Stroke adalah pembunuh nomor 1 di Indonesia. Stroke juga menimbulkan gejala sisa, berupa kecacatan permanen. Dampak buruk stroke dapat dicegah jika mendapat penanganan secepatnya. Kenali gejala dan periode emas pertolongan pertama serangan stroke.
Stroke dapat disebabkan oleh sumbatan pembuluh darah otak (stroke iskemik) atau perdarahan akibat pecah pembuluh otak (stoke hemoragik). Sample Registration System (SRS) Indonesia tahun 2014 menyatakan stroke menyebabkan kematian pada 21,1% penduduk Indonesia di semua kelompok umur. Ini menggugurkan pandangan bahwa stroke hanya menyerang orang lanjut usia.
“1 dari 5 kasus stroke akibat obesitas. 1 dari 10 kasus berhubungan dengan merokok. 1 dari 4 kasus akibat kurang konsumsi sayur & buah. 1 dari 4 kasus stroke karena kolesterol tinggi, dan >50% kasus stroke karena hipertensi,” papar dr. Lily S Sulistyowati, MM., Direktur P2PTM Kementerian Kesehatan RI.
Riskesdas 2013 mencatat 46,1% kasus stroke terjadi pada usia 65-74 tahun, 33% usia 55 – 64 tahun, 16,7% pada kelompok umur 45-54 tahun. Menurut Prof. Dr. dr. Hasan Machfoed, Sp.S(K), MS., Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi), terjadi pergeseran kejadian stroke mengarah ke usia muda (40 tahunan) akibat adanya perubahan pola hidup.
“Makan menjadi tidak teratur, stres atau tidak bisa mengelola emosi. Padahal kita itu perlu keseimbangan fisik, spikologis dan sosial (untuk tetap sehat),” tambah Prof. Hasan.
Periode emas
Kesembuhan atau parahnya kecacatan ditentukan dari kecepatan pemberian pengobatan. Terdapat “periode emas” di mana kerusakan sel otak dapat diminimalkan, yakni pertolongan dilakukan maksimal 4-5 jam setelah terjadi serangan stroke.
Untuk itu perlu mengenali tanda-tanda serangan. Metode penilaian sederhana yang disarankan adalah menggunakan “SEGERA KE RS”. Dijabarkan menjadi Senyum tidak simetris, Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba. BicaRa pelo atau tiba-tiba tidak dapat bicara /mengerti kata-kata, Kebas atau baal. Rabun, ditunjukkan dengan pandangan satu mata kabur tiba-tiba. Dan terakhir, Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba, disertai gangguan keseimbangan, seperti merasa berputar dan sempoyongan/gemetar.
Kemudian segera bawa ke rumah sakit terdekat. Tujuannya agar segera diberikan obat untuk mencegah perdarahan semakin meluas, atau obat penghacur sumbatan.
Lamanya penundaan menyebabkan mempengaruhi banyak sedikitnya sel otak yang mati. “Satu detik (pascaserangan) terdapat 32 ribu sel saraf yang hilang, otak menjadi 8,7 jam lebih tua (dari sebelum serangan). Satu menit, 1,9 juta saraf hilang, 3,1 minggu lebih tua.
“Satu jam pascaserangan, 120 juta sel saraf mati, otak lebih tua 3,6 tahun,” tutup dr. Taufik Mesiano, Sp.S., dari Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (Perdossi) dalam Peringatan Hari Stroke Sedunia 2017, beberapa waktu lalu.