lansia dan penyandang penyakit tertentu rentan kena covid-19

Lansia dan Penyandang Penyakit Tertentu Lebih Rentan Terserang Covid-19

Para lansia (lanjut usia) dan penyandang penyakit tertentu menyumbang cukup besar atas naiknya kasus Covid-19. Satgas Covid-19 Rabu sore, 10 Februari 2021 melansir angka total kasus positif 1.244.187 orang,  1.049.612 sembuh dan 33.504  meninggal dunia. Menurut Centers for Disease Control and Prevention, orang usia lanjut dan memiliki riwayat penyakit tertentu memang berpotensi lebih tinggi menderita Covid-19 yang lebih parah. Tingkat keparahan dapat dilihat dari pasien yang menjalani rawat inap, masuk ke ICU, menggunakan intubasi atau mechanical ventilation, sampai meninggal dunia.

Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Covid-19 menyatakan hal yang sama, bahwa orang dengan penyakit penyerta (komorbid) merupakan kelompok yang sangat rentan terpapar virus. Karena itu, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan memberi perhatian khusus bagi mereka. Setelah tenaga kesehatan (Nakes) dan kemudian Nakes berusia >60 tahun, vaksinasi akan segera diberikan kepada para lansia yang jumlahnya sekitar 10% (27-an juta) dari populasi penduduk Indonesia. Vaksinasi terhadap lansia juga diberikan dalam 2 kali penyuntikan. Bedanya, jarak penyuntikan pertama dan kedua adalah 28 hari (bukan 14 hari).

Sekedar gambaran, Satgas Penanganan Covid-19 menyatakan, pada 13 Oktober 2020 dari total kasus yang terkonfirmasi positif Covid-19, sebanyak 1.488 pasien memiliki penyakit penyerta. Prosentase terbanyak adalah penyakit hipertensi 50,5%, diabetes melitus 34,5% dan penyakit jantung 19,6%. Dari 1.488 pasien yang meninggal, 13,2% dengan hipertensi, 11,6% dengan diabetes dan 7,7% dengan penyakit jantung.

Berbeda dengan lansia, risiko Covid-19 pada anak-anak jauh lebih kecil. Namun, anak-anak dengan kondisi kesehatan tertentu dapat meningkatkan resiko terpapar. Di antaranya obesitas, kelainan genetik yang parah, gangguan neurologis berat, kelainan metabolisme bawaan, penyakit jantung bawaan, diabetes, penyakit ginjal kronis, asma, penyakit paru-paru kronis lainnya, serta mengonsumsi obat yang dapat melemahkan kekebalan tubuh. Sehat, konsumsi obat sesuai anjuran dokter, rutin melakukan penyemprotan disinfektan dan, lagi-lagi, mematuhi protokol kesehatan.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakti Tidak Menular Kementerian Kesehatan Cut Putri Arianie, MD, M.H.Kes menyatakan, masa pandemik dapat dijadikan momentum untuk memulai gaya hidup sehat. Mengonsumsi makanan minuman bergizi dengan mengurangi lemak dan gorengan serta memperbanyak buah dan sayur. Melakukan medical check up, olahraga teratur (senam, sepeda statis, dll), menjaga  berat badan ideal, stop merokok dan alkohol.

Bila merasakan gejala Covid-19, diharapkan untuk segera menghubungi layanan kesehatan setempat. (sur)

______________________________________________

Ilustrasi: RitaE from Pixabay