Menjaga Asupan Nutrisi Lebih Mudah dengan Kalkulator Gizi
gizi_seimbang_kalkulator_gizi

Menjaga Asupan Nutrisi Lebih Mudah dengan Kalkulator Gizi

Prinsip Gizi Seimbang yang mulai diimplementasikan di Indonesia sejak 1995, makin dikenal luas pada 2014, dengan dikeluarkannya panduan Tumpeng Gizi Seimbang oleh Kementrian Kesehatan. Dengan panduan tersebut, prinsip gizi seimbang jadi lebih mudah dipahami. Namun tetap saja, kita masih terseok-seok menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Nah, kalkulator gizi bisa membantu kita lebih mudah menjaga asupan nutrisi sesuai prinsip gizi seimbang.

Tubuh kita membutuhkan asupan gizi seimbang untuk bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Kekurangan maupun kelebihan asupan nutrisi/kalori, serta nutrisi yang tidak seimbang, akan berdampak bagi kesehatan. Pada anak-anak, permasalahan gizi bahkan bisa mengganggu tumbuh kembangnya. Stunting atau perawakan pendek pada anak akibat malnutrisi kronis, masih jadi masalah besar di Indonesia.

Hari Gizi Nasional ke 63 yang diperingati 25 Januari, mengangkat tema “Protein Hewani Cegah Stunting”. Menurut ahli gizi Dr. Marudut Sitompul, MPS, protein hewani memang memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan protein nabati. “Setidaknya ada lima keunggulan protein hewani,” tegasnya, dalam diskusi dan peringatan Hari Gizi Nasional 2023 yang diselenggarakan oleh Frisian Flag Indonesia (FFI), Selasa (31/1/2023).

Keunggulan Protein Hewani

Protein merupakan salah satu dari tiga makronutrisi; artinya dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah banyak. Ia dibutuhkan terbanyak kedua setelah karbohidrat, dan lemak yang paling sedikit dalam makronutrisi. “Protein berperan penting dalam pertumbuhan dan daya tahan tubuh. Sel-sel imun kita, salah satunya dibangun oleh protein,” papar Marudut.

Ia melanjutkan, sebagai salah satu sumber protein hewani, susu  turut memelihara epitheliel barrier usus yang penting untuk pertahanan usus. Susu juga mendukung daya tahan tubuh dengan meningkatkan imunitas seluler seperti sel NK, dan produksi antibodi. Berikut ini lima keunggulan protein hewani, yang disampaikan oleh Marudut.

1. Lebih mudah dicerna

“Struktur molekul protein hewani lebih sederhana, karena itu lebih mudah dihancurkan atau dicerna,” terang Marudut. Sebaliknya, struktur molekul protein nabati lebih padat dan kompleks sehingga lebih sulit dicerna.

2. Mengandung asam amino esensial lengkap

Tubuh membutuhkan 9 asam amino esensial. Artinya, asam amino tersebut tidak bisa diproduksi sendiri oleh tubuh, sehingga harus diasup dari luar (makanan). “Protein hewani mengandung asam amino esensial lengkap, baik secara jenis maupun jumlahnya,” ungkap Marudut. Pertumbuhan anak dan perkembangan otaknya membutuhkan asam amino esensial lengkap, seperti tersirat dalam tema Hari Gizi Nasional.

Adapun kandungan asam amino pada protein nabati tidak lengkap, sehingga dibutuhkan kombinasi beberapa sumber protien nabati untuk mendapatkan asam amino esensial yang lengkap.

3. Lebih mudah larut

Ketiga, daya kelarutan atau solubilitas protein hewani di air lebih tinggi. “Kalau kita makan kan, padanannya air. Jadi sangat pas memang,” imbuh Marudut. Hal ini juga turut berperan membuat protein hewani lebih mudah dicerna dan dimanfaatkan tubuh.

4. Kemampuan mengangkut zat gizi lain lebih tinggi

Tak kalah penting, kemampuan protein hewani mengangkut zat gizi lain lebih tinggi. Misalnya saja kalsium dalam susu, dan zat besi dalam daging merah.

5. Sifat fungsional lebih baik

“Kemampuan protein hewani membentuk gel, emulsifikasi, juga membentuk busa, lebih baik. Ini memengaruhi sensori kita. Dengan kata lain, palatabilitas lebih baik, atau lebih enak,” tutur Marudut.

