Manfaat Sunat saat Dewasa untuk Kesehatan
sunat_dewasa_klem

Manfaat Sunat saat Dewasa untuk Kesehatan

Di Indonesia sunat umumnya dilakukan pada masa kanak-kanak, khususnya mereka yang beragama Islam. Bagi yang belum disunat waktu kecil, tak ada salahnya melakukan sunat saat dewasa. Sunat atau sirkumsisi tak sekadar tuntutan dari aspek agama dan budaya, melainkan juga bermanfaat untuk kebersihan dan kesehatan.

“Salah satu manfaat sunat saat dewasa yakni mengurangi risiko penularan infeksi menular seksual atau IMS kepada pasangan,” ujar dr. Boyke Dian Nugraha, Sp.OG, MARS. Ia melanjutkan, kini banyak perempuan yang meminta pasangannya untuk disunat, untuk alasan kebersihan.

Secara anatomi, kepala penis tertutup kulup atau kulit, sehingga bila tidak disunat, area ini perlu dirawat dan dibersihkan dengan seksama. “Pada laki-laki yang tidak disunat, bisa terdapat kotoran, bakteri, virus, dan lain-lain di kepala penis,” terang dr. Boyke, dalam keterangan tertulis yang diterima OTC Digest. Manfaat sunat saat dewasa tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga pasangan.

Berbagai studi menunjukkan, manfaat sunat melebihi risikonya. Studi yang dipublikasi di The Lancet (2017) menyebutkan, sirkumsisi atau sunat saat dewasa memberi perlindungan terhadap berbagai infeksi, terutama oleh HPV, herpes simplex tipe 2, klamidia, dan sifilis.

Sebagai informasi, HPV (human papilloma virus) tipe 16 dan 18 bisa memicu terjadinya kanker serviks (leher rahim), dan kanker penis. Sebelum menjadi kanker serviks, muncul kondisi yang disebut dysplasia serviks, dan bisa berkembang menjadi kanker bila tidak segera ditangani. HPV juga bisa menimbulkan berbagai penyakit lain, misalnya kutil kelamin yang disebabkan oleh HPV tipe 6 dan 18. Memang HPV kini tidak dianggap sebagai IMS karena bisa infeksi bisa terjadi tanpa kontak seksual, dan bisa terjadi pula pada anak-anak. Namun hubungan seksual memperbesar risiko terjadinya infeksi oleh HPV.

Pilihan metode sunat untuk dewasa

Dulu, sunat dilakukan dengan cara konvensional. Setelah diberi anestesi lokal (bius), kulup dipotong sedikit dari atas. Lalu dilakukan pemotongan melingkar ke kanan, lalu melingkar ke kiri, hingga kulit terlepas. Setelah itu, kulup dirapikan kemudian dijahit. “Dengan pemotongan inim banyak risiko yang bisa terjadi. Misalnya pendarahan, dan risiko infeksi pun cukup tinggi karena ada luka terbuka,” terang Prof. Andi Asadul Islam, Ketua PP Ikatan Ahli Bedah Indonesia (IKABI).

Risiko pendarahan dipengaruhi oleh ukuran penis. “Makin besar ukuran penis, makin besar pula pembuluh darahnya, sehingga risiko pendarahan pun makin besar,” imbuhnya.

Kini metode sunat makin beragam. Untuk dewasa misalnya, bisa dilakukan dengan laser atau electric cauter, klem (clamp), hingga gun stapler. Ketiga metode ini bisa dibilang tidak menimbulkan pendarahan, dan dilakukan dengan bius lokal.

Pada electric cauter, kulup dipotong menggunakan alat berbentuk lempeng besi tipis yang dipanaskan, mirip semacam solder. Dengan cara ini, kulup dipotong tanpa terjadi pendarahan, dan luka langsung kering. Setelah itu ditutup perban, dan tidak boleh terkena air selama beberapa hari.

Teknik klem menggunakan penjepit klem dari plastik. Alat klem dipasang di kepala penis, lalu dipakai selama 6 hari. Dengan cara ini, kulup akan terlepas dengan sendirinya. Keunggulannya, penis boleh terkena air selama memakai klem. Boleh mandi, bahkan berenang pun tidak masalah.

Adapun gun stapler dilakukan dengan memasang alat khusus di kepala penis. Alat ini berbentuk seperti tangkai, dengan dasar berbentuk lingkaran. Kulup akan dipasang mengelilingi dasar ini. Selanjutnya, dipasang “tembakan” (gun) dengan stapler mengelilingi bagian basarnya. Tangkai yang telah dipasang sebelumnya akan memudahkan pemasangan gun. Selanjutnya, gun ditekan dan ditahan beberapa saat. Kulup pun lepas, dan otomatis pinggirannya telah terjahit rapi dengan stapler. Setelah itu, kepala penis diperban, dan tidak boleh kena air selama beberapa hari.

Menurut Prof. Andi, keputusan untuk menggunakan metode sirkumsisi ada di tangan pasien. Hanya saja untuk metode klem, ukuran penis menjadi pertimbangan. Teknik ini khusus untuk penis dengan diameter maksimal 3,4 cm. (nid)

____________________________________________

Ilustrasi: People photo created by svetlanasokolova - www.freepik.com