Luka kaki dibabetes tidak boleh dianggap sepele. Di Amerika Serikat, menurut American Diabetes Association (2018), diabetes bertanggung jawab terhadap 50% kasus amputasi di Amerika Serikat. Di Indonesia sendiri, penderita luka kaki diabetes diperkirakan mencapai 15%, dengan angka amputasi 30%. Setahun setelah amputasi, angka kematian penderitanya mencapai 14,8%.
Luka kaki adalah salah satu komplikasi diabetes mellitus atau kencing manis yang terjadi pada pembuluh darah kecil. Dijelaskan oleh dr. Rulli Rosandi, Sp.PD-KEMD dari Good Doctor, diabetes memang paling sering mengenai serabut saraf tipe panjang di kaki. “Terjadilah gangguan saraf otonom yang mengeluarkan keringat, sehingga kulit kaki orang diabetes menjadi kering,” terangnya.
Mengapa akhirnya bisa terjadi luka kaki? “Karena keringatnya tidak keluar, kulit menjadi pecah-pecah, sehingga apabila tidak dirawat dengan diberi pelembap, dapat menjadi pintu masuk untuk kuman. Kemudian, kuman berkembang banyak sehingga mulailah luka diabetes,” jelas dr. Rulli, dalam webinar #GoodKnowledgeGoodHealth bekerja sama dengan LSPR Communication & Business Institute, beum lama ini.
Selain itu, penderita diabetes kerap merasa kebas di area kaki, sehingga tidak terasa bila ada luka. Di sisi lain, sirkulasi darah di area kaki penderita diabetes berkurang karena terjadinya penyempitan pembuluh darah di area tersebut. Alhasil luka tidak mencapat cukup pasokan oksigen, yang penting untuk proses penyembuhan. Akhirnya, luka tidak kunjung sembuh, bahkan makin memburuk dan membesar. “Jadi kalau ada luka, harus dirawat tidak tambah naik,” tegas dr. Rulli.
Merawat Luka Kaki Diabetes
“Pengobatan luka kaki diabetes berbeda-beda, tergantung tipe lukanya,” ujar dr. Rulli. Bila ada anggota keluarga yang mengalami luka kaki diabetes, bawalah segera ke dokter, agar bisa mendapat perawatan yang sesuai. Jangan sepelekan luka sekecil apapun.
Secara umum, berikut ini perawatan luka kaki diabetes. Keluarga perlu belajar dari dokter, agar bisa melakukan perawatan di rumah, dan tidak hanya mengandalkan perawatan oleh dokter.
1. Membersihkan jaringan mati
Dokter akan melakukan debridement atau membersihkan semua jaringan mati dan rusak pada luka. Kalus (penebalan kulit) di sekitar luka juga akan diangkat. Debridement penting untuk memicu pertumbuhan jaringan baru yang sehat.
Tanyakanlah kepada dokter yang merawat luka, apakah perlu melakukan debridement di rumah. Jangan lupa, minta kepada dokter/suster untuk mengajari bagaimana cara melakukannya dengan tepat.
2. Menjaga kelembapan luka
Berbeda dengan pemahaman kita dulu bahwa luka harus kering, ilmu terkini justru menemukan bahwa luka harus dijaga supaya tetap lembap. Di sinilah peranan perban. Ada berbagai jenis perban, tapi tujuannya sama, yaitu menjaga kelembapan luka. Pemilihan perban (dressing) disesuaikan dengan tipe luka, derajat keparahan luka, hingga kemampuan pasien dan keluarga, karena harga perban tertentu bisa sangat mahal.
Salah satu cara murah dan sederhana untuk menjaga kelembapan luka yaitu dengan mengairi luka menggunakan cairan infus NaCl setiap hari. Setelah itu, luka dibungkus dengan kasa. Memang lebih repot, karena luka harus dibersihkan dan diairi setiap hari, sedangkan dengan perban khusus, mungkin perban cukup diganti 3 hari sekali, saat kontrol ke dokter. Diskusikanlah dengan dokter mengenai perban yang sesuai.
3. Mengurangi tekanan
Hal ini sangat penting untuk mendukung proses penyembuhan luka. Usahakan kaki mengalami tekanan seminimal mungkin. Misalnya dengan memodifikasi sepatu dengan menambahkan bahan yang empuk pada insol, atau penggunaan tongkat. Bila diperlukan, bisa pula menggunakan kursi roda, sehingga penderita tidak banyak berjalan.
4. Mengatasi infeksi
Luka terasa nyeri, bengkak, tampak kemerahan, dan terjadi pengerasan, adalah tanda bahwa luka terinfeksi. Namun, jangan sembarangan memberikan antibiotic, karena penggunaan antibiotic yang tidak tepat, bisa memicu terjadinya resistansi kuman. Berikanlah antibiotik hanya atas resep dokter, dan berikan sesuai anjuran.
5. Mengontrol gula darah
Tidak kalah penting, tetap kendalikan gula darah penderita. Berikan obat sesuai anjuran dokter. “Tipe orang dengan diabetes mempunyai keunikan sendiri-sendiri. Obat yang cocok untuk A belum tentu cocok untuk B atau C. Pemilihan terapi diabetes sebaiknya berdasarkan pertimbangan dari dokter,” ucap dr. Rulli. Jangan lupa, jaga pola makan penderita.
Merawat luka kaki diabetes butuh penanganan serius. Jangan pernah dianggap sepele, karena bisa berakibat fatal. Untuk mencegah luka kaki, biasakanlah mengoleskan pelembap tiap sehabis mandi, dalam keadaan kulit masih agak lembap. (nid)
____________________________________________