gejala long covid yang perlu didiskusikan dengan dokter
gejala long covid yang perlu diwaspadai

Ini 12 Gejala Long COVID yang Perlu Anda Diskusikan Dengan Dokter

Belum ada panduan diagnosa untuk mengonfirmasi bila seseorang mengalami gejala COVID-19 jangka panjang (long COVID). Tetapi mereka yang merasa mengalami long COVID sebaiknya mendiskusikannya dengan dokter.

“Seseorang bisa menderita akibat long COVID tetapi tidak mengetahuinya kerena mereka tidak memiliki pengetahuan untuk mengidentifikasi sendiri,” terang Fidaa Shaib, spesialis paru di Baylor College of Medicine, AS, dilansir dari Science Alert.

Gejala long COVID bisa sangat beragam, Shaib menambahkan, ini bahkan bisa membuat dokter kesulitan mengidentifikasinya.

Riset skala besar di Inggris menemukan bila satu dari 10 penyintas COVID-19 akan menderita long COVID - didefinisikan sebagai mengalami gejala yang menetap selama >3 minggu setelah terinfeksi.

Dr. Ziyad Al-Aly, epidemiolog dan kepala peneliti di rumah sakit pendidikan Veterans Affairs di St. Louis, AS, mengatakan bahwa sindroma (kumpulan gejala) tersebut dapat mempengaruhi hampir setiap organ dalam tubuh.

Gejala long COVID belum bisa dipastikan apakah disebabkan langsung oleh virus corona, atau terpicu oleh stres dan trauma terkait infeksi SARS-CoV-2. Namun begitu, penderita kerap kali membutuhkan bantuan untuk mengatasi gejala yang muncul, terutama bila berhubungan dengan penyakit kronis, imbuh dr. Shaib.

Berikut ini adalah 12 gejala long COVID yang perlu didiskusikan dengan dokter:

Brain fog

Satu dari lima penderita long COVID melaporkan mengalami brain fog (kabut otak) enam bulan setelah terinfeksi, menurut analisa dari 51 penelitian. Kasus ini terlepas dari apakah pasien dirawat di rumah sakit atau tidak.

Brain fog berdampak pada kondisi mental individu dengan bermacam-macam gejala, ciri khasnya adalah bengong. Penderita mengeluhkan sulit mengingat, terlambat berpikir, tiba-tiba ngeblank atau tidak bisa fokus, padahal sebelumnya bukan tipe pelupa.

Kelelahan (fatigue)

Enam dari 10 penyintas COVID-19 yang dirawat di rumah sakit melaporkan mengalami kelemahan otot dan kelelahan enam bulan kemudian, menurut penelitian di China yang dipublikasikan di jurnal Lancet.

Baik kelelahan dan brain fog merupakan ciri khas sindrom kelelahan kronis.

Gangguan tidur

Satu dari lima penderita COVID-19 melaporkan mengalami kesulitan tidur enam bulan setelah terinfeksi, menurut analisa dari 51 penelitian.

Sesak napas dan batuk terus menerus

Riset Dr. Ziyad Al-Aly, dkk (diterbitkan di jurnal Nature, April 2021) memperlihatkan sesak napas dan batuk yang terus menerus banyak dialami penyintas COVID-19 dalam satu sampai enam bulan pasca infeksi. Studi ini melibatkan lebih dari 73.000 veteran di AS.

Masalah jantung

Gangguan irama jantung dan palpitasi (sensasi saat jantung berdetak lebih kencang) tercatat banyak dirasakan penyintas COVID-19, menurut riset veteran di AS.

Penyintas COVID-19 juga memiliki peningkatan risiko gagal jantung, aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah) dan penggumpalan darah dalam enam bulan setelah infeksi.

Miokarditis, suatu peradangan pada otot jantung, juga terlihat pada beberapa penderita long COVID.

Gangguan mental dan saraf

Jurnal Lancet Psychiatry mencatat satu dari tiga orang yang terinfeksi COVID-19 mengembangkan kondisi gangguan saraf atau mental dalam enam bulan setelahnya.

Kegelisahan dan gangguan mood, termasuk depresi, adalah yang paling banyak dilaporkan.

Hilang penciuman

Di antara mereka yang kehilangan indera penciuman (anosmia) setelah COVID-19, sepertiganya tidak pulih selama dua bulan atau lebih.

Gangguan pencernaan dari diare sampai tidak nafsu makan

Riset di China menemukan lebih dari 40% pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit mengalami gangguan pencernaan tiga bulan pasca infeksi.

Paling banyak mengalami hilang nafsu makan, mual, asam lambung naik dan diare.

Ruam kulit dan rambut rontok

Beberapa penyintas COVID-19 melaporkan mengalami ruam kulit dalam enam bulan setelah sembuh, menurut riset pada veteran di AS.

Sementara studi di China mendokumentasikan kejadian rambut rontok di antara 22% penyintas enam bulan setelah keluar dari rumah sakit.

Sesak dada dan nyeri otot/sendi

Dalam survei tentang long COVID yang dipublikasikan Desember 2020, sembilan dari 10 orang melaporkan gejala seperti sesak dada, nyeri otot atau sakit sendi satu bulan setelah infeksi.

Gejala tersebut bahkan bertahan hingga tujuh bulan pada beberapa responden.

Diabetes

Studi veteran di AS juga menunjukkan penderita long COVID 39% lebih mungkin untuk mendapatkan diagnosis diabetes baru dalam enam bulan setelah infeksi.

Gangguan ginjal

Riset veteran di AS menambahkan penyintas COVID-19 juga berisiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit ginjal akut. (jie)