kandungan antioksidan dalam habbatussauda
kandungan antioksidan dalam habbatussauda

Ini Kandungan Antioksidan Habbatussauda dan Bagaimana Mengonsumsinya

"Sesungguhnya pada jintan hitam itu terdapat obat untuk segala macam penyakit, kecuali kematian," Rasullulah SAW bersabda dalam hadist Abu Hurairah r.a.

Habbatussauda atau jintan hitam adalah herbal yang kondang dipakai untuk banyak penyakit. Tanaman ini diketahui mengandung antioksidan kuat, yang membuatnya memiliki manfaat terapeutik. 

Habbatussauda telah digunakan lebih dari 2000 tahun khususnya oleh suku Indian dan Arab untuk berbagai penyakit termasuk diabetes, meningkatkan daya tahan tubuh, masalah penapasan, ginjal, hati, hingga jantung.

Studi menyatakan tanaman yang memiliki nama Latin Nigella sativa ini mengandung senyawa aktif utama yaitu thymoquinone (TQ). Senyawa ini memiliki aktivitas antioksidan yang kuat, sekaligus anti-inflamasi, antivirus, anti mikroba dan imunomodulator.

Penelitian Bahareh A, Hossein H, dll (dalam jurnal Planta Medica 2016) menyatakan tanaman ini memiliki senyawa bioaktif lain seperti tocopherols, saponin, protein, karbohidrat, vitamin A dan C, serta betakaroten. 

Mengurangi cedera paru

Riset menunjukkan manfaat habbatussauda untuk saluran napas. Dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Cuneyt Tayman, dkk dari Department of Neonatology, GATA Military School of Medicine, Ankara, Turki didapati bahwa minyak jintan hitam mampu mengurangi cedera paru pada tikus yang disebabkan oleh hiperoksia (kadar oksigen yang terlalu tinggi).

Studi lain pada manusia – ditulis di Chinese Journal of Natural Medicine - menyebutkan minyak habbatussauda bisa mengurangi gejala alergi berupa penyumbatan hidung, hidung gatal, hidung berair dan bersin-bersin setelah dua minggu penggunaan.

Bahkan selama pandemi COVID-19, senyawa thymoquinone menunjukkan aktivitas antivirus terhadap virus SARS-CoV-2, serta mampu menghambat replikasi virus penyebab COVID-19 ini.

Meningkatkan imunitas

Herbal ini juga teruji secara klinis dapat meningkatkan respon imun dan mengurangi respon peradangan.

Senyawa aktifnya diketahui mampu meningkatkan proliferasi splemocyte (pengulangan siklus /semacam regenerasi sel darah putih di limpa), menurunkan sitokin dan respon peradangan. Ini berdampak pada sistem pertahanan tubuh yang kuat. 

Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), Dr. (Cand.) dr. Inggrid Tania, M.Si (Herbal) menjelaskan, “Di tengah kondisi pandemi saat ini, menjaga sistem imun merupakan kunci dalam menjaga kesehatan. Salah satu upaya untuk memelihara dan meningkatkan sistem imun adalah dengan mengonsumsi herbal seperti habbatussauda, meniran dan jahe.”

Habbatussauda dalam bentuk suplemen bisa dikonsumsi hingga tiga kali sehari dengan aman. “Namun, saat akan mengkonsumsi habbatussauda dalam bentuk suplemen, pastikan suplemen tersebut telah melewati cara pembuatan obat tradisional yang baik (CPOTB),” imbuhnya. 

CPOTB adalah petunjuk yang menyangkut aspek produksi dan pengendalian mutu obat tradisional yang meliputi seluruh rangkaian pembuatan obat tradisional. Dimaksudkan agar produk obat tradisional yang dihasilkan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan penggunaan.

Cara enak konsumsi habbatussauda

Selain dikonsumsi sebagai suplemen, habbatussauda bisa dikonsumsi dengan beberapa cara lain. Hal ini bisa dilakukan sebagai alternatif agar tidak merasa minum obat atau jamu. 

Misalnya saja dengan memasukkan jintan hitam sebagai sebagai bahan masakan, diminum dengan madu, ditambahkan dalam salad. Selain itu, untuk makanan seperti oat dan yoghurt pun masih bisa disantap nikmat dengan tambahan habbatussauda. 

Sebelum mencampurkan habbatussauda dengan alternatif makanan, ada baiknya untuk merebus atau menyangrai terlebih dahulu lalu menggiling biji habbatussauda hingga teksturnya menjadi bubuk. 

Habbatussauda yang sudah berupa bubuk bisa disimpan dalam toples kedap udara agar lebih tahan lama. (jie)