Pagebluk atau wabah COVID-19 belum jelas kapan berakhir. Pemerintah juga menganjurkan untuk menunda berobat ke rumah sakit kecuali dalam kondisi darurat untuk mencegah risiko tertular virus corona. Pada situasi ini IDI menganjurkan untuk memanfaatkan platform telemedicine.
Kondisi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, telemedicine dengan cepat menjadi kebutuhan di banyak negara. Ribuan rumah sakit di Amerika Serikat, Eropa dan China sekarang memberi kesempatan pada pasien untuk ‘bertemu’ dokter melalui video call.
Dilansir dari VOA, Zhou Jian, Direktur Rumah Sakit Pusat Xuhui mengatakan, “Pasien harusmembatasi jumlah kunjungan ke rumah sakit dan waktu yang dihabiskan untuk menunggu, terutama semasa pandemi. Konsultasi online membantu meredam pandemi dan mencegah penyebaran virus tersebut."
Demikian pula yang diungkapkan oleh Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Daeng M. Faqih, bawah mereka yang sedang melakukan isolasi mandiri di rumah bisa memanfaatkan fasilitas telemedicine yang tersaji di platform dan aplikasi kesehatan yang bekerjasama dengan pemerintah untuk pencegahan penyebaran COVID-19.
Sebelumnya dalam konferensi pers BNPB (16/4/2020), dr. Daeng menjelaskan,”BNPB dan Kementerian Kesehatan sudah bekerjasama dengan hampir semua platform telemedicine yang menyediakan konsultasi jarak jauh.”
Dengan memanfaatkan teknologi ini mereka yang harus melakukan karantina di rumah tetap bisa diawasi dan diobservasi oleh petugas kesehatan yang disediakan oleh pemerintah yang sudah bekerjasama dengan hampir semua platform telemedicine yang ada.
“Ikatan Dokter Indonesia sangat mendukung langkah ini karena ini sangat efektif dan sangat efisien melihat pertambahan semakin banyak," jelasnya.
Dalam kesempatan berbeda, Nathanael Faibis, founder Alodok (salah satu platform telemedicine) menjelaskan, selama penanganan pandemi COVID-19 sudah banyak rumah sakit yang over capacity. Oleh karena itu, pemerintah ingin memastikan hanya pasien prioritas saja yang diperbolehkan datang ke rumah sakit, sedangkan pasien yang tidak membutuhkan rawat inap dapat ditangani melalui layanan online.
Menurutnya, telemedicine dapat menghemat waktu dan biaya, serta membantu pasien memutuskan apakah cukup hanya di rumah saja, atau perlu mengunjungi dokter, atau harus masuk ruang gawat darurat.
Layanan kesehatan digital dilengkapi dengan solusi kecerdasan buatan seperti chatbot sehingga mampu menjawab berbagai pertanyaan pasien seputar virus, memberikan informasi terkait hal-hal yang dapat meningkatkan risiko terjangkit COVID-19, dan menyediakan layanan pemeriksaan kesehatan secara mandiri.
Elemen penting lainnya untuk memerangi pandemi ini adalah berbagi data/informasi yang dikumpulkan melalui platform telemedicine kepada satgas penanganan Covid-19 dan pemangku kepentingan lainnya sehingga dapat bekerja sama untuk mengurangi jumlah kasus Covid-19.
“Sejak kasus Covid-19 pertama di Indonesia dikonfirmasi, dokter kami telah melakukan lebih dari 500.000 konsultasi gratis untuk pasien yang merasa khawatir terjangkit virus dan untuk pasien yang memiliki gejala ringan. Jika kondisi pasien memburuk, dokter online akan merujuk pasien ke rumah sakit,” kata Nathanael.
Keuntungan lain adalah rata-rata telemedicine juga menyediakan layanan pengantaran obat langsung ke rumah. Ini sangat berguna bagi anggota masyarakat yang rentan, seperti mereka yang cacat atau lanjut usia. (jie)