Kanker ginjal membuat Vidi Aldiano menjalani operasi pengangkatan ginjal (nefrektomi). Diketahui, penyanyi berusia 29 tahun itu memiliki kanker di ginjal kirinya. “Manusia memiliki dua ginjal, maka bila satu dibuang, kita bisa tetap hidup dengan satu ginjal saja,” ucap dr. Ronald A. Hukom, Sp.PD-KHOM kepada OTC Digest.
Dijelaskan oleh konsultan hematologi dan onkologi di RS Kanker Dharmais, kanker ginjal lebih sering ditemukan pada laki-laki ketimbang perempuan. Gejalanya antara lain kencing berdarah, nyeri pinggang, benjolan di daerah pinggang yang bisa diraba. Ini adalah triad gejala klasik. Gejala lain meliputi fatigue (kelelahan), tidak nafsu makan, berat badan turun, anemia, dan demam. Umumnya, gejala-gejala ini baru terasa saat kanker sudah berkembang menjadi stadium lanjut. Di stadium awal, sering kali tidak ada gejala apa-apa.
Baca juga: Vidi Aldiano Idap Kanker Ginjal, Kanker yang Jarang Menjangkiti Usia Muda
Vidi beruntung, kankernya cepat terdeteksi; seminggu setelah ia dinyatakan kena kanker ginjal, penyanyi yang telah mengeluarkan 4 album studio ini langsung menjalani operasi. Menurut dr. Ronald, “Pengobatan pada stadium dini (I dan II) biasanya dengan operasi. Bisa disertai dengan radiasi, ablasi, dan terapi lokal lainnya.”
Bila ukuran kanker masih sangat kecil, bisa dilakukan nefrektomi parsial; ginjal tidak diangkat seluruhnya, melainkan hanya diambil bagian yang terkena kanker. Namun bila ukuran kanker sudah cukup besar, apa boleh buat, seluruh ginjal harus diangkat (nefrektomi radikal). Tentu, hanya ginjal yang kena kanker yang diangkat; ginjal yang sehat tidak diangkat, sehingga pasien tetap punya satu ginjal.
Pada kanker ginjal stadium lebih lanjut (III dan IV), pengobatannya tidak lagi dengan operasi. “Bisa diberikan kemoterapi, terapi target, dan imunoterapi. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak obat baru yang bisa memberi hasil lebih baik dibanding kemoterapi saja,” tutur dr. Ronald. Misalnya obat terapi target yang bersifat antiantiogenesis (memblok pertumbuhan pembuluh darah kanker) seperti sorafenib, sunitinib dan everolimus. Ketignay adiberikan secara oral (diminum). Sorafenib berbentuk pil, sunitinib kapsul, dan everolimus tablet. Dr. Ronald menambahkan, “Imunoterapi juga saat ini memberi data hasil awal yang menjanjikan.”
Baca juga: Berbagai Jenis Kanker Ginjal, Ada yang Sangat Ganas
Pengobatan kanker ginjal berupa operasi, radioterapi dan beberapa jenis kemoterapi sudah ditanggung oleh JKN melalui BPJS Kesehatan. “Sekarang, pengobatan lini pertama untuk stadium lanjut adalah dengan terapi target. Sayangnya hingga saat ini belum ada obat terapi target dan imunoterapi untuk kanker ginjal yang ditanggung JKN,” sesal dr. Ronald. Beberapa obat terapi target dan imunoterapi untuk kanker ginjal sudah tersedia di Indonesia, tapi pasien yang membutuhkannya harus membeli dengan uang sendiri.
Yang terpenting, jangan menghilang meski pengobatan sudah usai. “Setelah menyelesaikan program terapi, disarankan tetap berkonsultasi secara berkala dengan pengawasan dokter,” tegas dr. Ronald. (nid)
____________________________________________
Ilustrasi: Woman photo created by pressfoto - www.freepik.com