Menghadapi ancaman peningkatan kasus dengue atau demam berdarah dengue (DBD) di musim hujan, PT Takeda Innovative Medicines kembali menggelar inisiatif Langkah Bersama Cegah DBD, kali ini di Kota Medan, pada 29 November hingga 1 Desember lalu. “Dengue masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Pekerjaan rumah (PR) kita masih banyak untuk memberantas dengue dan mencapai tujuan bersama ‘nol kematian akibat dengue pada tahun 2030’,” ungkap dr. Ina Agustina Isturini, MKM., Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), Kementerian Kesehatan RI, Sabtu (30/11).
Kasus DBD di Indonesia mengalami peningkatan signifikan. Data Kementerian Kesehatan RI menunjukkan bahwa Sumatera Utara masuk ke 10 besar provinsi dengan kasus DBD tertinggi di Indonesia. Kondisi ini diperparah dengan datangnya musim hujan yang menciptakan lingkungan yang ideal bagi perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti, penular utama virus dengue.
Langkah Cegah DBD di Medan, 30 November 2024 / Foto: PT Takeda Innovative Medicines
Peningkatan Kasus Dengue di Musim Hujan
“Saat ini kita sudah memasuki musim penghujan, di mana puncaknya akan banyak terjadi pada bulan November sampai Desember. Hal ini meningkatkan risiko penularan virus dengue secara signifikan,” ujar H. Muhammad Faisal Hasrimy, AP, M.AP., Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Sepanjang 2024 sampai dengan 28 November lalu, tercatat 7.994 kasus dengue di Sumatera Utara dengan 52 kematian. Kasus tertinggi terjadi Kab Karo, Kota Medan, Kab Deliserdang dan Kab Nias Selatan. Total kasus diperkirakan meningkat 100% dibandingkan tahun lalu, dengan 4.687 kasus dan kematian 24 orang.
“Untuk menekan angka kasus, kami berkoordinasi dengan pemerintah pusat (Kementerian Kesehatan RI) untuk memastikan setiap strategi pencegahan dan penanggulangan dengue diimplementasikan secara efektif,” tutur Faisal. Ia mengingatkan masyarakat untuk terus menerapkan 3M Plus: menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang barang-barang bekas.
Jangan lupakan ‘Plus’ dengan cara mencegah perkembangbiakan nyamuk. Misalnya menanam tanaman yang dapat menangkal nyamuk, memeriksa tempat-tempat penampungan air, memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, menggunakan obat anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi, menggunakan kelambu saat tidur, dan mengenakan pakaian lengan panjang.
Fasial menegaskan, “Pencegahan harus dimulai dari lingkup terkecil, yaitu diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Masyarakat juga bisa mempertimbangkan pencegahan inovatif seperti vaksinasi sebagai bagian dari pendekatan yang lebih komprehensif.” Kita harus bersiap untuk mencegah peningkatan kasus dengue di musim hujan.
Vaksinasi untuk Anak dan Dewasa
Siapa pun bisa terkena dengue terlepas dari di mana mereka tinggal, usia, atau gaya hidup. Dalam tiga tahun terakhir, angka kasus dengue tertinggi terjadi pada kelompok usia produktif, yaitu 15 – 44 tahun. “Namun yang paling rentan terhadap kematian akibat dengue dalam tujuh tahun terakhir adalah kelompok usia 5-14 tahun. Ini menjadi pengingat bahwa pencegahan tidak bisa ditunda dan harus dimulai dari sekarang,” tegas dr. Dewi Sari, Sp.A.
Terlebih, dengue bisa menjangkiti seseorang lebih dari satu kali. “Sudah terkena dengue tidak membuat kita kebal terhadap virusnya. Virus dengue terdiri dari empat serotipe. Kalau kita terjangkit satu serotipe, masih bisa terjangkit serotipe yang lain, dan biasanya infeksi berikutnya lebih berat,” papar dr. Dewi.
Ia menambahkan, perlindungan keluarga yang komprehensif adalah langkah utama untuk menciptakan komunitas yang lebih kuat dan aman dari dengue. “Selain pentingnya menerapkan 3M Plus, metode pencegahan inovatif seperti vaksinasi dapat memberikan tambahan perlindungan kepada keluarga. Hal ini tidak hanya penting bagi anak-anak, tetapi juga seluruh anggota keluarga karena saat kita melindungi diri sendiri dan keluarga, kita juga melindungi komunitas kita,” imbuhnya.
Vaksin dengue telah direkomendasikan penggunaannya oleh asosiasi medis. Yaitu Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bagi anak usia 6-18 tahun; oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) bagi usia 19-45 tahun; dan Perhimpunan Dokter Okupasi Indonesia (PERDOKI) bagi para pekerja di daerah endemik atau bepergian ke daerah endemik. Jangan biarkan peningkatan kasus dengue terjadi. Lindungi diri dan keluarga dengan 3M Plus dan vaksinasi bila memungkinkan. (nid)
____________________________________________
Ilustrasi: Image by freepik