Kanker kepala dan leher (KL) sulit dideteksi dini karena umumnya letaknya tersembunyi. Sementara itu, dampak yang ditimbulkannya luar biasa. “Ruang pada kepala dan leher begitu sempit. Bila dilakukan operasi yang besar, cacatnya pun besar,” ujar dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B(K)Onk dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Bila berhasil ditemukan dini, sayatan operasi kecil. Namun bila telanjur besar, sayatannya pun makin besar. Bahkan rahang bisa sampai dibuang semua. Maka, mengenali gejala awalnya akan sangat membantu agar kanker dideteksi dini. (baca juga: Mengatasi Mulut Kering akibat Kanker Kepala – Leher)
Kanker KL mencakup semua kanker yang terjadi di daerah kepala dan leher. Gejalanya berbeda-beda, tergantung organ yang terserang. Tidak ada patokan berapa gejala yang muncul baru kita perlu waspada. “Yang pasti, perhatikan suatu gejala yang tak kunjung sembuh, meski sudah diobati,” tegas dr. Marlinda Adham, Sp.THT-KL(K), Ph.D dari RSCM.
Yang paling sering pada kanker KL yakni nasofaring, daerah di belakang hidung. “Gejala awalnya, terutama telinga penuh atau pengang, seperti kalau naik pesawat saat pilek. Biasanya satu sisi karena awalnya tumor tumbuh di satu sisi,” ungkapnya. Gejala lain misalnya hidung tersumbat, ada lendir yang bercampur serat-serat darah, dan gangguan penciuman. Bedakan hidung tersumbat akibat alergi. Pada alergi, biasanya disertai bersin dan pilek, yang hilang timbul, karena hanya muncul saat ada pencetus. Waspadai bila hidung tersumbat di satu sisi, tanpa sebab, dan berlarut-larut.
Kanker hidung (sinonasal) adalah yang kedua terbanyak. Gejalanya, hidung tersumbat pada satu atau dua sisi, mimisan, hingus berbau, pipi bengkak. Bila sudah berat, bisa ada sakit kepala hebat karena kanker menekan rongga kepala.
Dr. Marlinda melanjutkan, gejala kanker lidah antara lain sariawan yang tak sembuh-sembuh selama dua minggu padahal sudah diobati, “Dan tidak ada kondisi i gigi yang menyebabkan iritasi atau luka berulang pada daerah tersebut.” Tanda lain, nyeri yang menjalar hingga ke telinga, dan luka/sariawan berdarah, meski darahnya sedikit. Kanker lidah sering muncul di bagian bawah sehingga tidak terlihat.
Suara serak menetap sampai dua minggu bisa jadi tanda dari kanker pita suara (laring). Memang, bisa muncul nodul (benjolan) bila sering terjadi gesekan misalnya pada penyanyi atau pembicara. Namun bila ada benjolan hendaknya diperiksa lebih jauh, untuk memastikan apakah benjolan itu kanker atau bukan. Bila ukuran kanker besar, akan terjadi sesak nafas.
Adapun kanker orofaring, sering ditandai dengan keluhan seperti ada rasa mengganjal pada rongga mulut, atau kesulitan menelan. “Gejala lain, suara bergumam seperti mengemut kentang panas,” imbuh dr. Marlinda. Lesi juga kerap menimbulkan nyeri dan berdarah.
Ia menegaskan, jangan mendiamkan keadaan yang berlarut-larut. “Harus dicari penyebabnya. Jangan mengelak karena takut. Segeralah berobat,” tandasnya. (nid)