Malam pergantian tahun 2011-2012 menjadi malam nahas bagi Amelia Yunita, Ketua Federasi Arung Jeram Indonesia. Kala itu, ia merayakan pergantian tahun dengan membuat acara barbekyu di rumah. Singkat cerita, api menyambar Amelia yang tengah memegang botol berisi bensin untuk menyalakan arang. “Saya buru-buru melepas pakaian yang saya kenakan lalu menyiram tubuh dengan shower,” ujarnya dalam sebuah acara di Jakarta. Wajah dan tangannya terluka cukup parah; rasa panas dirasakan hingga berhari-hari. Ia harus mengenakan sarung tangan berisi silicone sheet. Setahun kemudian kondisinya mulai pulih.
Dr. Prasetyanugraheni, Sp.BP, yang akrab disapa dr. Heni dari RSCM, Jakarta, menyatakan, luka bakar terjadi akibat kontak dengan benda panas. Bisa api, setrikaan, atau benda yang menghasilkan panas seperti listrik dan bahan kimia. “Agar panasnya hilang, luka harus didinginkan. Cara terbaik adalah dengan alir mengalir selama 20-30 menit. Yang dilakukan bu Amelia sudah tepat,” tuturnya.
(Baca juga: Pertolongan Pertama pada Luka Bakar)
Air harus mengalir, agar panas ikut terbawa bersama aliran air. Bila luka dicelupkan ke air di dalam bak, air akan ikut menjadi hangat. “Tak ada gunanya,” tegas dr. Heni. Dan, jangan menggunakan air es karena bisa terjadi frost bite (efek seperti luka bakar akibat es), atau hipotermia (kedinginan).
Pada luka bakar, zona koagulasi adalah pusatnya. “Bila didiamkan, daerah sekitarnya (zona statis) akan ikut rusak. Bila didiamkan lebih lama lagi, daerah yang lebih jauh (zona hiperemia) akan ikut rusak,” papar dr. Parintosa Atmodiwirjo, Sp.BP(K) dari RSCM, Jakarta.
Bila luka bakar diolesi mentega atau bahan lain, bahan tersebut ikut menjadi panas. Panas pada luka akan terperangkap sehingga luka semakin parah. “Dengan air mengalir, panas akan terbuang bersama aliran air dan membuat luka bakar tidak meluas,” tegas dr. Parintosa.
(Baca juga: "Stop, Drop, Roll" untuk Mengatasi Luka Bakar)
Jangan takut luka bakar melepuh karena disiram air. Gelembung terjadi karena tubuh berusaha melepaskan lapisan kulit atas yang sudah rusak. Karena lapisan kulit terpisah, cairan dari dalam tubuh masuk dan mengisi ruang tersebut. “Jadi, melepuh bukan karena air masuk dari luar,” terang dr. Parintosa. Di sisi lain, gelembung adalah tanda bahwa luka bakar tergolong ringan.
Ada baiknya segera ke dokter untuk perawatan lebih lanjut, apalagi bila luka cukup berat. Perawatan luka bakar mirip perawatan luka umumnya: harus bersih dan steril. Misalnya dengan dressing pelembap yang mengandung antiseptik. Bila luka sudah tertutup, tidak lagi berdarah/basah, luka perlu dijaga agar tetap lembap. Ini bisa dilakukan dengan mengoleskan silicone gel. “Gel akan membentuk lembaran tipis dan menjaga kelembapan kulit tidak menguap. Kelembapan inilah yang akan menyembuhkan,” terang dr. Parintosa.
Menjaga kelembapan kulit penting untuk proses pematangan luka yang sempurna, sehingga pertumbuhan keloid bisa dicegah. (nid)