Penyanyi Legendaris Bob Tutupoly Meninggal, Kapan Transfusi Darah Perlu Dilakukan
bob_tutupoly_meninggal

Penyanyi Legendaris Bob Tutupoly Meninggal, Kapan Transfusi Darah Perlu Dilakukan

Penyanyi legendaris Bob Tutupoly (82 tahun) meninggal dunia dini hari Selasa 5 Juli 2022), di Rumah Sakit Mayapada Lebakbulus, Jakarta Selatan. “Beliau kena stroke. Awalnya dirawat di rumah, kemudian dibawa ke rumah sakit,” papar Stanley Tulung, teman dekat Bob.

Sebelum meninggal, kadar HB dalam darah Bob turun. Saat akan menjalani transfusi darah tengah malam, Senin 4 Juli lalu, Bob sudah tidak merespons. "Bob dinyatakan meninggal sekitar jam 00.00 WIB," lanjut Stanley.

Bob Tutupoly dikenal sebagai penyanyi yang punya nama besar. Pria dengan nama lengkap Bobby Williem Tutupoly ini, pernah menjadi pembawa acara kuis di TVRI. Lagu populer yang dibawakan Bob dalam banyak kesempatan di antaranya Widuri, Tiada Maaf Bagimu dan Lidah Tidak Bertulang.

Transfusi Darah, Kapan Perlu Dilakukan

Secara medis, transfusi darah merupakan prosedur menyalurkan darah dari donor (donor darah) ke dalam tubuh seseorang yang membutuhkan (pasien). Bisa karena pasien kekurangan darah atau karena menjalani tindakan medis berupa operasi. Secara medis, pemberian transfusi darah dapat menyelamatkan nyawa seseorang.

Komponen Darah yang Ditransfusikan

Darah manusia yang berupa cairan warna merah, terdiri dari sejumlah komponen. Ada sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), trombosit (platelet atau keping darah) dan plasma darah.

Lima komponen darah yang dapat ditransfusikan beserta kegunaannya masing-masing yakni:

1. Darah utuh (whole blood)

Darah utuh mengandung semua komponen darah (eritrosit, leukosit, platelet, plasma darah). Darah yang diambil dari pendonor darah, kemudian dimasukkan ke dalam kantong khusus. Transfusi darah utuh dimaksudkan untuk mengganti sel darah merah sesegera mungkin, misalnya saat pasien harus menjalani operasi karena banyak kehilangan darah. Bisa karena kecelakaan lalu lintas, atau oleh sebab lainnya.

2. Sel darah merah (packed red cells/PRC)

Transfusi PRC umumnya dilakukan pada pasien anemia; termasuk anemia karena kehamilan dan melahirkan. Pasien yang usai menjalani operasi tertentu, korban kecelakaan, atau pasiren dengan kelainan darah (thalassemia, leukemia) juga memerlukan transfuse sel darah merah.

AABB (American Association of Blood Banks) dalam pedoman terbarunya, merekomendasikan transfusi PRC pada pasien rawat inap dengan kondisi stabil tapi dengan kadar hemoglobin darah (Hb) <7 g/dL, termasuk pasien di ICU. Pasien yang operasi dan memiliki riwayat penyakit jantung, dianjurkan transfusi darah bila kadar Hb di bawah  8 g/dL.

3. Konsentrat platelet (platelet concentrate/PC)

Komponen platelet /trombosit berfungsi untuk pembekuan darah. Perlu beberapa pendonor darah untuk mendapatkan satu kantong platelet untuk ditransfusikan. Komponen platelet tidak bisa disimpan lama. Transfusi platelet ditujukan untuk pasien yang mengalami gangguan pembentukan platelet oleh sumsum tulang belakang, atau mengalami gangguan fungsi serta jumlah platelet.

4. FFP (fresh frozen plasma)

Komponen FFP berwarna kekuningan. FFP adalah produk darah yang diproses dari darah utuh. Mengandung komponen plasma darah berisi faktor pembekuan darah, albumin, imunoglobulin dan faktor VIII (faktor pembekuan darah dalam plasma). FFP diperuntukkan bagi pasien dengan gangguan pembekuan darah, atau yang mengonsumsi obat pengencer darah (antikoagulan) – seperti pasien penyakit jantung – yang akan menjalani operasi.

5. Cryo-AHF (cryoprecipitated anti haemolytic factor)

Cryo-AHF atau cryoprecipitate yakni bagian plasma darah yang kaya faktor pembekuan, seperti fibrinogen dan faktor VIII. Komponen darah ini digunakan bagi pasien dengan kelainan faktor pembekuan darah, seperti hemofiloa tipe A (defisiensi faktor VIII) atau Von Willdebrand disease (sejenis kelainan darah).

Efek Samping Transfusi Darah

Bisa terjadi efek samping ringan, seperti: sakit kepala, demam, gatal-gatal atau kulit kemerahan. Efek samping yang jarang terjadi: sulit bernapas, sakit dada, tekanan darah turun. Komplikasi dapat terjadi saat transfusi darah massif; pasien mendapat 4 unit (kantong) sel darah merah dalam satu jam, atau lebih 10 unit dalam 24 jam.

Tim medis biasanya sudah menyiapkan segala sesuatunya, untuk menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan. (sur)

__________________________________________

Foto: ISTIMEWA