Tercatat sekitar 26% orang berusia 40 tahun ke atas menderita neuropati atau kerusakan saraf tepi. Penyakit diabetes dapat meningkatkan risiko neuropati 2 kali lipat (50% penderita diabetes mengalami neuropati).
Saraf tepi/saraf perifer adalah saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang - disebut juga akar saraf – sampai ujung jari tangan dan kaki. Saraf tepi berfungsi dalam sistem saraf motorik (gerakan besar), sensorik (menerima persepsi/rasa dari luar) dan saraf otonom (mengatur kerja jantung, ginjal, keringat dan pencernaan).
“Gejala neuropati yang paling ringan adalah kram, kaku di jari tangan atau kaki dan kesemutan. Misalnya, 10-15 menit duduk bersila, kesemutan, “ papar dr. Manfaluthy Hakim, SpS(K), konsultan neurologis dari Departemen Neurologi FKUI/RSCM.
Gangguan pada saraf tepi bersifat spesifik, yakni tanpa ada pencetus. Ditandai dengan rasa nyeri, baal / kebas, rasa terbakar yang terjadi spontan, mati rasa, kulit nhipersensitif, sampai kelemahan tubuh dan anggota gerak. Kulit mengkilap tidak wajar.
“Itu karena gangguan saraf otonom yang mengatur pengeluaran kelenjar keringat. Kalau kena di sistem motorik, dapat menyebabkan pengecilan otot dan kelumpuhan,” kata dr. Luthy.
Neuropati merupakan komplikasi yang kerap dijumpai pada diabatesi (penderita diabetes). Tingginya kadar gula darah menyebabkan berkurangnya aliran darah ke saraf tepi. Saraf yang rusak membuat diabetesi tidak merasakan sakit, panas, atau dingin pada tangan dan kaki. “Gangguan pencernaan, mual, muntah, diare atau sulit BAB juga menjadi tanda neuropati diabetikum,” katanya.
Saraf tepi membutuhkan nutrisi (vitamin B), agar dapat beregenerasi dan berfungsi dengan baik. Kekurangan vit. B1 menyebabkan kekakuan pada anggota gerak tubuh. Vitamin B6 menjaga kerja sistem saraf dan menunjang imunitas tubuh. Defisit vit. B6 membuat kelainan saraf seperti depresi, kebingungan bahkan kejang.
Vit B12 penting untuk pembentukan selubung mielin (yang melindungi saraf). Mielin penting untuk penyampaian pesan dari otak ke seluruh tubuh. Kekurangan vitamin ini menyebabkan baal, mati rasa, kesemutan, kram dan kaku.
“Vitamin B adalah ‘makanan’ untuk saraf. Kalau di masa mudanya kurang vitamin B, bisa mengalami neuropati saat tua,” ujar Prof. Dr. dr. Moh. Hasan Machfoed, SpS(K), MS.
Vitamin B tidak diproduksi oleh tubuh, sehingga harus dipenuhi dari luar. Makanan kaya vitamin B antara lain: beras merah, kedelai, sayur hijau, kuning telur, susu dan ikan. Hanya sekitar 5% vitamin B yang kita konsumsi digunakan untuk saraf, selebihnya untuk fungsi tubuh yang lain. Suplemen vit B dapat membantu. (jie)