Limfoma atau kanker getah bening mungkin tidak ‘sepopuler’ kanker payudara, tapi sebenarnya cukup banyak terjadi. “Limfoma adalah benjolan atau tumor ganas di kelenjar getah bening. Dia menyebar melalui sistem limfatik, yang ada di seluruh tubuh,” terang Dr. dr. Andhika Rachman, Sp.PD KHOM, FINASIM. Penting untuk mengenali gejala limfoma secara dini, karena peluang kesembuhan lebih besar bila kanker ditemukan pada stadium dini.
Limfoma terbentuk dari sel limfosit B (dan Sebagian kecil sel limfosit T) yang membelah secara tidak terkontrol. Secara umum, ada dua jenis limfoma: Hodgkin dan non-Hodgkin. “Bedanya, pada limfoma Hodgkin terdapat sel Reed-Stenberg atau disebut juga sel burung hantu, melalui pemeriksaan patologi. Kalau pada limfoma non-Hodgkin tidak ada,” ujar Dr. dr. Andhika, dalam Peringatan Hari Kesadaran Limfoma Sedunia 2023 bersama Takeda dan CISC (Cancer Information and Support Group) di Jakarta, Jumat (15/9/2023).
Angka kejadian limfoma Hodgkin lebih sedikit dibandingkan non-Hodgkin. Berdasarkan data dari Globocan 2020, limfoma Hodgkin berada di peringkat 28 kanker di Indonesia dengan 1.188 kasus baru, sedangkan limfoma non-Hodgkin berada di peringkat 7 dengan 16.000 kasus baru. “Limfoma Hodgkin lebih banyak dialami oleh usia dewasa muda, dan angka kesembuhannya lebih tinggi dbandingkan non-Hodgkin,” lanjut Dr. dr. Andhika.
Namun demikian, bukan berarti limfoma Hodgkin boleh disepelekan. Tetap perlu dideteksi secara dini dan segera diobati dengan pengobatan yang tepat.
Deteksi Dini dengan Mengenali Gejala Limfoma
Cara mendeteksi dini limfoma adalah dengan mengenali tanda dan gejala yang muncul. Gejala limfoma Hodgkin maupun non-Hodgkin tidak jauh berbeda. Berikut ini gejala yang sering muncul pada limfoma.
1. Benjolan di leher, ketiak, atau pangkal paha
Saat kita flu, batuk, atau terkena penyakit infeksi lainnya, biasanya muncul benjolan di leher, karena kelenjar getah bening membengkak untuk melawan infeksi. Benjolan ini bisaanya terasa nyeri, akan hilang sendiri begitu infeksi sembuh. “Pada limfoma, benjolan akan bertambah besar, tidak sakit, dan tidak hanya satu. Biasanya akan muncul di beberapa tempat di sepanjang pembuluh limfatik,” tutur Dr. dr. Andhika.
Mengingat negara kita endemik TB (tuberkulosis), benjolan di leher kadang dianggap sebaga TB kelenjar. Hal ini dialami oleh Intan Khasanah, penyintas limfoma Hodgkin stadium 4. “Aku tuh awalnya didiagnosis TB. Sudah 8 bulan berobat gak ada perbaikan, malah makin parah. Akhirnya ketahuan kalau benjolan di leher itu limfoma,” ujarnya.
2. Demam
Demam, berkeringat di malam hari dan penurunan berat badan (BB) adalah gejala B symtoms. “Demam biasa tinggi di atas 38 derajat, tapi bisa juga tidak terlalu tinggi, yaitu 37,2 sampai di bawah 38 derajat,” ujar Dr. dr. Andhika. Ini biasa disebut flu-like symptoms, demam, meriang dan menggigil tanpa sebab. “Lucunya, muncul di sore hari,” imbuhnya.
3. Berkeringat di malam hari
Keluhan ini sering kali disalahartikan sebagai TB. Perlu waspada bila disertai dengan gejala-gejala lain yang mengarah ke limfoma.
4. Penurunan berat badan
Jangan senang dulu kalau berat badan turun drastis dalam waktu singkat. Bisa jadi itu merupakan gejala penyakit tertentu, salah satunya limfoma. Waspadai bila BB turun 10% dalam kurun waktu 6 bulan.
5. Kelelahan
Kelelahan akibat limfoma sangatlah ekstrim. Ini juga dirasakan oleh Intan. “Aku mulai kecapekan banget. Tiba-tiba aku sudah gak sanggup beraktivitas,” kenangnya.
6. Gatal-gatal
Ini salah satu gejala limfoma yang cukup khas, meski tidak muncul pada semua orang. Ditengarai, rasa gatal disebabkan oleh sitokin, zat kimiawi yang dilepaskan oleh system imun tubuh sebagai respons terhadap limfoma. Sitokin bisa mengiritasi ujung-ujung saraf di kulit, yang menimbulkan rasa gatal. Gejala ini dialami oleh Ethan Zohn, penyintas limfoma Hodgkin yang pada 2017 lalu pernah ke Jakarta untuk membagikan pengalamannya Bersama CISC.
Dr. dr. Andhika menegaskan, jangan pernah mengabaikan gejala-gejala yang mengarah ke limfoma, seperti benjolan di leher. Mereka yang berusia dewasa muda (15 – 30 tahun) perlu lebih waspada, karena limfoma Hodgkin paling banyak menyerang pada kelompok usia tersebut. Terlebih lagi bila ada riwayat kanker dalam keluarga. Selain itu, secara statistik, kanker ini lebih banyak diderita oleh laki-laki. Yang terpenting, kenali gejala limfoma sedini mungkin. “Makin cepat didiagosis akan makin mudah diobati, dan tingkat kekambuhannya makin kecil,” tandas Dr. dr. Andhika. (nid)