Belakangan ini ramai kasus 28 anak di Tasikmalaya dan Bekasi, Jawa Barat keracunan setelah mengonsumsi jajanan ‘chiki ngebul’ yang menggunakan nitrogen cair. Beberapa di antaranya bahkan harus dirawat di rumah sakit.
Keracunan chiki ngebul hanya salah satu yang perlu diwaspadai. Kementerian Kesehatan mencurigai pada kasus berat, anak-anak ini mengalami peradangan usus akibat cairan nitrogen yang masuk di usus.
Perusahaan makanan atau pelaku bisnis kuliner menggunakan liquid nitrogen untuk mempercepat proses pembekuan makanan, seperti es krim, untuk mengolah herbal/rempah kering, dan untuk mendinginkan minuman dengan cepat.
Namun bila pemakaiannya tidak sesuai rekomendasi, berisiko menyebabkan luka bakar. Ini ditegaskan dalam Surat Edaran KL.02.02/C/90/2023 tentang Pengawasan terhadap Pengunaan Nitrogen Cair pada Produk Pangan Siap Saji.
“Menyebabkan radang dingin dan luka bakar terutama pada beberapa jaringan lunak, seperti kulit,” demikian isi surat edaran tersebut.
Menyikapi kasus keracunan chiki ngebul ini, dr. Shela P. Sundawa, SpA dari Primaya Hospital, Depok, berkomentar, “Penggunaanya bukan tidak pernah menimbulkan masalah. FDA pernah mengeluarkan peringatan terkait bahayanya apabila penyajiannya tidak melalui proses yang aman.”
Dalam situs FDA dijelaskan bila liquid nitrogen adalah bentuk nitrogen cair yang tidak berwarna, tidak berbau dan jernih, dengan kepadatan 0,807 g/ml pada titik didihnya (-195,79 °C).
Sedangkan es kering adalah padatan buram dengan kerapatan 97,5189 lb/ft3 pada 78,5°C. Nitrogen cair dan es kering dapat mempertahankan suhu yang sangat rendah. Nitrogen cair dan es kering telah digunakan untuk efek asapnya dalam minuman atau makanan untuk meningkatkan penyajian dan daya tarik konsumen.
“Nitrogen cair dan es kering dapat menyebabkan kerusakan parah pada kulit dan organ dalam jika salah penanganan atau tertelan secara tidak sengaja karena suhu yang sangat rendah.
“Dengan demikian, nitrogen cair dan es kering tidak boleh langsung dikonsumsi atau dibiarkan bersentuhan langsung dengan kulit yang terpapar,” tulis FDA dalam keterangannya.
Melalui akun Twitternya, dr Shela menjelaskan setidaknya ada 2 mekanisme bagaimana nitrogen cair bisa berbahaya bagi tubuh jika pemakaiannya salah.
Pertama, merusak lapisan organ pencernaan karena suhu yang sangat dingin. Kedua, peningkatan volume pada organ pencernaan karena pembentukan gas nitrogen.
“Nitrogen cair pada makanan mungkin tidak sepenuhnya menguap saat makanan sudah sampai di tangan konsumen. Hal ini bisa menyebabkan kulit atau organ dalam yang terpapar mengalami injury karena suhu ekstrim (thermal injury),” tulis dr. Shela sebagai penjelasan mekanisme pertama.
Atau, “bila nitrogen cair berubah menjadi gas akan terjadi ekspansi volume dadakan. 1 L nitrogen cair akan berubah menjadi 700 L gas nitrogen. Walau setetes yang masuk ke tubuh bisa menimbulkan volume yang sangat besar & meregangkan organ dalam saat berubah jadi gas,” tambahnya, sebagai penjelasan mekanisme kedua.
“Melalui dua mekanisme tersebut dapat terjadi kebocoran organ pencernaan dan penumpukan udara yang massif pada rongga perut. Gejala yang ditimbulkan adalah mual, muntah, nyeri perut, diare dan rasa begah di perut,” lanjutnya.
Tidak bisa dipungkiri jajanan chiki ngebul ini sangat menggoda untuk dicoba, memberikan sensasi dingin dan asap yang ngebul dari mulut. Tidak hanya anak-anak, banyak orang dewasa yang mencobanya.
Untuk mencegah keracunan dan dampak buruk lainnya, para ahli menyarankan untuk tidak langsung mengonsumsi makanan yang diproses menggunakan nitrogen cair. Berikan jeda beberapa waktu agar residu nitrogren cair menguap habis, sehingga lebih aman dikonsumsi. (jie)