Peranan Kalkulator Gizi

Pada anak, stunting masih jadi masalah besar. Pada dewasa, yang paling mengkhawatirkan yaitu kegemukan atau obesitas. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2018), prevalensi obesitas pada orang Indonesia usia 18 tahun ke atas mencapai 21,8%. Menjaga antara asupan dan kalori yang dikeluarkan, adalah kunci untuk mengatasi kegemukan dan obesitas. Kalkulator Gizi bisa membantu kita memantau bagaimana asupan makanan kita setiap hari.

FFI meluncurkan fitur Kesehatan baru di situs frisianflag.com, berupa #KalkulatorFrisianFlag yang dirancang bersama pakar gizi. Terdapat dua fitur terbaru yaitu #KalkulatorFrisianFlag Massa Tubuh untuk menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). Cukup memasukkan informasi mengenai usia, berat badan, tinggi badan dan gaya hidup, kita akan mendapat hasil IMT, total energi yang kita butuhkan, batas normal IMT yang ideal, dan berapa banyak berat badan yang harus dikurangi atau ditambah.

Peluncuran Kalkulator Gizi Frisian Flag / Foto: dok. Frisian Flag

Fitur kedua yaitu #KalkulatorFrisianFlag Gizi Harian, yang membantu kita untuk menghitung total kalori pada makanan yang kita konsumsi. Cukup masukkan foto makanan kita, lalu akan terlihat total kalori, lemak, protein dan karbohidrat dari makanan yang telah dikonsumsi. Kalkulator gizi juga akan memberi rekomendasi berapa banyak asupan kalori yang kita butuhkan.

Keunggulan kalkulator gizi ini dibandingkan fitur-fitur lain yang sejenis, sangat bercitarasa lokal. Maksudnya, pilihan menunya banyak dari makanan lokal, serta makanan internasional yang biasa dikonsumsi orang Indonesia. Sebut saja ayam goreng, bakwan, dan chicken teriyaki. “Ini membantu banget. Biasanya saya pakai apps buatan luar, susah nemuin padanan makanan karena menunya kan beda banget,” ujar Hanny (39), seorang pegawai swasta yang sudah mencoba kalkulator gizi dari Frisian Flag.

Hal senada diungkapkan oleh healthy food content creator, Adellia Izza. “Kita pasti ingin sehat, tapi bagi orang awam, menghitung kalori kan tidak mudah ya. Dengan adanya fitur kalkulator gizi, sangat memudahkan kita untuk hidup lebih sehat,” ujarnya.

Makananan Sehat bisa Enak

Adel konsisten membagikan resep makanan sehat dan lezat dalam akun Instagramnya @delle.kitchen. Untuk sarapan misalnya, ada Oatmeal Dutch Baby Pancake yang mengandung oatmeal dan susu, lengkap dengan buah stroberi. Untuk menu makan siang/malam, Adel membagi resep Rice Paper Noodle yang praktis dan lebih sehat ketimbang mi instan.

Ia mengungkapkan, banyak yang salah kaprah soal makanan sehat. “Kebanyakan orang berpikir bahwa makanan sehat itu hambar; tanpa gula, garam, dan nasi. Padahal tidak begitu,” ujarnya. Menurutnya, prinsip menjalankan pola makan sehat adalah mengetahui kebutuhan kita, lalu melengkapinya.

Ia juga menyayangkan, masih banyak yang suka melewatkan sarapan pagi. Entah karena tidak sempat, atau memang ingin diet. Padahal sarapan penting untuk mengisi kembali “tangki” energi setelah 8 jam tidur. Selain itu, sarapan bisa membangun pola pikir dan pola makan yang sehat. “Kalau kita sudah sarapan lengkap, kita akan melanjutkan pola makan yang sehat saat makan siang dan makan malam. Kalau tidak sarapan, saat makan siang bisa kalap dan hanya memilih makanan yang enak tanpa memikirkan kandungan nutrisinya,” tutur Adel.

Jadi, sudah siap kan untuk hidup lebih sehat? Yuk, mulai dengan tidak melewatkan sarapan pagi, dan memenuhi kebutuhan dan asupan nutrisi sesuai pedoman Gizi Seimbang. Kalkulator gizi bisa kita manfaatkan untuk membantu menjalankan misi ini. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: Image by Freepik