Sebuah penelitian pracetak di jurnal online MedRxiv yang menyatakan vaksin mRNA bisa sebabkan radang otot jantung (miokarditis) pada 1 dari 1000 orang ditarik, karena kesalahan penghitungan.
Riset yang dilakukan oleh tim dari The University of Ottawa Heart Institute ini pertama kali diterbitkan pada 16 September 2021. Selanjutnya viral dan dipakai secara luas untuk menyatakan bila vaksin COVID-19 jenis mRNA tidak aman. Namun, penelitian tersebut telah ditarik kembali karena salah perhitungan, melansir Reuters.
Kejadian radang otot jantung dihitung dengan membagi jumlah vaksinasi COVID-19 di Ottawa, Kanada dengan jumlah insiden penyakit jantung. Menurut perhitungan mereka, risiko miokarditis adalah 1 per 1000, atau 0,1 persen (termasuk jarang terjadi).
Ternyata angka yang digunakan oleh peneliti salah. Para penulis penelitian meremehkan jumlah vaksin yang diberikan, mencatat 25 kali lebih kecil dari jumlah yang sebenarnya. Mereka awalnya mengatakan bahwa jumlah vaksin yang dikirim adalah 32.379, padahal sebenarnya adalah 854.930.
Salah penghitungan ini menyebabkan hasil penelitian tersebut ditarik kembali pada 24 September. Peneliti mengatakan: “Kejadian miokarditis yang kami laporkan tampak sangat meningkat dengan denominator yang salah, yakni jumlah dosis yang diberikan selama periode waktu penelitian. Kami meninjau data yang tersedia dan menemukan bahwa memang ada penghitungan yang terlalu rendah, dengan jumlah sebenarnya dari dosis yang diberikan lebih dari 800.000.”
“Untuk menghindari penyesatan (misleading) baik kolega atau di masyarakat umum, kami (penulis) dengan suara bulat ingin menarik makalah ini dengan alasan data insiden (kejadian radang otot jantung) yang salah,” tulis mereka. The university of Ottawa Heart Institute juga mengeluarkan permintaan maaf atas kesalahan informasi yang tersebar dari hasil penelitian yang menyebutkan bahwa vaksin mRNA bisa sebabkan radang otot jantung.
Akibat laporan adanya kejadian miokarditis ini, pemerintah Finlandia dan Swedia menangguhkan penggunaan vaksin Moderna bagi pria berusia <30 tahun.
Miokarditis merupakan kondisi saat otot jantung mengalami peradangan sehingga mengurangi kemampuan untuk memompa darah, dan menyebabkan irama jantung yang cepat atau tidak normal (aritmia). Peradangan otot jantung ini menyebabkan sakit dada, sesak napas, dada tak nyaman dan berdebar-debar.
Sementara itu, menggunakan data Vaccine Safety Datalink, CDC (Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS) menyatakan bahwa tidak ada hubungan signifikan antara miokarditis/perikarditis dan vaksin mRNA di semua kelompok umur secara umum. Namun mereka tetap memperingatkan adanya hubungan antara vaksin mRNA dan radang otot jantung pada individu yang lebih muda, terutama pada laki-laki.
Perlu dipahami, riset pracetak tentang prevalensi miokarditis pada pria muda menemukan bahwa mereka enam kali lebih mungkin mengalami radang otot jantung dari virus COVID-19, dibanding akibat vaksin mRNA. Jadi, tak perlu panik dan paranoid menghadapi informasi soal vaksin mRNA bisa sebabkan radang otot jantung.
Selain Moderna, vaksin COVID-19 produksi Pfizer juga adalah jenis mRNA. (jie)