Artis sinetron Marshanda yang sempat dikabarkan hilang di Los Angeles, Amerika Serikat, telah ditemukan Senin malam, 27 Juni 2022. “Marshanda sudah ditemukan dan sekarang dalam pengawasan KJRI LA untuk di pulangkan ke Indonesia, atas permintaan keluarga," ujar Dubes RI untuk AS Rosan Roeslani.
Seperti diketahui, Marshanda mengidap gangguan bipolar. Ia dikabarkan menghilang saat dalam kondisi atau fase mania. Hilangnya Marshanda diberitahukan oleh koleganya, Sheila Salsabila. "Marshanda hilang di Los Angeles, California, AS, saat berada dalam kondisi manic episode (psikosis: keadaan pikiran yang berubah-ubah - gangguan bipolar)," tulis Sheila dalam InstagramStory-nya.
Allysa, adik Marshanda, mengklarifikasi bahwa kakaknya tidak menghilang. "Kami selaku keluarga ingin menginformasikan, saat ini Marshanda baik-baik saja dan tidak menghilang," tulis Allysa di Instagram Story-nya, Senin malam 27 Juni lalu. Ia berterima kasih kepada pihak Kedutaan Besar RI di AS dan Konsulat Jenderal RI di LA, yang telah membantu menangani situasi yang dihadapi.
Allysa juga berterima kasih kepada pihak keluarga, teman, dan kerabat atas dukungannya. "Untuk saat ini dan seterusnya, pernyataan resmi terkait Marshanda, hanya akan disampaikan oleh pihak keluarga," ujarnya. "Mohon pengertian, kami perlu privasi. Mohon doanya agar situasi tetap bisa kondusif seperti sedia kala."
Gangguan Bipolar
Gangguan bipolar merupakan gangguan mental yang menyebabkan perubahan suasana hati, energi, aktivitas, konsentrasi, dan kemampuan melakukan kegiatan sehari-hari. Pengidap bipolar yang merasa sangat gembira, tiba-tiba bisa berubah sedih dan putus asa.
Perubahan suasana hati yang tiba-tiba ini dapat mengganggu tidur, energi, aktivitas, perilaku, dan kemampuan berpikir. Bipolar tidak dapat disembuhkan. Namun, gejala yang timbul bisa dikelola dengan terapi dan pengobatan.
Dua Fase Bipolar
Menurut literatur, penyandang bipolar bisa mengalami perubahan fase (episode) yang sangat cepat. Bisa mengalami kondisi normal di antara fase mania dan depresi. Dari fase mania bisa berubah depresi, tanpa kondisi normal. Bisa mengalami fase campuran (mixed state); di saat merasa sangat energik, juga merasa sangat sedih dan putus asa.
Dua fase yang umum dialami pada gangguan bipolar adalah fase mania dan depresi. Berikut penjelasannya.
1. Fase mania
Dalam fase mania, gejalanya antara lain: sangat bersemangat, merasa bisa melakukan banyak hal, hilang nafsu makan, merasa sangat penting, kuat & berbakat, melakukan sesuatu secara berlebihan, dan lain-lain.
2. Fase depresi
Pada fase ini, penyandang bipolar merasa sangat sedih, hampa, gelisah, sulit tidur, nafsu makan meningkat, bicara lambat, sulit konsentrasi, tidak mampu melakukan hal-hal sederhana, tidak minat melakukan aktivitas, merasa putus asa, tidak berharga, muncul pikiran tentang kematian atau bunuh diri.
Penyebab Gangguan Bipolar
Pakar kesehatan menyatakan, gangguan bipolar karena ada ketidakseimbangan neurotransmitter, zat pengontrol fungsi otak. Bisa karena faktor gen (keturunan), bisa pula dicetuskan karena faktor eksternal. Beberapa faktor yang diduga dapat memicu gangguan bipolar:
- Stres berat
- Pengalaman traumatik
- Pecandu alkohol & narkoba
- Riwayat dalam keluarga
Komplikasi Gangguan Bipolar
Perubahan suasana hati dapat berlangsung lebih lama dan menjadi lebih parah. Fase depresi bisa berlangsung 6 bulan, fase mania 4 bulan. Komplikasi lain: gangguan jantung dan kardiovaskular, diabetes, obesitas, ingin bunuh diri.
Terapi Gangguan Bipolar
Ada beberapa pilihan terapi untuk bipolar. Masing-masing terapi memiliki manfaat dan keunggulan tersendiri, dan pemilihan terapi bersifat individual. Artinya, disesuaikan dengan kondisi tiap orang. Beberapa terapi yang umum digunakan antara lain:
1. Obat-obatan
Dokter biasanya memberi obat untuk menstabilkan suasana hati dan antidepresan. Pastikan untuk hanya mengonsumsi obat dari dokter.
2. Psikoterapi
Penting bagi penyandang bipolar; membantu mengubah emosi, pikiran dan perilaku yang mengganggu.
3. Electroconvulsive Therapy (ECT)
Prosedur stimulasi otak, biasa dilakukan saat mengalami fase depresif dan mania parah, dan obat-obatan sudah tidak membantu.
4. Transcranial magnetic stimulation (TMS)
Pengobatan baru untuk stimulasi otak, menggunakan gelombang magnetik. Bermanfaat bagi pasien dengan berbagai subtipe depresi. Untuk gangguan bipolar, menurut ahli, masih perlu diteliti lebih jauh. (sur)
__________________________________________
Foto: Instagram Marshanda (@marshanda99)