Pada pra-diabetes, fungsi pankreas <100% dalam 10 tahun pertama. “Bila tidak ditangani dengan baik, bisa menjadi diabetes dan pada 10 tahun kedua, fungsi pankreas sudah kurang dari 50%,” papar dr. Tri Juli Edi Tarigan, Sp.PD-KEMD, FINASIM, dari RS Cipto Mangunkusumo. Bila diabetes tidak terkontrol, timbul komplikasi yang bisa menyebabkan kematian. Menurut IDF, pada 2014 terjadi kematian tiap 7 detik akibat diabetes, atau 4,9 juta kematian/tahun.
Komplikasi bisa terjadi di pembuluh darah kecil (mikrovaskular), atau pembuluh darah besar (makrovaskular). Mikrovaskular misalnya gangguan penglihatan (retinopati diabetes); disfungsi ereksi; hingga kerusakan dan gagal ginjal, yang membuat pasien harus cuci darah seumur hidup atau menjalani transplantasi. Pada makrovaskuler, yang paling ditakutkan adalah gagal jantung dan stroke.
Tujuan pengobatan diabetes yakni gula darah terkontrol dengan baik, ditandai dengan HbA1c di bawah 7% (53 mmol/L), untuk mencegah penyakit berkembang dan menimbulkan komplikasi. Studi DCCT (Diabetes Control and Complication Trial) mengungkapkan, penurunan HbA1c 1% dapat menurunkan risiko komplikasi pada mata (retinopati) 38%; pada ginjal 28%, dan 57% serangan jantung/stroke.
HbA1c adalah sel darah merah hemoglobin (Hb) darah yang ditempeli gula, dan menjadi molekul glycosylated haemoglobin. Makin banyak gula dalam darah, makin banyak HbA1c yang terbentuk. Sebagai informasi, Hb hidup selama 8-12 minggu lalu dihancurkan dan diganti dengan yang baru, karenanya HbA1c perlu diperiksa setiap 3 bulan, untuk menilai rerata kadar gula darah selama 8-12 minggu terakhir. Pada orang normal, HbA1c <5,5% (36 mmol).
Mengontrol diabetes tidak mudah. Apalagi, kultur pasien diabetes di Indonesia ‘unik’. “Inginnya sembuh total dan tidak minum obat setiap hari,” ucap dr. Tri. Umumnya pasien baru kontrol dan minum obat teratur, bila sudah ada keluhan atau komplikasi. Ada anggapan, sekali gula darah terkontrol maka akan terus baik, padahal tidak. Diabetes tidak bisa sembuh, hanya bisa dikontrol dengan obat dan monitoring secara teratur.
Banyak yang takut menggunakan insulin, atau menganggap menggunakan insulin berarti penyakit sudah berat. Sedangkan, suntik insulin perlu bagi penyandang DM 1 karena pankreas sudah tidak bisa memroduksi insulin. Konsep pengobatan terbaru, insulin diberikan secara dini pada pasien DM 2. Tujuannya, membantu gula darah cepat turun dan mengurangi beban pankreas dalam menghasilkan banyak insulin.
Jenis terapi atau obat yang dibutuhkan diabetes, berbeda orang per orang, Maka, jangan ikut-ikutan terapi yang dilakukan diabetesi. Secara umum, terapi meliputi nutrisi (diet), olahraga/aktivitas fisik, obat-obatan dan monitoring gula darah secara mandiri. (nid)
Baca juga: Sama-sama Menyandang Diabates, Beda antara Orang Indonesia dan Bule