Seorang mahasiswi ditemukan meninggal di sebuah apartemen di kawasan Cipulir, Kebayoran Lama. Jasadnya dalam kondisi lebam menghitam dan tidak berpakaian lengkap. Melihat kondisinya diduga, korban sudah cukup lama meninggal. “Sudah sulit dikenali, badannya kayak melepuh semua,” ujar Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol. Budhi Herdi Susianto kepada pers, Senin 20 Juni 2022.
Hasil otopsi menunjukkan, korban sempat suntik filler yang menyebabkan adanya gangguan pada jaringan di sekitar bokong. Kuat dugaan, suntik filler dilakukan seorang transpuan pemilik salon berinisial L, di tempat korban ditemukan yaitu apartemen di Cipulir. Lewat CCTV diketahui, L datang ke apartemen dan korban menyambut di lobby apartemen.
Korban tampaknya merupakan pelanggan salon dan cukup mengenal L. Dan, L inilah orang terakhir yang meninggalkan unit apartemen korban, Jumat, 27 Mei 2022. Polisi menetapkan L sebagai tersangka dan atas kasus ini masih terus dilakukan penyelidikan.
Suntik filler menunda tanda-tanda penuaan
Bagi kaum perempuan yang ingin terlihat lebih muda atau agar bisa lebih percaya diri, perawatan dengan filler cukup poluler. Dari beberapa sumber, zat pengisi jaringan lunak ini dimaksudkan untuk menambah volume dan kepadatan bagian tubuh tertentu seperti wajah, payudara atau bokong. Zat pengisi ini dimasukkan ke dengan cara disuntikkan. Tujuannya antara lain untuk:
- Menghilangkan (menyamarkan) kerutan.
- Menghaluskan kulit wajah.
- Memperbaiki bentuk wajah.
- Membuat wajah tampak lebih muda.
- Menyamarkan bekas luka.
Secara medis, suntik filler tidak ada masalah. Namun, tindakan ini hanya boleh dilakukan dokter spesialis kulit, dokter bedah kecantikan atau terapis kecantikan bersertifikat. Bila tidak, suntik filler dapat mendatangkan mala petaka; seperti yang terjadi pada mahasiswi di sebuah apartemen di atas.
Isian yang disuntikkan di antaranya asam hialuronat, komponen alami dari jaringan ikat kulit. Bahan ini paling banyak digunakan, terutama untuk mengatasi kerutan wajah. Ada kalsium hidroksiapatit untuk “mengisi” pipi dan menghilangkan kerutan yang lebih dalam.
Isian lain berupa cangkok lemak. Lemak dari perut atau area lain pada tubuh disedot, lalu disuntikkan ke pipi, pelipis, bibir atau dahi. Ada lagi asam poli-L-laktat, yang dapat mengembalikan volume wajah akibat penuaan atau penyakit.
Tindakan suntik filler memakan waktu sekitar 30 menit, bisa lebih, dan umumnya tidak permanen sehingga harus diulang dan diulang.
Efek samping suntik filler
Secara medis suntik filler sebenarnya aman dilakukan. Bagaimana pun, prosedur ini punya efek samping dan ada risiko yang dapat berakibat fatal, seperti:
1. Alergi
Pasien yang memiliki kulit sensitif dan punya bakat alergi, cairan pengisi yang disuntikkan bisa berbahaya. Kulit terasa panas, sensasi terbakar, ruam kemerahan atau gatal lain. Reaksi alergi berat dapat menyebabkan kematian, bila tidak segera mendapat pertolongan.
2. Infeksi
Bekas suntikan bisa memicu peradangan. Jika terjadi infeksi, ditandai pembengkakan dan rasa sakit. Pasien yang punya riwayat infeksi herpes, suntik filler berbahaya karena dapat memicu reaktivasi virus.
3. Fungsi penglihatan terganggu
Dapat terjadi ketika zat pengisi, secara tak sengaja ikut menyumbat pembuluh darah di sekitar saraf penglihatan (mata).
Efek samping lain umumnya ringan saja. Misalnya granuloma, yaitu benjolan di kulit yang untungnya tidak berbahaya. Benjolan bisa terlihat jelas tapi tidak menimbulkan nyeri.
Efek lain: kulit kemerahan dan sedikit membengkak di sekitar tempat suntikan. Akan hilang sendiri, atau bila dirasa mengganggu kompres dengan air dingin atau es.
Lebih baik tidak sempurna tetapi “asli”
Untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, sebelum memutuskan suntik filler sebaiknya dipertimbangkan secara matang.
Tidak seorang pun yang memiliki tubuh sempurna, mulai dari wajah (pipi, kelopak mata, bibir dan lain-lain), payudara serta bokong. Lebih baik tidak sempurna tetapi “asli” daripada “sempurna” tetapi “palsu”.
Andai pun harus dilakukan, lakukan di klinik dengan dokter spesialis yang ahli di bidangnya. (sur)