalu berat atau makrosomia, hipoglikemi, dan saat dewasa nanti lebih berisiko mengalami obesitas dan diabetes tipe 2,” terang Dr. dr. Lucy. Adapun ibu, berisiko mengalami hipertensi kehamilan (preeklamsia), dan bisa mengalami DMG di kehamilan berikutnya, atau diabetes tipe 2 di kemudian hari.
Periksa Gula Darah dan Jaga Pola Makan
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, bidan masih menjadi pilihan utama ibu hamil di Indonesia untuk mengakses layanan ANC (antenatal care/perawatan ibu dan janin selama kehamilan) dan persalinan. Angkanya mencapai 82,4%. Ini menunjukkan, peran bidan amatlah vital untuk menekan angka kematian ibu dan bayi (AKIB).
Salah satu strategi yang bisa dilakukan yaitu peningkatan akses layanan bagi ibu dan bayi. “Antara lain dengan meningkatkan jumlah kunjungan ANC dari empat kali menjadi enam kali, dan meningkatkan kunjungan PNC (post-natal care) dari tiga kali menjadi empat kali,” tutur Ketua Pengurus Pusat Ikatan Bidan Indonesia (PP IBI) Dr. Ade Jubaedah, SSiT., MM., MKM.
Ia melanjutkan, menimbang BB ibu dan memantau progresnya per trimester (TM), serta mengukur kadar gula darah ibu saat hamil, sudah menjadi standar pelayanan di bidan untuk skrining DMG. “Bila ada masalah atau kecurigaan, ibu bisa dirujuk ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Namun demikian, bidan tetap melakukan pemantauan,” tegasnya.
Secara umum, pola makan ibu hamil dengan diabetes gestasional tidak jauh berbeda dari orang kebanyakan. Prinsip gizi seimbang tetap berlaku, dengan pedoman Isi Piringku yaitu ½ piring untuk sayur dan buah, dan setengah piring lagi diisi dengan karbohidrat (2/3 bagian) dan lauk (1/3 bagian). Upayakan mengonsumi makanan dengan jenis beragam, batasi konsumsi garam, dan cukupi kebutuhan air.
Porsi makan juga harus diperhatikan. Jangan kurang, jangan pula berlebihan. Di TM 1, penambahan asupan kalori dari makanan cukup 180 kkal, dan 300 kkal di TM 2 dan TM 3. “Kalori sebanyak 180 kkal setara dengan segelas susu ditambah sepotong biscuit, atau segelas susu tambah seporsi buah, atau seporsi lauk plus biscuit,” ujar Dr. dr. Lucy. Adapun 300 kkal setara dengan: dua gelas susu, atau segelas susu + seporsi lauk, atau segelas susu + biscuit + buah.
Disarankan makan dengan porsi kecil tapi sering, yang dibagi menjadi 3x makan utama (sarapan, makan siang, makan malam) dan 2-3x snack di antara waktu makan dan sebelum tidur. “Pola makan seperti ini membuat gula darah lebih stabil, dibandingkan makan hanya tiga kali tapi sekaligus banyak tanpa selingan,” imbuhnya.
Untuk menu makan pun tidak berbeda dengan orang biasa. Silakan makan makanan yang biasa dikonsumsi sehari-hari seperti nasi dengan pepes ayam dan gado-gado, atau nasi dengan ikan bakar dan sayuran tumis. Untuk snack bisa berupa buah, bubur kacang hijau, atau puding buah dengan tambahan gula secukupnya.
Perhatikan Kondisi Usus
Sebagaimana disebutkan oleh Dr. dr. Lusy, disbiosis di usus turut berkontribusi memicu terjadinya DMG. Untuk itu, penting untuk memelihara kesehatan usus, agar keseimbangan mikrobiota usus senantiasa terjaga. Sementara itu, sebuah penelitian menemukan bahwa terjadi perubahan komposisi mikrobiota usus saat hamil. “Populasi bakteri baik seperti Bifidobacterium cenderung menurun,” ungkap Prof. Dr. Ir. Endang S. Rahayu, MS, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Gajah Mada (FTP UGM).
Penelitian lain menemukan bahwa ibu hamil yang mengalami gangguan metabolik seperti obesitas dan diabetes umumnya mengalami disbiosis. Kondisi ini juga memengaruhi si anak, bahkan hingga mengganggu sistem imunnya. “Mikrobiota usus ibu sangat berpengaruh pada awal perkembangan mikrobiota usus bayi, di samping ASI,” imbuh Prof. Trisye, begitu ia biasa disapa.
Konsumsi probiotik merupakan salah satu cara efktif untuk mengembalikan dan memelihara keseimbangan mikrobiota usus. “Bakteri probiotik menghasilkan bakteriosin, yang menghambat pertumbuhan patogen di usus,” terang Prof. Trisye. Ia melanjutkan, konsumsi probiotik selama hamil akan mengembalikan keseimbangan mikrobiota usus menjadi normobiosis, dan mencegah/mengatasi disbiosis. Dengan demikian, berbagaikondisi yang berkaitan dengan disbiosis saat hamil seperti pre/eklamsia, obesitas, diabetes, persalinan prematur, diharapkan bisa dihindari.
Amankah konsumsi probiotik selama hamil? Jangan khawatir, ini telah dibuktikan melalui studi di 25 negara (Sheyholislami dan Connor, 2021). “Dari kesimpulan studi, dinyatakan bahwa produk probiotik maupun prebiotik aman dikonsumsi selama hamil dan menyusui,” ujar Prof. Trisye.
Terkait diabetes, Prof. Trisye menjelaskan bahwa kondisi disbiosis meningkatkan permeabilitas usus sehingga zat-zat tertentu bisa ‘bocor’ dan masuk ke aliran darah. “Ini akan memicu respons peradangan, kematian sel, dan hiperglikemia yang bisa berujung pada diabetes,” terangnya.
Konsumsi probiotik akan mengembalikan keseimbangan mikrobiota usus sehingga permeabilitas usus kembali normal. Selain itu juga mengurangistres oksidatif, menghambat sitokin pro-inflamasi, memperbaiki kontrol gula darah, memperbaiki sensitivitas insulin, dan meningkatkan produksi asam lemak rantai pendek atau SCFA yang penting untuk kesehatan usus.
Studi oleh Pan, dkk (2019) menemukan bahwa konsumsi probiotik pada ibu dengan DMG secara signifikan mengurangi resistensi insulin dan insulin serum puasa. Sementara itu studi meta-analisis oleh Mahdidaze Ari, dkk (2021) menunjukkan bahwa konsumsi probiotik berpotensi menurunkan parameter metabolik predisposisi DGM. “Seperti kadar gula darah, profil lemak, inflamasi, dan penanda oksidatif. Semua ini bisa mengurangi kejadian DMG pada ibu hamil,” lanjut Prof. Trisye.
Tidak semua produk yang fermentasi adalah probiotik. “Untuk bisa disebut sebagai probiotik, suatu produk harus terbukti aman dan bermanfaat. Jenis dan jumlah flora atau bakteri baiknya pun harus jelas,” tegas Prof. Trisye. Yakult mengandung >6,5 miliar L. casei Shirota strain, yang manfaat dan keamanannya telah dibuktikan melalui banyak studi ilmiah. Konsums Yakult secara rutin dan kontinyu akan menjaga kesimbangan mikrobiota usus, dana man dikonsumsi oleh ibu hamil. (nid)
_________________________________________
Ilustrasi: gpointstudio on Freepik