Di negara maju seperti Amerika, obesitas menjadi penyakit endemi. “Masalah obesitas terjadi akibat bombardir produk-produk fast food dan soft drink. Baru dirasakan dampaknya sekarang, dengan munculnya penyakit kronik seperti diabetes atau ginjal,” ujar Dr. dr. Budi Wiweko, SpOG(K), Ketua Indonesia Hydration Working Group (IHWG) FKUI.
Mengganti pola minum dari minuman manis dengan air putih dapat membantu menurunkan berat badan. Studi yang dipublikasikan jurnal Obesity memaparkan, minum 2 gelas air ukuran sedang (sekitar 500 ml) 30-60 menit sebelum makan, dapat menurunkan berat badan. Minum 1% air putih lebih banyak, dapat mencegah kita mengonsumsi banyak kalori. Sekaligus mengurangi lemak jenuh, gula, sodium dan kolesterol.
Riset dr. Yoosoo Chang dari Kangbuk Samsung Hospital Total Healthcare Center, Seoul, Korea Selatan, menemukan orang obesitas berisiko tinggi mengalami gangguan fungsi ginjal. Riset dilakukan pada 62.000 responden rerata usia 36 tahun.
Di awal studi, sekitar 59% partisipan memiliki berat badan normal, 21% kelebihan berat badan, 13% obesitas dan 7% di bawah normal. Setelah 6 tahun, ditemukan 3,5 kasus gangguan ginjal dari 1.000 partisipan berberat badan normal. Pada partisipan yang obesitas, angkanya jauh lebih tinggi; 19 kasus per 1.000 partisipan.
Dr. Chang menjelaskan, walau penderita obesitas merasa sehat; tanpa masalah jantung, hipertensi atau diabetes, mereka harus menurunkan berat badan jika tak ingin mengalami gangguan ginjal. Riset ini dipublikaskan di jurnal Annals of Internal Medicine.
Sementara itu, Kosuke Yamahara, dkk., dari Shiga University of Medical Science, Jepang, menemukan obesitas menurunkan fungsi proses autophagy. Yaitu sistem dalam sel untuk menghilangkan protein rusak dan komponen seluler cacat lainnya.
Peneliti menemukan, pada tikus berberat badan normal dengan penyakit ginjal, proses autophagy aktif dalam sel-sel ginjal. Sebaliknya, pada tikus gemuk dengan penyakit ginjal, autophagy ditekan dan kerusakan sel-sel ginjal semakin parah. Mereka juga mendapati penekan proses autophagy (disebut mTOR) menjadi hiperaktif pada ginjal tikus obesitas. Studi ini dipublikasikan di Journal of American Society of Nephrology. (jie)