Belakangan masyarakat awam kembali diributkan dengan istilah CT value, atau nilai CT, untuk menentukan seseorang sembuh dari COVID-19, atau justru dalam kondisi parah.
Cycle Threshold value (nilai CT) merupakan perhitungan banyaknya jumlah siklus yang dihasilkan dalam mencari materi genetik (RNA) virus, dari sampel lendir pasien COVID-19 menggunakan pemeriksaan PCR (polymerase chain reaction).
Pada tes PCR untuk COVID-19, mesin pemeriksa akan melakukan pemeriksaan berulang (siklus) untuk menentukan apakah sampel mengandung materi genetik SARS-CoV-2 atau tidak. Misalnya pada nilai CT 5 berarti virus terdeteksi pada putaran ke 5. Demikian juga bila nilai CT 30, maka virus terdeteksi dalam putaran ke 30.
Anggapan yang beredar adalah bila pasien COVID-19 memiliki nilai CT tinggi, misalnya >30, berarti dianggap sembuh.
Mengutip laman Mayapada Hospital, nilai CT tidak digunakan untuk menentukan seberapa parah penyakit seseorang. Seberapa menularnya seseorang atau kapan seseorang dapat dibebaskan dari isolasi mandiri.
Standar nilai CT pada mesin PCR bisa berbeda di tiap rumah sakit, karena merek dan standar yang digunakan juga berbeda. Hasil PCR negatif rata-rata memakai standar nilai CT 35-40, tergantung alat yang digunakan saat melakukan tes.
“Daripada menghitung angka CT value, pahami definisi sembuh dari COVID-19,” kata dr. Jaka Pradipta, Sp.P dari Mayapada Hospital Kuningan, Jakarta.
“Sembuh adalah apabila pasien tersebut dari yang bergejala, kemudian menjadi tidak bergejala lagi selama 3 hari. Sembuh adalah dari orang yang tidak bisa beraktivitas, kemudian bisa beraktivitas lagi,” dr. Jaka melanjutkan.
Membaca nilai CT
Umumnya, hasil tes PCR seseorang dinyatakan negatif jika CT value-nya melebihi 40, tergantung masing-masing laboratorium. Ini artinya, dalam 40 kali pengulangan amplifikasi PCR tidak terdapat materi genetik virus SARS-CoV-2 pada sampel yang diperiksa.
Untuk mengetahui cara lebih detail membaca angkat CT value dalam pemeriksaan RT-PCR, berikut penjelasannya:
- Nilai CT <29 adalah reaksi positif kuat, artinya jumlah partikel virus yang terdeteksi kemungkinan cukup banyak.
- Nilai CT 30–37 adalah reaksi positif, artinya jumlah partikel virus yang terdeteksi jumlahnya sedang.
- Nilai CT 38–40 adalah reaksi positif lemah, artinya jumlah partikel virus yang terdeteksi jumlahnya sedikit.
- Nilai CT >40 ke atas adalah negatif, artinya tidak ditemukan satu pun partikel virus yang terdeteksi dalam tubuh.
Rekomendasi perhimpunan dokter patologi klinik
Dr. RA. Adaninggar, SpPD, mengingatkan jangan mendewakan nilai CT. “Misleading nilai CT sangat berbahaya. Yang nilai CT-nya tinggi merasa sembuh padahal masih menular, akhirnya lengah, tidak isolasi dan tidak memonitor kondisi. Sedangkan nilai CT rendah merasa sakit berat, jadi panik dan meminta perawatan di RS,” tulisnya dalam akun Instagram pribadinya.
Nilai CT tidak bisa digunakan untuk satu-satunya patokan dalam menentukan derajat keparahan gejala, daya penularan ataupun kesembuhan.
Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik mengeluarkan panduan menyikapi anggapan yang keliru tentang nilai CT, yakni:
- Tidak ada pengelompokan baik, buruk dan invalid berdasarkan nilai CT.
- Nilai CT tidak dapat dibandingkan antar laboratorium karena ada perbedaan sampel yang diperiksa, metode, alat dan reagen.
- CT value yang tinggi (31-40) dapat ditemukan juga pada awal masa infeksi sehingga bisa menularkan.
- Ada alat dan reagen yang memang mampu mendeteksi RNA virus dengan nilai CT < 11. Semua hasil yang dikeluarkan lab sudah divalidasi.
Ini berarti, jika menurut panduan di atas, anggapan nilai CT tinggi (31-40) berarti baik, atau nilai CT 12-20 buruk adalah salah.
Alih-alih mempersoalkan nilai CT dalam pemeriksaan PCR, hasil PCR positif (berapapun CT value-nya) harus menjalani isolasi, dan segera konsultasi dengan dokter. (jie)