Koes Hendratmo Meninggal Dunia, Memiliki Riwayat Asma
koes_hendratmo_meninggal

Koes Hendratmo Meninggal Dunia, Memiliki Riwayat Asma dan Sakit Jantung

Berpacu dalam melodi”. Tagline dari kuis yang tayang di TVRI di akhir 1980 ini begitu kuat melekat dalam ingatan kita. Langsung terbayang sosok Koes Hendratmo, yang selalu tampil necis dengan jas hitam saat memandu acara tersebut. Dunia hiburan Tanah Air pun kembali berduka dengan berita Koes Hendratmo meninggal dunia, kemarin, Selasa (7/9/2021).

Penyanyi legendaris yang giat memperjuangkan hak royalti musik pelaku seni itu ditemukan meninggal dunia di kediamannya di daerah Jakarta Barat. Menurut cerita asisten rumah tangga (ART)-nya, pagi hari kemarin pintu rumahnya terpaksa dibuka paksa karena Koes tak kunjung membukakan pintu. Koes memang tinggal sendirian sejak istrinya, Aprilia Puspitawati, meninggal April lalu.

Koes ditemukan di kamarnya, dalam kondisi sudah tidak bernapas. Sekitar pukul 10.30, ia dibawa ke RS Asih untuk memastikan kondisinya. Dokter menyatakan, Koes Hendratmo meninggal dunia sejak masih di rumah. Jenazahnya dimakamkan hari itu juga, di TPU Karet Bivak, Jakarta. Pelantung tembang-tembang sepanjang masa seperti Lambaian Bunga dan Sansaro tutup usia di usia di usia 78 tahun.

 

Memiliki Riwayat Asma dan Sakit Jantung

Putri Koes Hendratmo, Bonita, mengungkapkan bahwa ayahnya memiliki riwayat penyakit jantung dan asma. “Sebelum ayah kena COVID, ayah ada (penyakit) jantung dan asma. Sehingga waktu kena COVID, komorbid asmanya yang paling parah,” ujarnya kepada awak media saat dijumpai di pemakaman.

Meski memiliki riwayat penyakit jantung, secara fisik Koes tampak sehat. Menurut salah seorang sahabatnya, Tantowi Yahya, Koes masih aktif bermain golf. Berita duka bahwa Koes Hendratmo meninggal dunia memang sangat mengagetkan sekaligus menyesakkan dada.

Menurut penuturan Bonita, ada cairan pada paru-paru Koes sebelah kiri bawah, dekat ulu hati. “Saya sendiri sampai sekarang belum mengerti itu dari mana dan gimana, dan apakah sudah bisa dikeluarkan,” lanjutnya.

Tak hanya masalah fisik. Koes tampaknya juga terpengaruh secara psikis karena kematian istrinya. “Kondisinya sudah semakin membaik secara mental. Beliau sudah terlihat lebih fit, tapi karena – mungkin juga karena waktu Lebaran istrinya meninggal. Saya rasa itu juga sangat memukul hatinya,” tutur Bonita, yang mengikuti jejak ayahnya menjadi musisi.

Bonita yang tinggal di Salatiga sempat berbincang dengan Koes melalui telepon, dan mengungkapkan rencananya untuk mengunjungi ayahnya tersebut sebulan sekali. Koes sempat merasa bahwa itu tidak perlu, karena merasa dirinya sudah membaik. Namun Bonita terus meyakinkannya, dan akhirnya Koes setuju.

“Saya bilang, ya sudah Ayah, coba tes lagi COVID-nya apakah sudah 100% habis, supaya saya bisa menginap di rumah Ayah,” ujar Bonita. Koes mengiyakan. Kemarin, rencananya ia akan melakukan tes di RS untuk memastikan dirinya sudah benar-benar bebas dari COVID-19, sehingga aman bila putrinya itu berkunjung dan menginap di rumahnya. “Jadi rencananya entah minggu depan atau dua minggu mendatang, saya sudah bisa menjenguk beliau,” lanjut Bonita.

Namun apa dinyana. Manusia hanya bisa berencana, tapi suratan takdir sudah digariskan. “Tapi ternyata ya… Saya hanya sedih, ketika beliau berpulang, tidak ada yang menemani dia,” ucap Bonita.

Selamat jalan Koes Hendratmo. Karya-karyamu akan selalu abadi. (nid)