Obat herbal adalah obat yang terbuat dari bahan tumbuhan – daun, bunga, buah, batang, akar – untuk menjaga kesehatan dan mengobati penyakit tertentu, dan sudah dimanfaatkan selama berabad-abad. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) obat herbal dimanfaatkan sekitar 80 persen penduduk dunia, terutama yang berpenghasilan menengah bawah.
Obat herbal menjadi pilihan, antara lain karena bahan-bahannya mudah didapat, murah, bisa diracik sendiri bila perlu. Masyarakat percaya khasiat dan keamanannya; secara empiris nenek moyang kita sudah membuktikannya. Obat herbal dapat dimanfaatklan dengan berbagai cara. Misalnya, dalam keadaan segar atau sudah dikeringkan, direbus atau diseduh seperti teh. Beberapa bahan diracik menjadi jamu, misalnya jamu gendong.
Ada yang sudah diolah secara modern. Obat herbal yang dihasilkan berupa bubuk, dalam bentuk cair, kapsul dan lain-lain. Buku ‘Tingkat Manfaat Keamanan dan Efektivitas Tanaman Obat dan Obat Tradisional (Katno, 2008)’ menyatakan, menyangkut obat herbal ada 6 aspek yang perlu diperhatikan: dosis atau takaran yang tepat, tepat waktu penggunaan, tepat cara penggunaan, tepat pemilihan bahan baku, tepat menelaah informasi dan tepat indikasinya.
Keunggulan obat herbal
Satu jenis tanaman obat mengandung sejumlah senyawa kimia. Hal ini memberi efek komplementer (saling melengkapi) dan efek sinergis (saling mendukung), saat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit atau gangguan kesehatan tertentu. Khasiatnya sudah dibuktikan secara empiris oleh nenek moyang kita secara turun temurun. Selain mengatasi flu, batuk, masuk angin, diare dan gangguan kesehatan ringan lainnya, obat herbal didapat untuk mengobati penyakit jantung, lever (hati), ginjal dan lain-lain.
Efek samping relatif ringan, dibanding obat modern. Dapat dimanfaatkan dalam jangka panjang, misalnya untuk penyakit gangguan metabolisme, penyakit degeneratif (jantung, diabetes, radang sendi, dan lain-lain). Obat herbal yang pemanfaatannya dengan cara sederhana -- direbus atau diseduh – dan bahan-bahannya mudah didapat, bisa dibuat sendiri.
Kelemahan obat herbal
Khasiat obat herbal belum teruji secara ilmiah, berbeda dengan obat modern. Obat herbal bekerja lambat, tidak cespleng, karena kecil dan kompkleksnya senyawa kimia pada tanaman obat (Katno, 2008). Karena reaksinya yang lambat, obat herbal tidak dapat digunakan untuk menangani penyakit infeksi yang perlu tindakan cepat.
Menilik keunggulan dan kelemahannya, obat herbal dapat digunakan secara bijak. (sur)