kiwil sakit infeksi banyak virus
kiwil sakit infeksi banyak virus

Kiwil Dikira Sakit DBD Ternyata Infeksi Banyak Virus, Ketahui Gejala Infeksi Virus

Lama tak nampak di layar TV mendadak komedian Kiwil dikabarkan sakit berat, terbaring lemah di rumah sakit. Sang istri, Venti Figianti, bercerita awalnya Kiwil dikira sakit DBD (demam berdarah dengue), ternyata bukan.

Kiwil yang bernama asli Wildan Delta (49 tahun) bahkan sempat melewati masa kritis. Kiwil merasakan sekujur tubuhnya sakit hingga hampir tidak mampu bertahan.

Pemeriksaan awal mengarah ke DBD. Namun setelah dilakukan uji laboratorium, Kiwil ternyata infeksi banyak virus.

“Awalnya sih dokter ngira DBD, tapi udah periksa ternyata infeksi dan radang. Dokter bilang ada banyak virus, tapi tidak Corona. Virusnya banyak jadi penyembuhannya satu persatu, nggak bisa sekaligus,” kata Venti, mengutip kanal YouTube Starpro Indonesia.

Melihat kondisi Kiwil yang terbaring lemah, diakuinya membuat Venti cemas dan ketakutan. “Penyembuhannya satu-satu dari kaki, lambung, kemudian paru,” imbuh Venti. Demikian juga setelah virus penyebab randang diobati, dilanjutkan pada pengobatan keluhan di kepala.

Kiwil sempat menuturkan sebelum terbaring sakit, padatnya aktivitas menuntut artis berdarah Minangkabau ini harus bolak-balik Jakarta-Bandung. "Penyebabnya gara-gara terlalu banyak kegiatan, mondar-mandir Jakarta-Bandung tiap hari. Sekarang sudah lebih baik, sudah mulai normal," ungkap Kiwil.

Penularan virus

Virus dapat ditularkan melalui berbagai cara. Beberapa virus dapat menyebar melalui sentuhan, air liur, bahkan udara. Virus lain bisa ditularkan melalui kontak seksual atau penggunaan jarum suntik yang terkontaminasi.

Serangga, termasuk kutu dan nyamuk, dapat bertindak sebagai “vektor”, menularkan virus dari satu inang ke inang lainnya. Makanan dan air yang terkontaminasi juga menjadi sumber potensial infeksi virus.

Jenis virus dan gejalanya

Belajar dari pengalaman komedian Kiwil, penting untuk mengukur daya tahan tubuh dan mewaspadai gejala infeksi.

Beberapa infeksi virus bisa menunjukkan gejala yang serupa, tetapi sebagian dengan gejala khas bila menyerang organ spesifik.

1. Infeksi virus pernapasan

Infeksi virus pernapasan mempengaruhi paru-paru, hidung dan tenggorokan. Virus ini paling sering disebarkan lewat droplet yang mengandung partikel virus.

Rhinovirus adalah salah satu jenis virus yang paling umum, menyebabkan selesma (common cold). Gejalanya seperti batuk, pilek, bersin-bersin, sakit kepala ringan dan nyeri tenggorok dalam beberapa minggu.

Influenza musiman merupakan virus lain yang lebih berat dari selesma. Lebih dari 200.000 orang per tahun dirawat di rumah sakit di AS karena komplikasi flu. Gejalanya lebih berat dari selesma, kerap kali juga menyebabkan nyeri tubuh dan kelelahan parah. Flu cenderung datang lebih tiba-tiba, dibanding selesma.

Respiratory Syncytial Virus (RSV) adalah virus yang bisa menyebabkan infeksi saluran napas atas (seperti pilek) dan bawah (seperti pneumonia dan bronkiolitis). Ini bisa sangat parah pada bayi, anak kecil dan lansia. Virus penapasan lain adalah SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi COVID-19.

2. Infeksi virus di kulit

Infeksi kulit oleh virus dapat menyebabkan gejala ringan sampai parah, dan sering menghasilkan ruam. Virus Molluscum contagiousm menyebabkan benjolan kecil, paling sering menyerang anak-anak 1 – 10 tahun. Benjolan biasanya akan hilang sendiri (tanpa obat) dalam 6 – 12 bulan.

Virus Herpes simplex-1(HSV-1) adalah virus yang umum menyebabkan luka lepuhan di kulit. Ini ditularkan melalui air liur – lewat ciuman atau berbagi makanan/minuman dengan individu yang terinfeksi. Terkadang HSV-1 menyebabkan herpes genital.

Virus lain yang menyerang kulit adalah varicella-zoster virus (VZV); penyebab cacar air. Menimbulkan gatal, lepuhan, kelelahan dan demam tinggi. Vaksin cacar air efektif untuk mencegah infeksi. Orang yang pernah menderita cacar air berisiko terkena herpes zoster, penyakit yang disebabkan oleh virus yang sama.

3. Virus penyebab keracunan makanan

Keracunan makanan antara lain disebabkan oleh virus. Gejalanya juga tergantung dari jenis virus penyebab infeksi.

Virus hepatitis A adalah virus yang menyerang hati selama beberapa minggu hingga bulan. Gejalanya mulai dari kulit kuning, mual, muntah dan diare. Sekitar 15% penderita mengalami penyekit berulang dalam waktu 6 bulan setelah infeksi pertama.

Norovirus dan rotavirus adalah penyebab sebagian infeksi radang lambung dan usus. Infeksi virus ini juga kerap disebut sebagai ‘flu perut’ atau ‘virus perut’ yang menyebabkan mual, muntah, diare dan sakit perut.

4. Infeksi virus lainnya

Beragamnya jenis virus menyebabkan banyak infeksi lain mulai dari yang ringan hingga serius.

Virus Epstein-Barr (EBV) adalah jenis virus herpes yang bisa menyebabkan demam, kelelahan, pembengkakan kelenjar getah bening dan limpa. Lebih dari 90% orang dewasa telah terinfeksi penyakit yang menyebar terutama melalui air liur ini.

Selain virus dengue (penyebab DBD), virus West Nile (WNV) adalah virus lain yang sering ditularkan oleh nyamuk. Kebanyakan orang (70 - 80%) dengan WNV tidak memiliki gejala apa pun sementara yang lain mengalami demam, sakit kepala, dan gejala lainnya.

Pengobatan infeksi virus

Banyak infeksi virus sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan. Pengobatan infeksi virus berfokus pada pengurangan gejala, bukan melawan virus. Misalnya, obat flu membantu meringankan rasa sakit dan hidung tersumbat, tetapi tidak langsung bekerja pada virus flu.

Ada beberapa obat yang bekerja langsung pada virus, disebut obat antivirus. Mereka bekerja dengan menghambat produksi partikel virus. Beberapa mengganggu produksi DNA virus. Lainnya mencegah virus memasuki sel inang. (jie)